Palangkaraya- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah meresmikan Terminal Penumpang Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (8/4). Presiden berharap Bandara Tjilik Riwut bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah.

"Kita harapkan Bandar Udara Tjilik Riwut ini bisa menjadi sebuah motor perubahan ekonomi di Kalimantan Tengah dan itu terlihat dari jumlah penumpang yang meningkat sangat tinggi dan juga pertumbuhan kargo yang juga sangat tinggi," ujar Presiden.

Sekitar pukul 17.00 WITA Presiden RI menekan tombol sirine sebagai tanda diresmikannya Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Presiden menjelaskan pembangunan Bandara Tjilik Riwut ini telah dikerjakan selama 4,5 tahun dan telah menggelontorkan 700 miliar dana APBN.

"Ya ini pembangunan Bandar Udara Tjilik Riwut yang telah dikerjalan 4,5 tahun dan kurang lebih menghabiskan 700 miliar yang semuanya di bebankan dianggaran APBN kita. Baik itu pembangunam terminal, taxi way maupun perpanjangan runway yang sebelumnya kurang lebih 5000 meter persegi menjadi 29.000 meter persegi artinya 6 kali lipat sekarang ini, besar sekali," ucap nya.

Lebih lanjut, Presiden menjelaskan pembangunan ini sebagai sebuah antisipasi pertumbuhan penumpang dan kargo. Kalimatan Tengah ini mempunyai potensi penumpang akan meningkat sangat pesat.

"Yang jelas ini adalah sebuah persiapan mengantisipasi pertumbuhan penumpang dan kargo di Kalteng yang peningkatannya sangat tinggi," ucapnya.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan akan mendorong AP II sebagai pengelola dan Pemerintah daerah untuk menjalin kerjasama agar mempromosikan wisata daerah Kalimantan Tengah.

"Ini kan kaya telor dan ayam. Sekarang kita sudah bangun telornya, tinggal AP II bekerja sama dengan pemda untuk menciptakan dan mempromosikan wisata apa yang potensial di sini. Dengan hutan yang lebar dan jenis makanan yang banyak Kalteng punya potensi yang banyak untuk dikembangkan, karena destinasi wisata tidak pernah abis," jelas Menhub.

Dirinya juga menjelaskan bahwa dengan adanya Bandara di luar pulau jawa sebagai tanda bahwa Kementerian Perhubungan sangat intensif dalam membangun konektivitas dengan paradigma Indonesia sentris.

Ia mengatakan saat ini baru ada 32 penerbangan di Bandara Tjilik Riwut karena warga masih memilih ke Banjarmasin. Namun pemerintah yakin jumlah penerbangan akan semakin bertambah seiring meningkatnya jumlah penumpang.

Sebagai informasi terminal yang baru diresmikan ini memiliki luas 29.124 meter persegi yang dapat menampung hingga 2.200 orang per hari. Sebelumnya hanya memiliki luas 3.865 meter persegi dan hanya berkapasitas 600 orang. Landasan pacu (runway) berukuran 2.500 m x 45 m, apron 238 m x 110 m serta parking stand dapat menampung 4 pesawat berbadan lebar.

Setelah peresmian ini, ada kemungkinan sejumlah maskapai membuka rute baru seperti Citilink dengan rute Makasar - Palangkaraya PP yang sebelumnya hanya diterbangi oleh Wings Air. Maskapai yang melayani penumpang di Bandara Tjilik Riwut adalah Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air, Wings Air dan Transnusa dengan total 34 pergerakan pesawat.

Bandara Tjilik Riwut ini sebelumnya dikenal dengan nama Pelabuhan Udara Panarung Berdiri, dan diresmikan oleh Residen Kalimantan Tengah yaitu Bapak Tjilik Riwut pada tanggal 1 Mei 1958. Setelah itu ditanggal 24 September 1973 diserahkan oleh Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan RI.

Pada November 1988 melalui surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108/TK/1988 Tjilik Riwut ditetapkan sebagai pahlawan nasional sehingga tepat di hari pahlawan 10 November 1988 nama Pelabuhan Udara Panarung diubah menjadi Bandar Udara Tjilik Riwut dan ditandatangani oleh Menteri Perhubungan RI Ir. Azwar Anas, hal tersebut guna mengabadikan nama Tjilik Riwut. (LKW/RDL/CA/HA)