Banjarmasin - Presiden Joko Widodo telah meresmikan Bandara Syamsudi Noor di Banjarmasin pada Rabu (18/12). Dia berharap dengan terbangunnya terminal bandara baru ini dapat memacu perkonomian masyarakat di Kalimantan Selatan.
"Kita bangga perlu lah, sekarang bandaranya lebih besar, tapi yang penting timbulkan triger ekonomi di daerah, jadi masyarakat betul-betul merasakan. (Bandara) Ini memang benar-benar bagus betul, dari tadi saya turun tadi memang gede banget dan bagus betul," ujar Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi menceritakan kilas balik Bandara Syamsudi Noor yang lama. Ia mengatakan bandara saat ini lebih besar 8 kali lipat dari yang sebelumnya, hal tersebut merupakan loncatan tinggi dari Pemerintah.
Dirinya juga mengatakan bahwa pergerakan penumpang di Bandara Syamsudin Noor mengalami pertumbuhan 10 persen lebih. Presiden Jokowi berharap setelah adanya terminal bandara yang baru ini dapat menyambungkan juga ke sektor pariwisata pertanian dan perkebunan.
"Banyak yang menyampaikan infrastruktur gunanya dan manfaatnya apa, antar negara persaingan betul-betul sangat sengit sekali, antar negara kalau daya saing kita kalah jangan bermimpi kita jadi negara maju. Kita kejar baik namanya jalan tol, airport, pembangkit listrik, pelabuhan, kawasan-kawasan industri semuanya berkaitan itu terus kita kejar," jelasnya.
Sementara itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan jika koordinasi yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN dan Kementerian PUPR sangat berjalan baik dengan Pemerintah Daerah. Permasalahan seperti lahan tanah aksessbilitas dapat diselesaikan guna membangun infrastruktur yang memberi dampak positif bagi masyarakat.
"Patut dibanggakan bahwa semua yang bangun desain adalah karya anak bangsa, selain itu kita tahu pas blusukan, Kalsel luar biasa ada sungai mineral, terminal baru ini bertajuk jewel of borneo," tandasnya.
Sebagai informasi Bandar Udara Syamsudin Noor merupakan salah satu bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I (Persero) dengan area pelayanan utamanya untuk wilayah provinsi Kalimantan Selatan. Bandara ini memiliki luas area 257 hektar, sebelumnya bernama Lapangan Terbang Ulin yang mulai beroperasi sejak tahun 1936 dan pada tahun 1975, bandara ini resmi ditetapkan sebagai bandara sipil dan diubah namanya menjadi Bandara Syamsudin Noor.
Berdasarkan data trafik penumpang, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin pada 2018 melayani 3,9 juta penumpang, sementara kapasitas ideal terminal yang ada hanya dapat menampung 1,6 juta penumpang per tahun.
Dalam upaya peningkatan kapasitas dan pelayanan, PT Angkasa Pura I (Persero) membangun terminal baru Bandara Syamsudin Noor beserta fasilitas penunjang lainnya untuk mengatasi permasalahan lack of capacity ini dengan nilai investasi sebesar Rp 2,2 triliun. Proyek pengembangan bandara ini juga termasuk ke dalam salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan pada tanggal 10 Desember 2019 yang lalu hasil pengembangan tersbut telah dioperasionalkan dalam rangka pemanfaatan hasil pengembangan.
Proyek Pengembangan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin terdiri dari 2 Paket pekerjaan.
Paket I yang efektif dimulai pada tahun 2018 meliputi pekerjaan diantaranya pembangunan gedung terminal penumpang seluas 77.569 m2 yang mampu menampung 7 juta penumpang/tahun, dilengkapi dengan 42 Check-In Counter, 3 buah garbarata dan 4 buah baggage conveyor.
Paket 2 yang efektif dimulai tahun 2017 meliputi pekerjaan diantaranya perluasan apron untuk seluas 129.812 m2 untuk menampung parker 14 pesawat narrow body, fasilitas bangunan penunjang serta infrastruktur pendukung lain termasuk Gedung Kargo seluas 3.079 m2 dan halaman parkir kendaraan seluas total 36.780 m2 untuk menampung 1.199 kendaraan roda 4 dan 720 kendaraan roda 2.
Dalam peresmian ini dihadiri oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Tohir, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Dirjen Perhubungan Udara Polana B Pramesti dan Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi. (LKW/RDL/YSP/HA).