Kapal tersebut melayani pelayaran Semarang-Sampit, Kalimantan, dengan muatan barang serta dinakhodai oleh Atup Lani. Dalam insiden tersebut nakhoda beserta tujuh anak buah kapal (ABK) selamat meski barang bawaan kapal kayu tersebut ikut tenggelam bersama kapal.

Keterangan yang dihimpun Media Indonesia dari Karimunjawa, Selasa (4/9), menyebutkan kapal kayu dengan panjang 21,97 meter dan lebar 7,69 meter itu bermuatan berbagai barang seperti genting, besi, kasur dan pipa.

Menurut Atup Lani, KLM Masa Indah yang berangkat dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada Sabtu (1/9) dengan tujuan Sampit itu awalnya tidak mengalami masalah apa-apa, tetapi setelah berlayar lebih dari 24 jam, tiba-tiba haluan kapal mengalami kebocoran, sedangkan cuaca saat itu cukup buruk dengan gelombang pasang mencapai ketinggian 2 meter.

Untuk mengatasi kebocoran dan menyelamatkan kapal, kata Atup, kapal segera diarahkan ke kepulauan terdekat yaitu Karimunjawa dan menepi di perairan Pulau Menjangan Kecil.

"Untuk menghindari kapal tenggelam, kapal kayu dengan tonase 88 grosston (GT) tersebut segera dikandaskan ke batu karang," katanya.

Sementara tujuh ABK yang ada berusaha melakukan penambalan pada haluan yang bocor. Tetapi akibat gelombang laut yang cukup besar dan penambalan kapal tak berhasil, dirinya mencoba mencari bantuan pada pelabuhan terdekat, terutama untuk melakukan evakuasi terhadap ABK dan barang-barang bawaan kapal.

"Tetapi baru dilakukan evakuasi, kapal tak dapat diselamatkan dan habis tenggelam di perairan tersebut," imbuhnya.

Kepala Pelabuhan Karimunjawa Yusuf Pramono kepada Media Indonesia mengatakan petugas dari Dinas Perhubungan telah selesai melakukan pemeriksaan terhadap nakhoda dan tujuh AKB kapal tersebut untuk mengungkap penyebab tenggelamnya kapal kayu itu.

"Mereka sekarang kita kembalikan ke perusahaan pemilik kapal yaitu Madura Bahari, setelah menjalani pemeriksaan," tandasnya.

Setelah terjadi kebocoran dan kapal dirapatkan di Pulau Menjangan Kecil, kata Yusuf, kita diberitahukan oleh awak kapal beberapa jam kemudian dan diturunkan beberapa kapal untuk membantu melakukan evakuasi. Namun, baru beberapa saat mengevakuasi awak dan beberapa barang, kapal tak dapat diselamatkan hingga tenggelam di dasar lautan.

"Bahkan kapal kecil yang berusaha mengevakuasi nyaris tersedot kapal tersebut mulai tenggelam," imbuhnya.

Kepala Tata Usaha Bagian Navigasi kelas II Semarang Departemen Perhubungan Laut Hendry Nurwiyanto mengatakan KLM Masa Indah diperkirakan tak memiliki radio komunikasi, sehingga pihaknya belum mengetahui secara pasti masalah yang dihadapi kapal tersebut. Menurut dia, biasanya kapal yang mengalami gangguan dalam perjalanan segera menghubungi navigasi melalui radio.

"Jika mereka telah menghubungi melalui radio komunikasi kapal, maka kita akan segera turunkan bantuan baik dengan menghubungi kapal lain terdekat atau mengirim kapal bantuan khusus, tapi hingga kini tidak ada komunikasi itu," kata Hendry. (AS/OL-03)

Sumber : Media Indonesia, 04 September 2007