(Jakarta, 10/4/2013) Setelah pembangunan yang cukup memakan waktu lama, 2005-2013, Pelabuhan penyebrangan Panciran (Jawa Timur)-Garongkong (Sulawesi Selatan) segera diresmikan oleh Menteri Perhubungan EE. Mangindaan. Menurut rencana pelaksanaan peresmian pada 29 April 2013 mendatang.

 
Menurut Direktur Lalu Lintas ASDP Sudirman Lambali, pembangunan Pelabuhan penyeberangan in dilakukan untuk meningkatkan dan konektivitas antarpulau baik untuk penumpang maupun untuk angkutan logistik.
 
"Pelabuhan Penyeberangan Paciran dibangun sejak 2005 melalui APBD, APBN, dengan total anggaran Rp298miliar dan Pemda Lamongan menyediakan lahannya. Sedangkan untuk pembangunan Pelabuhan penyeberangan Garongkong dibangun dengan biaya senilai Rp54 miliar melalui dana APBN," jelas Sudirman di Jakarta, Rabu (10/4).
 
Jarak tempuh dari Panciran-Karonggong menurut Sudirman sepanjang 470mill dan diperkirakan akan memakan waktu hingga 30 jam untuk sekali jalan. Pengoperasiannya sendiri di awal akan dicoba dua kali dalam seminggu untuk mengetahui respon masyarakat.
 
Direktur Usaha Pelabuhan PT ASDP Indonesia Ferry Prasetyo Utomo mengungkapkan, dengan adanya penambahan Pelabuhan penyebrangan, maka akan meningkatkan kebutuhan pelayanan konektivitas.
 
Untuk menyiapkan sarananya, PT ASDP menurut Prasetyo menyediakan kapal Jatra 3 dengan berat 4.000 GRT dengan kapasitas 100 kendaraan campur dan 500 penumpang.
 
"Sebagai sosialisasinya, kami akan meluncurkan kapal pada 19 April 2013 sebelum dilakukan peresmiannya," kata Prasetyo.
 
Prasetyo menjamin, operasional kapal akan dilaksanakan tepat waktu dan tidak berpengaruh pada jumlah penumpang dan muatan, tetap akan jalan sesuai jadwal keberangkatan yang sudah ditentukan.
 
Sudirman menambahkan, untuk pengelolaan Pelabuhan penyebrangan, Paciran akan dikelola oleh PT ASDP Indonesia Ferry karena dianggap bisa melakukan persilangan subsidi dengan pelabuhan lainnya yang sudah eksisting. Sementara untuk Garongkong akan dikelola oleh Dinas Perhubungan setempat sehingga perawatan  dapat dijaga kenyamanan, kebersihan, dan kondisi pelabuhannya. 
 
Seperti diketahui, saat ini Ditjen Perhubungan Darat memilki 175 pelabuhan penyebrangan. Menurut Sudirman dari jumlah yang ada, 40 pelabuhan sudah komersil dan sisanya 135 masih dikelola pemerintah langsung sebagai pelabuhan penyeberangan perintis.
 
"Untuk di penyeberangan perintis belum menguntungkan, pergerakannya belum banyak, dan banyak tantangan yang masih harus dikelola Pemerintah," imbuh Sudirman. (CHAN)