(Jogjakarta, 23/4/2010) Kota Kebumen masih sangat sepi ketika satu armada Damri keluar dari Terminal Damri di jalan Pemuda 73 Kebumen. Penumpangnya hanya dua orang, dengan tujuan Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Mereka akan terbang dengan menggunakan pesawat milik maskapai penerbangan swasta dengan tujuan Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Sekitar empat kilometer setelah meninggalkan terminal bus Damri yang bersebelahan dengan Hotel Patra Kebumen, dua orang penumpang itu pun terlelap di kursi bus. Maklum saat ini waktu masih menunjukkan pukul 03.15 wib. Jalan protokol di kota walet itu pun masih lengang. Bus yang dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC) terus melaju membelah jalan-jalan di kota Kebumen, Kutoarjo, Purworejo dan akan berakhir di terminal Damri di Bandara Adi Sutjipto.
Terhitung sejak diresmikannya bus bandara dengan rute Bandara Adi Sutjipto – Kebumen pp dan Bandara Adi Sutjipto – Magelang pp oleh Menteri Perhubungan Freddy Numberi pada 19 Desember 2009 lalu, jumlah penumpang yang memanfaatkan angkutan Damri ini memang belum menggembirakan. Wartawan www.dephub.go.id yang berkesempatan mencoba pelayanan bus Damri ini pertengahan april 2010 lalu mendapati rute Kebumen – Bandara Adisutjipto keberangkatan pukul 03.00 wib Jumat pagi 23/4/10 hanya dinaiki 2 orang penumpang, sedangkan untuk jadwal keberangkatan pukul 05.00 wib dan 11.00 wib tidak diberangkatkan karena tidak ada penumpangnya. Untuk Rute Kebumen – Bandara Adi Sutjipto Damri menyiapkan 4 armadanya dengan kapasitas tempat duduk untuk 21 penumpang dengan jadwal berangkat pada pukul 03.00 wib, 05.00 wib, 11.00 wib dan 13.00 wib.
Dibandingkan dengan rute Kabumen – bandara Adi Sutjipto, rute Magelang – bandara Adi Sutjito kondisinya lebih menggembirakan dari sisi penumpang. Pada jam-jam tertentu jumlah penumpangnya bisa melebihi 2 digit. Tarif Magelang – bandara Adi Sutjipto Yogyakarta Rp 35. ribu/penumpang. Karena jumlah penumpangnya lebih banyak, maka jadwal keberangkatan dari Magelang juga lebih banyak, yaitu hampir setiap satu jam sekali, sejak pagi hingga malam hari. Armada yang disiapkan sebanyak 6 unit, lebih banyak dari Kabumen yang hanya ada 4 unit.
“Untuk jam-jam pagi jumlah penumpang dari Magelang cukup lumayan, dan mulai berkurang pada jam-jam siang. Menjelang sore, rute sebaliknya dari bandara Adi Sutjipto menuju Magelang yang banyak,'' kata Vale Riyantara, Kepala Seksi Opersional Unit Angkutan Bus Kota Perum Damri Yogyakarta. Di jelaskan lebih lanjut oleh Bambang Mulatih, petugas pengawas angkutan Terminal Damri Kebumen, jumlah penumpang yang menggunakan jasa bus Damri Kebumen-Bandara Adsutipto rata-rata untuk pemberangkatan pukul 03.00 wib dan pukul 05.00 wib, hanya 2-3 penumpang saja. Sedangkan untuk jadwal pemberangkatan pukul 11.00 antara 4-5 penumpang, sedangkan untuk jadwal pemberangkatan pukul 13.00 wib, bus lebih banyak tidak diberangkatkan karena tidak ada penumpang.
Kalau diberangkatkan tanpa penumpang, jelas akan mengakibatkan kerugian bagi Damri. Karena untuk rute Kebumen – Bandara Adi Sutjipto yang berjarak sekitar 113 kilometer dan ditempuh dengan waktu sekitar 2,5 jam, sedikitnya di butuhkan sekitar 20 liter solar. Sementara bus bandara ini tidak diperbolehkan mengambil penumpang di sepanjang jalan. Damri hanya akan mengambil penumpang yang sudah memiliki tiket, baik itu yang dibeli dari terminal bus Damri Kebumen atau di kantor perwakilan bus Damri Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) di sepanjang rute menuju bandara. Namun kedepannya pihak Damri akan menjual tiketnya di beberapa travel agen yang bekerjasama dengan Perum Damri.
Untuk rute Kebumen – bandara Adi Sutjipto tarifnya hanya Rp 55 ribu/penumpang Tarif ini tentunya sangat murah dibandingkan dengan menggunakan angkutan umum dari Kabumen menuju Terminal Giwangan Yogjakarta baru kemudian disambung dengan taxi atau ojek. Selain aman, bus Damri bandara ini juga sangat nyaman, karena dilengkapi dengan pendingin ruangan dan musik. Kedepan seluruh bus bandara akan dipasang LCD sehingga penumpang lebih terhibur.
Hasil wawancara dengan penumpang dari Kabumen, mereka sangat terbantu dengan keberadaan bus bandara ini. Karena lokasi terminal bus Damri ada di tengah kota, sedangkan jika menggunakan bus umum, penumpang harus ke terminal lebih dahulu. Selain itu, masih satu komplek dengan terminal bus Damri, terdapat travel yang menjual tiket pesawat ke berbagai tujuan.
Damri sengaja mensinergikan dengan unsur perhotelan dan travel agen. Baik di Kabumen maupun di Magelang, terminal yang digunakan berdampingan dengan hotel dan perusahaan travel. “Kami berharap tamu-tamu yang menginap di hotel, dapat membeli tiket pesawat di travel agen yang ada di dalam hotel dan menuju bandara dengan menggunakan bus Damri,'' kata Bambang Sugiharto, Kepala Unit Angkutan Bus Kota Perum Damri Yogyakarta.
Melayani Dengan Tepat Waktu
Perum Damri Yogyakarta telah bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi penumpangnya. Pelayanan yang terbaik disini adalah memberangkatkan bus tepat waktu sebagaimana jadwal yang telah ditetapkan. Sekalipun jumlah penumpang yang akan berangkat pada jadwal-jadwal yang telah ditetapkan hanya 1 orang, Damri akan tetap memberangkatkan busnya. “Kami ingin melayani masyarakat dengat tepat waktu sesuai jadwal, meskipun jumlah penumpangnya hanya 1-2 orang saja,'' kata Vale. Selama ini masyarakat juga merasa puas dengan pelayanan tersebut karena bus selalu berangkat sesuai jadwal. Bayangkan jika sudah membeli tiket sesuai jadwal yang ditentukan, kemudian harus di mundurkan perjalanannya pada jam pemberangkatan berikutnya. Pasti penumpang akan kecewa dan ini bisa memberikan stigma buruk kepada Damri yang tengah membangun citra sebagai perusahaan yang memberikan pelayanan dengan tepat waktu.
Di terminal bus Damri bandara Adi Sutjipto, tersedia ruang tunggu peumpang yang nyaman, yaitu ruangan ber AC yang mampu menampung lebih dari 40 penumpang dan dilengkapi satu buah televisi. Bagi penumpang yang menunggu keberangkatannya lebih dari setengah jam dari jadwal yang ditentukan akan diberikan minuman mineral dengan ukuran botol tanggung. Vale optimis, ke depan bus Damri akan mendapat tempat di masyarakat Kabumen dan Magelang. Meskipun saat ini pada jam-jam pemberangkatan tertentu jumlah penumpangnya hanya 1-2 orang, namun melihat animo masyarakat dan statistik yang ada, dari waktu ke waktu jumlah pengguna bus Damri bandara ini terus mengalami peningkatan.
Hal itu terlihat dari jumlah penumpang dari bulan ke bulannya. Pada Januari 2010, total jumlah penumpang bandara Adi Sutjipto – Magelang (pp) sejumlah 781 penumpang dengan pendapatan sebesar Rp 27,885 juta sedangkan untuk bandara Adi Sutjipto – Kabumen (pp) sejumlah 118 penumpang dengan pendapatan Rp 11 juta. Februari 2010, jumlah penumpang bandara Adi Sutjipto – Magelang (pp) sejumlah 990 penumpang dengan pendapatan sebesar Rp 34,850 juta sedangkan untuk bandara Adi Sutjipto – Kabumen (pp) sejumlah 229 penumpang dengan pendapatan Rp 17, 825juta, sedangkan Maret 2010 jumlah penumpang bandara Adi Sutjipto – Magelang (pp) sejumlah 1.458 penumpang dengan pendapatan sebesar Rp 51 juta sedangkan untuk bandara Adi Sutjipto – Kabumen (pp) sejumlah 423 penumpang dengan pendapatan Rp 26,325 juta.
Salah satu penyebab masih sedikitnya jumlah penumpang, menurut Vale karena bus Damri ini memang tidak diperbolehkan mengangkut penumpang di jalanan. Panumpang yang diangkut adalah penumpang yang membeli tiket di terminal Damri atau agen-agen Damri yang ditunjuk resmi. Namun bila ada penumpang yang minta turun di tengah jalan atau di luar terminal Damri, hal itu masih di mungkinkan. Tarif, dipastikan bukan menjadi faktor penyebab sepinya penumpang. Karena tarif bus Damri bandara sangat kompetitif. Jika menggunakan taxi resmi atau pun taxi gelap, yaitu mobil dengan plat nomor hitam, untuk rute bandara Adi Sutjipto Yogyakarta – Kebumen, penumpang harus mengeluarkan uang antara Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu, tergantung hasil negosiasinya.
Sedangkan untuk rute bandara Adi Sutjipto Yogyakarta – Magelang, jika penggunakan taxi argonya antara Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Bandingkan dengan bus Damri yang hanya Rp 55 ribu untuk tujuan Kabumen dan Rp 35 ribu untuk tujuan Magelang.
Strategi Promosi
Agar penumpang yang berangkat dari bandara ataupun menuju bandara Adi Sutjipto mau beralih dari bus angkutan umum atau taxi ke bus Damri, Perum Damri melakukan sejumlah strategi promosi kepada masyarakat di Yogyakarta, Magelang, Kabumen, serta masyarakat di Kewedanaan Kedu pada umumnya. Strategi promosi yang dilakukan adalah dengan mengiklankan keberadaan bus bandara ini melalui stasiun radio yang ada di kota-kota tersebut, koran, sepanduk, famplet sampai membuat jadwal keberangkatan dari masing-masing kota melalui kartu nama yang diberikan kepada penumpang yang baru keluar dari bandara Adi Sutjipto.
''Karena kami berasumsi, sepinya penumpang bus bandara bukan karena tarif melainkan karena belum tahunya masyarakat akan keberadaan kami,'' kata Bambang Sugiharto yang menghabiskan sebagian masa mudanya di Medan Sumatera Utara. Karenanya startegi promosi pun terus dilakukan. Bahkan kepada seluruh karyawan Perum Damri Yogyakarta diminta menyampaikan kepada keluarganya, tetangganya, sahabatnya untuk menginformasikan keberadaan bus bandara ini. Karena promosi ketuk tular dari mulut ke mulut terbukti paling efektif dalam menyampaikan informasi.
Respon positif pun mulai mengalir. Setidaknya mereka kini mempunyai pilihan untuk menuju maupun dari bandara. Bahkan ada yang semula menggunakan mobil pribadi dari rumah dan meninggalkannya di bandara, dengan adanya bus Damri bandara ini, mereka kini meninggalkan mobilnya di rumah dan pergi ke bandara dengan menggunakan bus Damri. Bambang Sugiharto berharap, ke depan keberadaan bus bandara Adi Sutjipto sukses sebagaimana bus bandara Soekarno Hatta jakarta dan bus bandara Juanda Surabaya. Perlahan mereka akan mengalihkan penggunaan taxi maupun mobil pribadi ke bus bandara. ''Meskipun masih sangat lambat pertumbuhan jumlah penumpangnya, namun trend nya terus meningkat. Tentu ini hal yang sangat menggembirakan,'' ujar Bambang.
Ada beberapa penumpang potensial yang akan diambil Perum Damri. Misalnya para tenaga kerja indonesia (TKI) dari wilayah Kebumen dan sekitarnya yang akan terbang dengan menggunakan pesawat. Mereka bisa di jemput dan diantar ke bandara oleh bus Damri. Bambang juga sudah mengidentifikasi sejumlah hotel bintang satu maupun hotel kelas melati yang ada di kabupaten Gombong, Kabumen, Karanganyar, Purworejo serta Magelang, Temanggung dan Wonosobo. Mereka nantinya akan di ikat dalam suatu kontrak kerjasama, yaitu bagi tamu-tamu hotel yang akan menuju bandara, bisa menggunakan bus Damri.
Kerjasama juga akan dijalin dengan pihak travel agen. Nantinya calon penumpang yang akan terbang melalui bandara Adi Sutjipto, pada tiket pesawatnya sudah termasuk tiket bus Damri menuju bandara. Jadi satu tiket untuk dua moda. Pada saat-saat musim liburan, bus Damri juga akan menjalin kerjasama dengan sejumlah hotel maupun perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) seperti Taman Wisata Borobudur atau Prambanan. Bus Damri akan mengantarkan para turis dari satu tujuan wisata ke tujuan wisata lainnya. Kerjasama juga akan di lakukan dengan Pemda dan sekolah-sekolah yang akan melakukan perjalanan dinas atau karya wisata ke luar kota.
Untuk mendapatkan pemasukan, Perum Damri Yogyakarta tidak hanya mengandalkan dari tiket penumpang, tapi juga akan menawarkan sejumlah perusahaan swasta untuk berpromosi di bus bandara ini, misalnya dengan menawarkan bodi bus maupun kursi-kursi bus sebagai tempat beriklan. ''Pokoknya segala startegi akan kami lakukan sehingga ada pemasukan buat kami, tanpa mengurangi kualitas pelayanan,'' pungkas Bambang.
Sebagai armada perintis, saat ini bus Damri bandara Adi Sutjipto memang masih mengalami kerugian. Namun melihat prospeknya ke depan, dipastikan bus Damri bandara ini akan menjadi unit yang memberikan keuntungan bagi Perum Damri Yogyakarta. (tim)