(Jakarta, 14/8/2012) Meski terkesan sepele, namun pekerjaan sebagai penjaga perlintasan kereta api harus  dihargai, karena menyangkut keselamatan orang banyak khususnya pengguna kendaraan bermotor
 
Wajah 50 orang yang berseragam putih biru tua itu terlihat begitu sumringah. Karena baru saja menerima beras 1 karung, bingkisan sembilan bahan pokok (sembako) dalam satu dus besar serta satu parcel aneka buah-buahan di dekat perlintasan Bukit Duri Jakarta Timur, Senin petang (13/8).

Ke 50 orang yang semuanya laki-laki itu adalah karyawan PT Kereta Api Indonesia yang bertugas sebagai penjaga perlintasan kereta api di kawasan Jabodetabek. Dalam kondisi panas, hujan bahkan saat orang-orang menikmati liburan lebaran, mereka dengan setia tetap berada di posnya.

Ceria karena yang menyerahkan bingkisan itu adalah Adelina Mangindaan, istri Menteri Perhubungan EE Mangindaan selaku Penasehat Darma Wanita Kementerian Perhubungan. Dalam kesempatan tersebut Adelina didampingi Wijayanti Tundjung, istri Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan.

Sugiyana, salah seorang penjaga perlintasan di DKI Jakarta merasa bangga karena pekerjaannya sebagai penjaga pintu perlintasan dihargai oleh pimpinan Kementerian Perhubungan yang merupakan kementerian teknis transportasi perkeretaapian. ‘’Meski tugas saya hanya sebagai penjaga pintu perlintasan kereta api, yang merupakan pekerjaan sepele, tapi mendapat perhatian dari pimpinan,’’ ujarnya.

Adelina mengatakan, kepedulian pimpinan Kementerian Perhubungan kepada para penjaga pintu perlintasan bukan tanpa alasan. ‘’Saya sengaja menghadiri acara penyerahan bantuan karena ingin melihat dari dekat keadaan para penjaga perlintasan. Apalagi mereka sudah bekerja keras demi keselamatan masyarakat banyak, ini yang kami hargai,’’ kata Adelina.

Disaat masyarakat bersuka cita atas kemenangan yang diraih setelah berpuasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan, bahkan ada yang mudik untuk mengunjungi kelurganya di daerah, para penjaga lintasan kereta tidak bisa berkumpul bersama keluarganya, melainkan harus tetap menjalankan tugasnya, menjaga pintu perlintasan agar tidak di terobos pengguna jalan raya, dan senantiasa mengingatkan pengguna kendaraan untuk tetap sabar dan hati-hati, serta tidak menerobos palang perlintasan yang dapat mengancam keselamatannya.

‘’Jadi ini merupakan tugas mulia, apalagi tugas mereka (penjaga perlintasan) tidak bisa digantikan oleh orang lain. Mereka sangat berjasa pada masyarakat dan kami sangat menghargai tugas mereka,’’ kata Adelina.

Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Tundjung Inderawan menambahkan untuk meningkatkan faktor keselamatan, para penjaga perlintasan ini pun diharuskan mengikuti ujian sertifikasi. Saat ini tercatat ada 2.755 petugas penjaga perlintasan yang sudah memiliki sertifikasi. Sertifikat juga wajib dimiliki oleh Masinis, Asisten Masinis dan Pimpinan Perjalanan Kereta Api. (JO)