JAKARTA - Liburan Natal 2022 dan Tahun Baru (Nataru) 2023 telah tiba. Kali ini liburan Nataru berbeda dengan liburan Nataru sebelumnya. Masyarakat Indonesia menyambutnya dengan penuh suka cita. Alhasil, ketika masa liburan tiba, sontak frekuensi perjalanan orang yang menggunakan moda transportasi meningkat sangat pesat. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kemenhub memprediksi potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada Nataru tahun ini mencapai 44,17 juta orang, jumlah yang sangat besar jumlahnya.
Hati-Hati Cuaca Ekstrem
Di tengah kegembiraan menjalani liburan Nataru tahun ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan, besar kemungkinan wilayah Indonesia pada tanggal 27 Desember 2022 - 2 Januari 2023 diliputi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu kenyamanan dan keselamatan transportasi.
BMKG menyebut pertumbuhan awan hujan di Indonesia masih berpotensi hujan sangat lebat hingga ekstrem dalam sepekan ke depan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, seperti yang dikutip media mengungkapkan, beberapa wilayah seperti Wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, dan Papua Barat perlu bersiaga untuk menghadapi hujan ekstrem pada akhir pekan Desember 2022 hingga beberapa hari ke depan.
Terhadap situasi cuaca yang berpotensi berdampak pada terganggunya kenyamanan bertransportasi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menghimbau kepada masyarakat transportasi untuk mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem yang diprediksi oleh BMKG tersebut.
“Kami telah berkoordinasi dengan BMKG dan BNPB untuk mengantisipasi potensi cuaca yang tidak bersahabat pada akhir tahun. Pada tahun 2020 lalu, kita ada suatu masalah banjir di jalur tol. Untuk itu saya mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada adanya resiko banjir,”ujarnya.
Dunia Penerbangan Tingkatkan Kewaspadaan
Peringatan terhadap cuaca ekstrem yang dapat menganggu dunia penerbangan juga disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni. Maria Kristi mengingatkan agar dunia penerbangan untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan dalam mengantisipasi cuaca buruk terutama di tengah musim liburan Natal dan Tahun Baru periode 2022 - 2023. Hal ini dimaksudkan agar seluruh perjalanan transportasi udara dapat berlangsung dengan selamat, aman dan nyaman.
Kristi meminta seluruh operator penerbangan untuk aktif melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait dan melakukan mitigasi terhadap potensi ramalan cuaca buruk. Di sisi infrastruktur penunjang penerbangan, Ditjen Hubud telah memastikan dan melakukan kalibrasi terhadap fasilitas navigasi penerbangan, bekerja sama dengan Balai Kalibrasi Penerbangan, AirNav, dan Angkasa Pura.
"Dalam kondisi apapun, kita harus memprioritaskan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan untuk pengguna jasa penerbangan. Jangan paksakan jika kondisi cuaca memang tidak memungkinkan untuk terbang," ujar Kristi.
Penyeberangan Perhatikan Faktor Keselamatan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta kepada jajaran PT ASDP Indonesia Ferry dan seluruh pemangku kepentingan di sektor penyeberangan untuk meningkatkan aspek keselamatan dalam menghadapi potensi gangguan cuaca angin dan arus laut yang bergerak kencang di masa libur natal dan tahun baru. “Gangguan cuaca ini akan mempengaruhi jadwal keberangkatan dan kedatangan kapal menjadi tidak pasti. Untuk itu kita harus menjaga aktivitas penyeberangan dari dermaga demi keselamatan penumpang.,” ujar Menhub saat meninjau Pelabuhan Merak – Bakauheni, Sabtu (24/12) lalu.
Merak – Bakauheni merupakan salah satu titik krusial yang berpotensi terjadi kepadatan penumpang dan kendaraan yang akan menyeberang di masa libur Nataru. Untuk itu, antisipasi khusus perlu dilakukan untuk menjaga kelancarannya.
Dalam tinjauannya, Menhub menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama segenap pemangku kepentingan yakni: TNI, Polri, Pemerintah Daerah, PT ASDP, BMKG, dan unsur terkait lainnya, untuk memastikan pergerakan penumpang dan kendaraan di Pelabuhan Merak – Bakauheni berjalan dengan selamat, aman, nyaman dan juga mengedepankan aspek kesehatan.
Selain kondisi cuaca ekstrem, sejumlah catatan yang disampaikan Menhub yaitu meminta PT ASDP sebagai pengelola pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni untuk lebih meningkatkan upayanya dalam menjaga kelancaran proses keluar masuk kendaraan ke kapal agar tidak terjadi kepadatan yang mengular. Untuk mendukung kelancaran keluar masuk kapal, Menhub juga mengimbau masyarakat untuk membeli tiket secara daring agar perjalanan lebih lancar dan nyaman.
Tingkatkan Koordinasi dan Kolaborasi
Kementerian Perhubungan bersama stakeholder transportasi lainnya, lanjut Menteri Budi, telah berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Kepolisian, BMKG, Kementerian PUPR, Jasa Marga, dan unsur terkait lainnya untuk menyiapkan sejumlah upaya mengantisipasi terjadinya kepadatan, dan menanggulangi resiko banjir. Untuk menanggulangi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan resiko banjir di jalan tol. Upaya yang dilakukan yaitu membuat gorong-gorong di jalan tol dan melakukan rekayasa pembuatan hujan.
Sementara itu, untuk mengantisipasi terjadinya kepadatan lalu lintas, telah disiapkan pemberlakukan manajemen rekayasa lalu lintas seperti one way atau contra flow. “Korlantas Polri memiliki kewenangan untuk menerapkan rekayasa lalu lintas di lapangan, namun saya minta rekan-rekan kepolisian dalam menerapkan rekayasa lalin juga memperhatikan dampak yang akan terjadi di cabang-cabang jalan lainnya dan juga jalur di arah balik,” ucap Menhub.
Jalur Tol Jakarta, Cikampek hingga Semarang, menjadi salah satu titik krusial terjadinya kepadatan di masa libur natal dan tahun baru. Pemantauan jalur tol dilakukan Menhub melalui helikopter dari Halim, Jakarta sampai ke Cikampek. Setiba di Cikampek, Menhub melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah pihak terkait di kantor Jasa Marga, Km 71b, Cikampek Utama.
Sejumlah jalur tol baru yang perlu diantisipasi terjadi kepadatan yaitu Cisumdawu dan Jakarta Cikampek 2 yang berpotensi terjadi kepadatan. Selain itu, beberapa titik jalan juga menjadi perhatian karena berpotensi terjadi banjir karena adanya cuaca ekstrem di akhir tahun yaitu di Km 136, Km 151, dan jalan nasional di Jembatan Sungai Cipunegara, Subang.
“Jalur tol dari Jakarta sampai ke Semarang kita prediksi akan terjadi kepadatan. Dari pemantauan kami lewat udara, terlihat peningkatan sudah terjadi namun belum ada kemacetan atau lalu lintas yang tersendat,” ujar Menhub.
Lebih lanjut, Menhub meminta pihak kepolisian untuk melakukan pengawasan di daerah wisata dan melakukan penegakan hukum terhadap bus-bus pariwisata yang melanggar ketentuan.
Selanjutnya, Menhub juga memberikan imbauan kepada masyarakat yang bepergian menggunakan sepeda motor agar berhati-hati dan tetap mengutamakan keselamatan. “Sebaiknya jangan melakukan perjalanan lebih dari 100 km. Karena dari statistik menunjukkan kecelakaan jalan tertinggi melibatkan para pengguna sepeda motor,” kata Menhub.
Kelaikan Bus Pariwisata Harus Jadi Perhatian
Terhadap kenyamanan transportasi darat dalam liburan Nataru kali ini, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat bersama dengan stakeholder lainnya melakukan pengawasan khususnya terhadap bus-bus pariwisata yang digunakan oleh masyarakat untuk berlibur dengan melakukan pengecekan kelaikan terhadap bus pariwisata.
Menurut Direktur Lalu Lintas Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Cucu Mulyana, pengecekan kali ini difokuskan pada pemeriksaan bus pariwisata yang sebagian besar digunakan oleh masyarakat untuk berwisata. “Penanganan terhadap bus pariwisata ini menjadi sebuah hal yang sangat penting, tujuannya untuk memastikan kelaikan operasional bus pariwisata dan memastikan masyarakat menggunakan bus yang laik jalan,” ujarnya.
Cucu mengimbau bagi masyarakat yang akan berlibur diminta agar menggunakan bus pariwisata yang laik jalan, memiliki bukti KIR dan izin operasional sehingga upaya untuk menggunakan kendaraan bus pariwisata yang aman dan nyaman dapat terpenuhi. (IS/AS/RY/HG)