Jakarta – Sebagai negara kepulauan, pembangunan pelabuhan di Indonesia menjadi infrastruktur penunjang utama bagi moda transportasi laut dalam melayani mobilitas barang dan orang di nusantara.

Selain fungsi tempat bersandarnya kapal yang akan melakukan aktivitas bongkar muat barang dan naik turunnya penumpang yang menggunakan angkutan laut, keberadaan pelabuhan sebagai terminal penghubung – konektivitas antara daerah tertinggal, terpencil, terdepan, dan perbatasan (3TP) ke daerah yang lebih maju, sehingga dapat melancarkan arus perdagangan dan memajukan perekonomian daerah.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan pengoperasian tiga pelabuhan penyeberangan dan satu kapal motor penumpang (KMP) di Dermaga Rakyat Wanci, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, pekan silam (9/6). Adapun ketiga pelabuhan tersebut, yaitu Pelabuhan Penyeberangan Kaledupa, Pelabuhan Penyeberangan Tomia, dan Pelabuhan Penyeberangan Binongko.

Ketiga pelabuhan penyeberangan perintis selesai dibangun pada tahun 2021 dan memiliki panjang dermaga 82 meter, kedalaman dasar pelabuhan -5 meter, kapasitas sandar 1000 GRT, tipe dermaga Dolphin, tipe bongkar muat plengsengan.

Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara peresmian pelabuhan tersebut berharap beroperasinya ketiga pelabuhan dan KMP dapat menbantu mempermudah dan mendukung aktivitas masyarakat setempat dalam menjalankan usahanya.

Pembangunan Pelabuhan Terus Ditingkatkan

Dari catatan Kementerian Perhubungan, jumlah pelabuhan di Indonesia sebanyak 2.439 pelabuhan pada 2020. Angka tersebut meningkat 38,6% dibandingkan tahun 2019 sebelumnya yang berjumlah 1.760 pelabuhan.

Pembangunan dermaga pada 2020 sepanjang 688 meter, naik 41,3% dari tahun sebelumnya yang sepanjang 1.172 meter. Dengan demikian, akumulasi panjang dermaga menjadi sepanjang 43.144 meter pada 2020.

Sementara itu, sarana transportasi angkutan laut yang memanfaatkan pelabuhan, jumlahnya di Indonesia, sebanyak 93.737 unit pada 2020. Jumlah ini terdiri dari 43.037 unit kapal barang, 4.506 unit kapal penumpang, dan 46.194 unit kapal ikan. Total sarana angkutan laut pada 2020, meningkat 14,2% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 82.082 unit.

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga meresmikan KMP Sultan Murhum II yang akan beroperasi untuk melayani angkutan penyeberangan perintis sebanyak empat kali dalam satu minggu.

"Ada satu unit kapal penyeberangan yaitu KMP Sultan Murhum II yang sudah mulai dioperasikan melayani angkutan penyeberangan perintis rute Kamaru-Kaledupa, Kaledupa-Tomia, dan Tomia-Binongko, dengan trip empat kali seminggu," kata Jokowi.

Jokowi berharap agar pelabuhan dan KMP tersebut dapat mempermudah mobilitas masyarakat khususnya untuk angkutan barang yang berkaitan dengan sembako, serta meningkatkan konektivitas antarpulau di Wakatobi.

KMP Sultan Murhum II merupakan kapal kedua yang beroperasi untuk melayani angkutan penyeberangan di Wakatobi yang mulai beroperasi pada tanggal 2 Mei 2022.

Direktur Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan (TSDP) Kementerian Perhubungan, Junaidi menjelaskan, kapal yang akan melayani tiga rute operasional tersebut diproduksi di PT Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar.

KMP Sultan Murhum II selesai dibangun pada Desember 2021 dengan nilai Rp39,3 miliar. Kapal ini berbobot 500 GT, memiliki panjang 46,80 meter, kecepatan 13 knot, berkapasitas 262 penumpang dan kendaraan 16 truk sedang dan 26 kendaraan kecil.

Pasca peresmian pelabuhan penyeberangan dan operasional KMP di Wakatobi Sulteng, pembangunan infrastrukur angkutan laut akan berlanjut guna meningkatkan konektivitas dan juga memperlancar mobilitas orrang dan arus barang sehingga dapat memajukan perekonomian daerah. (AS/IS/RY/HG)