(Jakarta, 19/8/2014) Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan meresmikan peluncuran KMP. SEBUKU, sebuah kapal penyeberangan penumpang type Ro-Ro (Roll on - Roll off) 5000 GT untuk Lintas Merak –Bekauheni.

Kapal penyeberangan 5000 GT yang diluncurkan ini merupakan 1 (satu) dari 3 (tiga) unit kapal penyeberangan 5000 GT yang dibangun dengan pembiayaan dari APBN melalui DIPA Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun Anggaran 2012, 2013, dan 2014.

Ketiga kapal tersebut dibangun pada 3 galangan kapal, yakni; PT. Daya Radar Utama, di Lampung; PT. Mariana Bahagia, di Palembang; PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard, di Surabaya.
Nama SEBUKU diambil dari nama Pulau Sebuku, merupakan salah satu Pulau terbesar di Selat Sunda yang memisahkan antara Pulau Jawa dan Sumatera. Pulau ini terletak di area Teluk Lampung atau di titik sekitar 2,5 Km sebelah utara Pulau Sebesi dan 2,3 Km di selatan Pulau Sumatera.

Satu dari ketiga kapal tersebut telah diluncurkan pada tanggal 12 Agustus 2014, yakni KMP. LEGUNDI yang dibangun di galangan PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard di Surabaya. Peluncuran kapal ke-2, yakni KMP. SEBUKU yang dibangun di galangan PT. Mariana Bahagia sementara kapal ke-3 yakni KMP. BATU MANDI yang dibangun di galangan PT. Daya Radar Utama di Lampung, direncanakan akan diluncurkan pada pertengahan September 2014.
Diharapkan ketiga kapal ini akan dapat diselesaikan dan diserahterimakan pada tanggal 15 Desember 2014 sesuai Kontrak, sehingga dapat segera dioperasikan untuk melayani angkutan penyeberangan di lintas Merak-Bakauheni.

Rencana pembangunan kapal ini sesuai kontrak adalah 26 bulan kalender, dan sesuai laporan PPK Satker Direktorat LLASDP berdasarkan bahwa progress pembangunan kapal hingga bulan ke-22 saat ini sudah mencapai 90.527% diharapkan dalam waktu 4 bulan kalender yang tersisa, PT. Mariana Bahagia dapat memaksimalkan SDM dan fasilitas yang ada sehingga dapat menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dan menyerahkan hasil pekerjaan ini kepada Satker Direktorat LLASDP selaku pemberi pekerjaan sesuai waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak.
Menhub mengharap agar pencapaian progres ini hendaknya tidak saja dinilai dari sisi fisik tapi juga harus laik laut (sea worthy) dibuktikan dengan pemenuhan Spesifikasi Teknis, kesesuaian dengan desain, sehingga performa dan stabilitas kapal saat beroperasi bisa maksimal sesuai dengan yang telah direncanakan.

Sebagian Komponen Kapal Merupakan Produksi Dalam Negeri

Kapal penyeberangan penumpang RORO 5000 GT ini merupakan kapal terbesar yang pernah dibangun oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Desain kapal ini dilaksanakan melalui kegiatan Studi Desain Prototipe pada Satuan Kerja Direktorat LLASDP Tahun Anggaran 2008. Hasil desain itu sendiri telah mendapat approval dari BKI dan Ditkappel. Desain juga telah didukung dengan pengujian model pada Laboratorium Hidrodinamika Indonesia (LHI) di Surabaya. Satu hal yang membanggakan adalah bahwa kapal ini sejak proses desain, pengujian model, sampai pembangunan fisik kapal itu sendiri dilakukan di dalam negeri dan dilaksanakan oleh para engineer Indonesia.

Dalam proses pembangunan, telah diupayakan untuk menggunakan komponen yang diproduksi di dalam negeri guna meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), namun sebagian besar masih merupakan komponen import. Pelat yang merupakan komponen utama konstruksi sebagian menggunakan produksi dalam negeri, namun karena tuntutan pemenuhan spesifikasi teknis makan sebahagian pelat dan terutama profil konstruksi seperti holland profile masih diimport karena belum diproduksi di dalam negeri.

Perlengkapan permesinan geladak dan bongkar muat (deck machineries) yang terpasang adalah produksi oleh PT. PINDAD Bandung dengan merk PinMArine.

Komponen lain yang diproduksi di dalam negeri adalah marine coating merek Jotun. Penerapan marine coating khusus pada tanki ballast telah disesuaikan dengan regulasi SOLAS Chapter II-I Regulation 3.2 yan terkait dengan Performance Standart for Protective Coating (PSPC).

Peralatan lain yang ditetapkan untuk menggunakan produksi import adalah propeller yang diproduksi oleh Nakashima, Japan. Penetapan produk ini karena diyakini memiliki kualitas dan tingkat presisi yang tinggi sehingga diharapkan dapat menghasilkan daya dorong yang sesuai dengan rancangan.

Ada banyak pihak yang dilibatkan sehubungan dengan pembangunan kapal ini antara lain: Satuan Kerja Direktorat LLASDP selaku Pemberi Pekerjaan; Galangan Pembangun yakni PT. Mariana Bahagia sebagai pelaksanaan pekerjaan pembangunan kapal;Owner Surveyor yakni PT. Indoshiptek manajemen sebagai pelaksana pekerjaan pengawasan pembangunan di galangan atas nama Satuan Kerja;Class Surveyor, dalam hal ini adalah PT. Biro Klasifikasi Indonesia, karena kapal telah didaftarakan untuk mendapatkan notasi Klas dan Biro Klasifikasi Indonesia, sehingga bertanggungjawab terhadap pemenuhan aspek kelaikan kapal dari sisi konstruksi, permesinan, kelistrikan, perlengkapan kapal dan area pelayaran kapal;Statutory Surveyor, dalam hal ini adalah Direktorat jenderal Perhubungan Laut, yang memiliki kewenangan yang terkait dengan keselamatan kapal (safety);Operator kapal, yang akan menerima kapal ini untuk dioperasikan di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni.

Peluncuran sebuah kapal merupakan hal terpenting dalam proses pembangunan kapal, karena pada saat itulah untuk pertama kalinya sebuah kapal akan mengapung di air, sehingga dapat pula memberikan makna bahwa pembangunan kapal dimaksud sudah mendekati tahap akhir penyelesaiannya, untuk kemudian dapat segera dioperasikan. Momen peluncuran kapal ini pun akan dicatat sebagai tanggal dimulainya perhitungan yang terkait dengan docking periodik kapal.

Senada dengan Menhub, Dirjen Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso juga mengharap agar pembangunan kapal ini dapat selesai tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan tanpa mengabaikan faktor “Keselamtan Kerja.
Kapal penyeberangan penumpang RORO 5000 GT ini memiliki ukuran utama sebagai berikut:

•    Panjang keseluruhan         (Loa)    : 109,40 m
•    Panjang Antara Garis Tegak     (Lpp)    : 99,20     m
•    Lebar (moulded)        (Bmid)    : 19,60    m
•    Tinggi (moulded)        (Hmid)    : 5,60    m
•    Sarat Air            d    : 4,10    m
•    Gross Tonnage         (GT)    : 5330    GT
•    Kecepatan Percobaan     (V1)    : 17.00    knot
•    Kecepatan Dinas        (Vs)    : 15.00    knot
Penggerak Utama
•    Marine Diesel Engine merk         Daya Total     :    2 x 3500     HP
Yanmar, tipe 6N330-EW        RPM          :    620        Low Speed
Penggunaan Mesin Induk tipe ini sudah memenuhi ketentuan IMO Tier II yang terkait dengan emisi gas buang.
•    Marine Auxiliary Engine, merk    Daya         :    4 x 500     kVA
Yanmar, tipe 6AYL-WET
Kapal dikelaskan pada BKI dengan Notasi Lambung +A100ФP “Kapal Penyeberangan” dan Notasi Permesinan +SM. Hal ini berarti bahwa penggunaan kapal sepenuhnya diawasi oleh BKI dan harus memenuhi rules and regulation dari Biro Klasifikasi Indonesia.
Kapasitas Angkut kapal adalah:
-    Penumpang
Penumpang Kelas VIP             : 18     Orang
Penumpang Dek Terbuka         : 232    Orang
Penumpang Dek Kursi Baring         : 324    Orang
Penumpang Kelas Kursi Sofa        : 140     Orang
Penumpang Dek Kafetaria         : 98     Orang
-    Formasi Kendaraan Maksimum
Trailer 40 feet                 : 26     Unit
Tronton 10 Roda            : 2     Unit
Truk Medium                 : 37     Unit
Sedan                    : 77     Unit
Untuk memenuhi ketentuan Solas, perlengkapan keselamatan jiwa (life saving appliances) yang terpasang di kapal antara lain:
•    Rescue boat (dilengkapi engine 230 HP)        : 2 unit (kap @18 pax)
•    Marine Evacuation System (MES)        : 2 unit (kap @600 pax/30 menit)
•    Inflatable Life Raft (ILR)                : 24 unit (kap @ 50 pax)
•    Life Jacket                     : 1080 set
•    Life buoy (ring penyelamat)            : 22 unit
•    Dan peralatan lain sesuai dengan regulasi LSA/SOLAS (CAS)