JAKARTA - Transportasi perkeretaapian di Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi pelengkap sistem transportasi nasional tetapi benar-benar menjadi penunjang penting bagi terciptanya pertumbuhan ekonomi masyarakat dan merupakan urat nadi dalam pembangunan ekonomi Indonesia.

Pemerintah terus melakukan pengembangan sistem transportasi perkeretaapian di Indonesia sesuai dengan kebutuhan zaman, serta berupaya untuk melengkapi dan mengintegrasikan sistem perketeapian Indonesia dengan transportasi moda lainnya seperti moda transportasi udara, moda transportasi darat, dan moda transportasi laut.

Gerak Cepat Kemenhub

Dalam suatu kesempatan di awal tahun 2021, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, pengembangan perkeretapian di Indonesia merupakan hal yang wajib dilakukan karena kereta api memiliki kapasitas yang besar dalam melakukan perpindahan dan mobilitas orang dan barang yang relatif cepat, aman, dan efisien.

"Dari sisi kapasitas, masalah bisa diatasi dengan kereta api karena kereta api punya kapasitas besar. Jadi pengembangan perkeretaapian di Indonesia wajib dilakukan," ujarnya.

Ia pun mengungkapkan, Pemerintah melalui Kemenhub melakukan gerak cepat dan telah menyiapkan national railway master plan atau rencana induk perkeretaapian nasional 2030. Salah satu target dari master plan tersebut adalah memberikan layanan terintegrasi, aman, nyaman, andal, dan terjangkau.

Pemerintah pun, lanjut Menhub, akan memberikan dukungan untuk mengakselerasi inovasi kereta api, dan dalam hal ini termasuk tenaga kerja yang mumpuni."Pengembangan teknologi kereta api ke depan harus didukung manajemen aset yang pintar dan infrastruktur berkelanjutan. Hal ini harus didukung sumber daya manusia (SDM) yang andal dengan kompetensi nasional dan internasional," ujarnya.

Adapun rencana induk perkeretaapian nasional 2030 mencakup pembangunan di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, serta termasuk Jawa dan Bali. Pembangunannya untuk kereta barang dan penumpang.

Target Prioritas Jangka Pendek

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri menyebutkan berdasarkan rencana kerja Pemerintah, ada tiga proyek perkeretaapian prioritas pada 2022 yang bertujuan untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar.

Ketiga proyek perkeretaapian prioritas itu pertama, pembangunan sistem kereta api Makassar-Parepare pada segmen Marros-Kabupaten Barru sepanjang 59,6 kilometer dan siding KA Mangilu-Tonasa 1,5 kilometer. Kedua, pembangunan kereta api kecepatan tinggi di Pulau Jawa, yakni Jakarta-Semarang dan Jakarta-Bandung. Dengan jenis pekerjaannya antara lain,penataan emplasemen Stasiun Padalarang dan Stasiun Bandung untuk konektivitas Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), pendampingan pelaksanaan perancangan dasar jalur KA tambahan Jakarta-Surabaya, dan fasilitas operasi Stasiun Padalarang. Ketiga, pengembangan sistem angkutan umum massal di enam wilayah metropolitan, yakni pembangunan jalan KA layang Medan-Binjai di kawasan perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo selanjutnya disebut Kawasan Perkotaan Mebidangro, kemudian double track Kiaracondong-Cicalengka di Bandung Raya, dan sejumlah proyek fasilitas perkeretaapian di wilayah Jabodetabek.

Selain pembangunan dan peningkatan prasarana proyek perkeretaapian, Pemerintah juga memprioritaskan program pelayanan kereta api perintis di sejumlah daerah. Di antaranyaadalah subsidi perintis lintas Krueng Geukeuh-Kuta Blang, Tebing Tinggi-Kuala Tanjung, Binjai-Besitang, Lubuk Alung-Kayu Tanam, KA Bandara Internasional Minangkabau, subsidi LRT Sumatera, subsidi perintis KA Makassar-Pare pare, dan subsidi perintis lintas Purwosari-Wonogiri.

Optimalisasi Layanan

Maret 2022 lalu, upaya meningkatkan layanan jasa transportasi angkutan kereta api telah dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan melakukan perubahan Switch Over (SO) dan mengoptimalkan pelayanan di Stasiun Manggarai. Stasiun Manggarai saat ini telah difungsikan menjadi stasiun perjalanan Kereta Api (KA) Jarak Jauh, Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek, maupun KA Bandara.

Pelaksanaan Switch Over (SO) ini, menurut Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo, bertujuan untuk mengoptimalkan layanan KAI Group di Stasiun Manggarai.

“SO ini menjadi bagian dari pengembangan Double-Double Track (DDT) Manggarai-Cikarang yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN),” ujarnya, seperti yang dikutip media nasional beberapa waktu lalu.

Awalnya stasiun Manggarai merupakan stasiun transit yang belum sepenuhnya memiliki pola layanan berstandar internasional karena para penumpang yang mau melanjutkan perjalanan menggunakan kereta lain atau moda transortasi lainnya harus menyeberangi rel dan dinilai jauh dan membahayakan para pengguna jasa. Stasiun Manggarai sebelumnya melayani hingga 200.000 penumpang transit per hari dan dimungkinkan dan diproyeksikan ke depan tren penumpang di Stasiun Manggarai bisa mencapai 700.000 hingga 1,1 juta penumpang per hari dengan tingkat keselamatan dan kenyamanan yang memadai.

Kementerian Perhubungan terus melakukan optimalisasi dan pengembangan infrastruktur yang memadai bagi pengguna moda transportasi kereta api di semua stasiun. Sementara, awal pekan lalu, (16/06), Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) melakukan pengecekan dan inspeksi kesiapan operasional Stasiun Matraman sebagai stasiun transit bagi pengguna jasa kereta api kumuter di wilayah jabodetabek sebelum digunakan untuk naik dan turun penumpang. Salah satu fasilitas pelayanan yang mendapat perhatian khusus dalam kegiatan pengecekan ini adalah fasilitas eskalator dan lift yang menghubungkan area concourse dengan peron.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten Rode Paulus menjelaskan, pihaknya ingin memastikan fasilitas penunjang di stasiun ini betul-betul siap untuk melayani penumpang. Pihaknya juga melakukan pengecekan fasilitas penunjang di beberapa stasiun, termasuk stasiun Jatinegara.

Rode berharap, upayanya melakukan pembenahan fasilitas penunjang di stasiun-stasiun agar pelanggan jasa transportasi kereta api di wilayah Jabodetabek mendapatkan pelayanan optimal sesuai yang diharapkan. (IS/AS/RY/HG)