Jakarta - Transportasi menjadi simpul konektivitas yang mampu mengikat dan merajut keberagaman identitas (suku, budaya, ras, bahasa). Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan terus berupaya mewujudkan infrastruktur transportasi di seluruh wilayah bahkan di daerah terdepan, pelosok, dan terpencil demi untuk memperkokoh keberagaman. Untuk itu pembangunan infrastruktur transportasi di seluruh wilayah sangat diperlukan.
Hal ini dikatakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada acara Webinar Online “Transportasi Untuk Merajut Keberagaman: Episode 1 Kereta Api”, Selasa (11/8).
"Transportasi merupakan penghubung serta menjadi urat nadi yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan menunjang perekonomian yang telah berkembang. Transportasi menjadi backbone dalam mendukung pembangunan nasional di segala bidang, mulai dari sektor ekonomi, hingga perekat wilayah nusantara dan merajut keberagaman identitas (agama, suku, budaya, ras, bahasa)," kata Menhub Budi.
Lebih lanjut dikatakan Menhub, Kementerian Perhubungan berkomitmen untuk memfasilitasi mobilitas rakyat melalui pembangunan infrastruktur transportasi guna merajut simpul-simpul konektivitas. Pada jangka panjang, diharapkan dapat merajut dan mempersatukan ragam aktivitas, ragam kebudayaan dan ragam identitas di seluruh Indonesia.
Secara khusus pada sektor perkeretaapian, diakui bahwa moda ini belum tersedia di seluruh Indonesia namun dikatakan Menhub saat ini pihaknya tengah melakukan pengembangan proyek kereta api nasional, baik di wilayah barat, tengah,dan timur Indonesia. Hal ini dilakukan guna mengembangkan transportasi perkotaan berbasis kereta api untuk transportasi dan logistik yang terintegrasi dan berkelanjutan.
"Kereta api menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari rakyat. Kereta api menjadi alat mobilitas dan konektivitas yang sangat fundamental dan termasuk paling ekonomis. Pengembangan proyek kereta api nasional di barat, tengah dan timur Indonesia, menjadi salah satu gagasan untuk menjadi misi pemerintah ke depannya guna membangun simpul konektivitas regional. Proyek ini guna mengembangkan transportasi perkotaan berbasis kereta api. Dalam artian, tidak hanya berbasis pada transportasi darat saja tetapi jalur kereta yang dibangun dan dikembangkan diharapkan dapat memfasilitasi semua lapisan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Menhub Budi.
Menhub menyampaikan bahwa merajut keberagaman berarti mengikat dan menghubungkan serta memfasilitasi mobilitas rakyat melalui pembangunan simpul konektivitas.
“Transportasi untuk merajut keberagaman bisa dimaknai bahwa melalui pengembangan sistem transportasi, dapat membuka aksesibilitas untuk saling mengenal berbagai lapisan masyarakat dari beragam suka, agama, ras dan kebudayaan yang ada di seluruh Indonesia. Seperti adanya pembangunan Jaringan KA Makassar Pare-pare, Double Track Jawa Selatan, KA Lintas Sumatera,” tutur Menhub.
"Tidak dapat dipungkiri peran penting transportasi dalam konteks ini yaitu sebagai medium fasilitas dan alat untuk merajut ragam identitas. Dan, negara menjadi salah satu aktor harus hadir untuk mencapai tujuan itu semua,” tambahnya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Dan Keamanan Mahfud MD yang juga menjadi keynote speaker dalam kegiatan ini juga menjelaskan bahwa transportasi menjadi hal yang vital dalam merawat keberagaman.
Mahfud menyebut terdapat tiga hal penting dalam transportasi sebagai perawat keberagaman.
“Pertama, transportasi sangat dibutuhkan untuk adanya lalu lintas masyarakat sehingga dengan transportasi bisa saling mengetahui adanya keberagaman. Dengan terbukanya akses transportasi maka akan terjadi interaksi budaya berbeda tapi bertemu dalam aktifitas sosial maupun ekonomi. Transportasi yang mendorong mobilitas antar daerah sangat penting menempatkan semangat budaya. Kedua, transportasi merupakan urat nadi yang menghubungkan potensi satu daerah ke daerah lain. Di satu sisi akan memberi nilai lebih bagi potensi satu daerah. Disisi lain, akan mengurangi biaya distribusi jadi transportasi bisa mewujudkan Indonesia sebagai satu perekonomian nasional,” jelas Menkopolhukam.
Dan terakhir, Menteri Mahfud menambahkan bahwa konektivitas yang terbuka melalui sistem transportasi akan berkonstribusi terhadap penguatan persatuan bangsa. Sebab, dengan saling berinteraksi dan saling mengenal, rasa saling percaya dapat dibangun.
“Sekalipun mungkin transportasi terkadang hanya dipahami sebatas pemenuhan sarana dan prasarana untuk meningkatkan perekonomian melalui pembukaan akses lalu lintas orang dan barang, tapi sesungguhnya ia juga memiliki misi lain yang jauh lebih bernilai bagi kehidupan bangsa. Transportasi mengantarkan orang untuk mengenal orang lain. Transportasi mengantarkan orang untuk mengenal daerah dan budaya orang lain,” tutupnya.
Dijelaskan Menhub sampai saat ini, telah terbangun 1,796 km jalur kereta yang beroperasi di Pulau Sumatera, 45 km jalur beroperasi di Pulau Sulawesi, serta 4.131 km jalur beroperasi di Pulau Jawa. Dalam kurun waktu 2015-2020, capaian konektivitas pembangunan jalur KA di wilayah Sumatera mencakup pembangunan jalur KA Bandar Tinggi – Kuala Tanjung, jalur KA Parabumulih – Kertapati, jalur ganda KA Martapura - Baturaja, jalur ganda KA Kotabumi – Cempaka, KA Bandara Kualanamu Medan, KA Bandara Internasional Minangkabau Padang, LRT Sumatera Selatan di Palembang, serta reaktivasi jalur KA Padang – Pulo Aer.
Sedangkan di Pulau Jawa, dalam kurun waktu 2015-2020, telah dibangun jalur ganda KA Kroya – Kutoarjo, jalur ganda KA Solo – Madiun, jalur ganda KA Madiun – Jombang, reaktivasi jalur KA Cian jur – Cipatat, KRL Jabodetabek, KA Bandara Soekarno Hatta, MRT Jakarta Tahap I, LRT Provinsi DKI Jakarta Tahap I, KA Prameks Yogyakarta – Solo, KA Bandara Yogyakarta International Airport, dan KA Padalarang – Bandung – Cicalengka.
Hingga tahun 2030 mendatang, diharapkan pembangunan jalur kereta api dapat merata di seluruh wilayah Indonesia dengan target 10.524 km jalur kereta api yang terbangun. Selain itu, diharapkan moda kereta api dapat terlaksana dengan terintegrasi, aman, selamat, nyaman, pelayanan handal dan terjangkau.
Turut hadir menjadi pembicara pada acara ini Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Didiek Hartyanto, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno, dan Aktivis Keberagaman Terry Endropoetro. (LNM/RDL/LA/RK)