(Cilegon, 21/7/2012) Cepat atau lambatnya pemberian uang tunjangan hari raya (THR) oleh pengusaha ternyata memberikan dampak yang signifikan terhadap kelancaran penyebrangan. Bila pemberian THR dilakukan di penghujung lebaran, antrian panjang sepertinya tidak akan dapat terhindarkan.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Danang Baskoro dihadapan Menteri Perhubungan EE Mangindaan yang didampingi Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suroyo Alimoeso di kantor ASDP cabang Merak, Jumat (20/7) kemarin menjelaskan, puncak arus lebaran diperkirakan jatuh pada tanggal 17-18 Agustus 2012, atau H-3 dan H-2.
Untuk menekan kepadatan arus penyebrangan pada tanggal tersebut, Danang mengimbau kepada para pengusaha untuk memberikan uang tunjangan hari raya (THR) jauh-jauh hari sebelumnya. Karena masyarakat belum akan pulang kampung jika THR belum diterima. ‘’Jika THR diberikan pada tanggal 17 Agustus, maka kami hanya punya waktu 2 hari untuk mengangkut penumpang pada detik-detik akhir lebaran. Bisa dibayangkan kepadatan yang akan terjadi, apalagi itu jatuh pada hari sabtu-minggu’’ tukas Danang
Dalam kesempatan tersebut Danang memaparkan, jumlah penumpang yang akan menyebrang dari pelabuhan Merak ke pelabuhan Bakauheuni pada masa lebaran 2012 (1433 H) baik penumpang pejalan kaki maupun penupang diatas kendaraan, diperkirakan sebanyak 938.891 orang atau mengalami kenaikan 109 persen dibandingkan pada masa lebaran 2011 yang hanya 860.866 orang.
Kendaraan yang akan menyebrang pada lintasan tersebut diperkirakan juga akan mengalami kenaikan. Kendaraan truk yang pada tahun 2011 hanya 12.062 buah tahun ini diperkirakan akan naik 102 persen menjadi 12,303 buah, bus juga meningkat 106 persen dari 6.352 bus menjadi 6.733 bus, kendaraan kecil juga meningkat 111 persen dari 78.781 mobil menjadi 87.447 mobil dan peningkatan terbesar adalah sepeda motor dari 67.213 sepeda motor menjadi 81.328 sepeda motor. Sementara penambahan jumlah trip sangat kecil sekali dari 1.428 trip menjadi 1.457 trip, atau 101 persen.
Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik baik para pejalan kaki maupun yang menggunakan kendaraan roda dua, roda empat maupun lebih, ASDP Indonesia Ferry telah menyiapkan 9 loket khusus penumpang yaitu 1 loket arah stasiun KA dan 8 loket di ruang tunggu. Sedangkan untuk kendaraan disiapkan 18 toll gate, yakni untuk kendaraan roda dua 8 unit, kendaraan kecil 6 unit, dan untuk bus serta truk masing-masing 1 buah.
Adapun fasilitas penunjang operasional yang disiapkan antara lain SAR terdiri dari 1mobil rescue dan 1 kapal rescue beranggotan 15 ABK, 3 buah ambulan, 1 buah mobil pemadam kebakaran, 2 unit derek, 2 buah perahu karet, 2 buah tug boat, 2 unit shuttle bus dan untuk pengamanan dipasang 36 titik CCTV. Juga disiapkan Posko keamanan, Posko Kesehatan, Posko Gabungan dan Pos Informasi dan Pengaduan.
Bilamana terjadi antrian, tersedia juga lahan parkir cadangan pada area PT KAI dan terminal terpadu Merak. Namun jauh disana, di lintas jalan rol Jakarta Merak tepatnya di KM 48 dan KM 59, akan dipasang papan elektrik yang menunjukkan situasi di terminal Merak, apakah dalam kondisi lancar atau terjadi antrian panjang. Harapannya, mereka yang masih di sekitar jalan tol bisa menunggu di rest area, beristirahat sambil menunggu situasi lancar kembali baru masuk ke pelabuhan.
Menteri Perhubungan EE Mangindaan sempat menanyakan kemungkinan kapal yang melakukan docking atau perbaikan. Atas pertanyaan ersebut, Danang mengatakan, pada masa angkutan lebaran nanti ada enam buah kapal yang diharuskan melakukan docking, dimana satu diantaranya yaitu KM BSP 2 milik PT BSP Ferry yang mampu mengangkut 953 penumpang dan 120 kendaraan campuran tidak siap operasi karena harus menunggu suku cadang.
Adapun satu kapal yaitu KM Bahuga Jaya milik PT ALF yang mampu mengangkut 1.420 penumpang dan 70 kendaraan campuran yang saat ini sedang melakukan docking, akan dipercepat pekerjaannya sehingga pada waktunya siap bergabung di lintasan.
Sementara itu empat kapal ditunda pelaksanaan dockingnya dan siap beroperasi pada masa liburan lebaran. Ke empat kapal tersebut adalah KM Nusa Dharma milik PT SP Ferry, KM Bahuga milik PT ALF, SMS Kartanegara milik PT SMS dan KM Dharma Kencana milik PT Dharma Lautan Utama. Kapal ini sedaia akan melakukan docking pada bulan Agustus.
Terhadap kapal yang harusnya melakukan docking tapi harus tetap beroperasi guna menyeimbangkan jumlah penumpang dan kendaraan yang akan diangkut, Menhub mengatakan pihaknya masih memberikan batas toleransi penundaan docking, tentunya dengan tetap menjaga faktor keselamatan.
Menhub melalui Dirjen Perhubungan Darat juga sudah minta kepada para pengusaha pelayaran dan ASDP selaku pengelola pelabuhan penyebrangan untuk selalu berkoordinasi. Bilamana kapal tidak bisa ditunda melakukan docking, maka pengusaha diminta untuk mengirim kapal cadangan sebagai penggantinya. (JO)