JAKARTA – Kementerian Perhubungan dan Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) menandatangani kesepakatan implementasi proyek Sustainable Urban Transport Programme Indonesai (SUTRI NAMA) dan komponen Indonesian Bus Rapid Transit Corridor Development Project (INDOBUS) di Ruang Kutai Kantor Kementerian Perhubungan pada Senin (18/12). Penandatanganan tersebut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo, Duta Besar Jerman untuk Indonesia Michael Freiher U.U.S dan Kepala Pengembangan Kerjasama Ekonomi Kedutaan Swiss Martin Stottele.

“Hari ini kita telah menyaksikan penandatanganan kesepakatan SUTRI NAMA dan INDOBUS. Tujuan proyek SUTRI NAMA untuk mendukung kebijakan serta pengembangan transportasi perkotaan dan mitigasi emisi gas rumah kaca, sedangkan INDOBUS untuk membantu kota percontohan dalam mengembangkan koridor BRT dan mendukung pengelolaan operasi BRT,” jelas Sugihardjo yang akrab dipanggil Jojo.

SUTRI NAMA akan membantu mengatasi tantangan transportasi perkotaan seperti pertumbuhan penduduk kota dan jumlah kendaraan bermotor, melalui paduan pengembangan kapasitas dan pembiayaan. Proyek ini akan mengembangkan mekanisme pembiayaan, pemantauan lingkungan dan mempersiapkan program-program transportasi kota di kota-kota percontohan. Mekanisme pembiayaan yang berkelanjutan akan dikembangkan untuk membangun transportasi perkotaan seperti pengembangan sistem bus, manajemen parkir dan transportasi tidak bermotor termasuk fasilitas pejalan kaki dan jalur sepeda.

Sedangkan sejalan dengan Rencana pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Pemerintah dan INDOBUS akan mempercepat pembangunan transportasi perkotaan termasuk dalam mempersiapkan standar nasional untuk sistem BRT dan pelaksanaannya di kota-kota percontohan. Sistem BRT sendiri akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan setiap kota dan akan dijadikan sebagai acuan untuk pembangunan sistem BRT di kota-kota lain di Indonesia.

“Demi mensukseskan perkembangan kota serta untuk membentuk kota yang lebih nyaman dan untuk menuju kondisi ekonomi yang stabil perlu dibangun solusi transportasi berkelanjutan terpadu. Hal ini perlu didukung oleh kebijakan transportasi kota yang transparan, pengembangan lebih jauh dengan cara alokasi struktur pada investasi yang lebih besar di infrastruktur transportasi umum, penerjamahan ulang peran ada pada pihak perencanaan dan penanggungjawab dan juga optimalisasi regulasi transportasi publik dan operasi sistem transportasi perkotaan,” terang Jojo.

Sementara itu, Kepala Pengembangan Kerjasama Ekonomi Kedutaan Swiss Martin Stottele mengatakan Pemerintah Swiss mendukung Pemerintah Indonesia dalam mitigasi iklim dan transportasi perkotaan melalui kontribusi pada INDOBUS.

“Pemerintah Swiss mendukung langkah Pemerintah Indonesia melalui kerjasama INDOBUS dengan memperkuat transportasi perkotaan di Indonesia sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia serta membantu mengatasi perubahan iklim dampak emisi,” ujar Martin.

Kerjasama antara Pemerintah Indonesia, Pemerintah Jerman, Pemerintah Inggris dan Pemerintah Swiss telah dipersiapkan total anggaran 21 juta euro untuk membangun transportasi perkotaan dan menurunkan emisi gas rumah kaca. (LFH/TH/AL/BI)