(Jakarta, 13/4/2011)Pembebasan lahan menjadi salah satu kendala dalam pembangunan infrastruktur, tidak terkecuali pada bidang transportasi. Beberapa proyek menjadi terhambat lantaran belum tercapai kesepakatan dalam masalah yang terkait dengan warga di lingkungan pembangunan tersebut.

Hal tersebut diakui juga oleh Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono saat dikonfirmasi usai melakukan presentasi pada Indonesia International Infrastructure Conference & Exibition (IIICE) 2011 bertema Implementing Effective Transport Infrastructure To Achive Internal Economic Integration & Higher International competitivenes di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (13/4).

Namun begitu, menurut Bambang, pembangunan infrastruktur di Indonesia sangat menjanjikan karena populasinya besar, pelayanan dari infrastruktur belum seperti yang diharapkan sehingga masih banyak ruang untuk membangun infrastruktur dengan cara berinvestasi.

“Walaupun masih banyak ‘pr’ namun saya baca dan berdasarkan report (laporan) banyak calon investor yang tertarik untuk melakukan investasi untuk bidang infrastruktur,” jelas Wamenhub.

Pembebasan lahan sebagai salah satu langkah awal sebelum dilakukan pembangunan infrastruktur ditambahkan Bambang memang sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah karena itu memang menjadi milik pemerintah. Namun, investor juga bisa melakukan untuk publik infrastruktrur dan akan dilakukan konversi untuk memperpanjang jangka investasi dan kerja sama mereka.

Seperti diketahui, beberapa proyek terhambat akibat alotnya pembebasan lahan diantaranya KA bandara dan proyek pembangunan rel double-double track  lintas Manggarai-Cikarang yang terjadi beberapa tahun terakhir.

Wamenhub mengemukakan bahwa pada tahun ini, ada beberapa target tender proyek infrastruktur yang akan dimulai pengerjaannya yang dinilai menjanjikan dan dapat menjadi referensi. Proyek tersebut diantaranya KA Bandara dan  pelabuhan Tanah Ampo di Bali. Selain itu, ada juga beberapa proyek yang tidak masuk dalam list namun diajukan oleh pihak investor yang tertarik untuk berinvestasi.

“Untuk KA bandara saat ini sedang menyelesaikan studi akhir karena terjadi perubahan pada masterplan dan dijadwalkan pada semester kedua tahun ini akan dilaksanakan tendernya,” jelas Wamenhub.

Khusus proyek KA bandara, lanjutnya, lebih cepat maka akan lebih baik, karena pemerintah melihat bahwa dengan adanya ka ke bandara sebagai moda yang memberikan alternatif terbaik bagi warga masyarakat yang akan ke bandara dan pulang.

Untuk realisasinya ada dua rencana yakni dari jalur utara yakni dengan KA ekspres yang tidak berhenti di tiap-tiap stasiun atau ekspres line atau menggunakan KA commuter Tangerang-bandara untuk memudahkan warga dengan memanfaatkan KA Tangerang atau disebut commuter line.  (CHAN)