JAKARTA – Keselamatan, kenyamanan dan kelancaran Angkutan Natal dan Tahun Baru serta Angkutan Lebaran, dan hari-hari besar/libur nasional lainnya yang berpotensi terjadi kemacetan dan ketidaknyamanan, serta terganggunya keselamatan bagi para pengendara lalulintas dan pengguna jasa transportasi menjadi perhatian insan perhubungan dan stakeholder lainnya.

Kementerian Perhubungan sebagai pemangku kepentingan dan regulator di bidang transportasi nasional jauh hari telah memberi perhatian penuh terhadap penyelenggaraan transportasi yang aman, nyaman, dan selamat dalam situasi apapun, termasuk dalam kondisi “peak seasson” sekalipun.

Mematahkan Tradisi Lama

Sudah menjadi tradisi lama setiap memasuki liburan panjang Natal dan akhir tahun, antrean panjang kendaraan pribadi dan barang – mencapai hingga 5-7 KM di pintu-pintu masuk gerbang pelabuhan penyeberangan Kapal Ferry Jawa – Bali dan Banten – Lampung. Kemacetan juga sering terjadi di jalan-jalan nasional di lintas Jawa, Lintas Sumatra, dan Bali, dan kota besar besar lainnya. Namun tradisi lama tersebut dalam beberapa tahun terakhir mulai terkikis dan terpatahkan dengan kesiapan dan perencanaan manajemen transportasi oleh semua stakeholder transportasi nasional yang terlibat.

Presiden Joko Widodo, sangat menaruh perhatian terhadap transportasi liburan bagi masyarakat.

Dalam satu kesempatan dalam rapat kabinet beberapa tahun silam, Presiden meminta pelayanan transportasi selama liburan Natal dan Tahun Baru diperhatikan sehingga masyarakat merasa terlayani, aman, nyaman dan selamat sampai tujuan. “Saya minta diperhatikan terkait pelayanan transportasi,” ujarnya kala itu.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengambil inisiatif dengan sejak awal melakukan koordinasi di jajaran internal Kementerian Perhubungan, serta melakukan kordinasi dengan instansi terkait.

Menhub, dalam sebuah Rapat Kordinasi Teknis (Rakornis) Bidang Perhubungan Darat Tahun 2023 pada Rabu (8/11/2023) lalu menginstruksikan jajarannya untuk mempersiapkan angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024 dengan baik.

"Skenario pengaturan lalu lintas harus dipersiapkan lebih baik, agar masyarakat yang pulang kampung atau berwisata tetap aman dan mendapatkan pelayanan yang memadai," ujarnya.

Kordinasi dan Kolaborasi

Terselenggaranya angkutan Natal dan Tahun Baru yang lancar, aman, nyaman dan selamat, tidak lepas dari kordinasi dan kolaborasi oleh semua elemen yang terlibat. Awal November lalu, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat bersama anggota Komisi V DPR RI dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menggelar Rapat Koordinasi Kesiapan Penyelenggaraan Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Banyuwangi, Jawa Timur.

Rapat koordinasi tersebut membahas upaya meningkatkan koordinasi dan pelayanan angkutan penyeberangan, khususnya untuk mengantisipasi lonjakan arus penumpang dan kendaraan di Cabang ASDP yang menjadi pantauan nasional, yakni: Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk.

“Kita berkoordinasi bagaimana menyiapkan sarana dan prasarana terutama dalam bidang transportasi penyeberangan di kedua pelabuhan utama penyeberangan ASDP, yakni Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Hendro Sugiatno.

Menurut Dirjen Hendro, pelabuhan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk diproyeksikan terjadi lonjakan pengendara bagi masyarakat yang berwisata melalui jalan darat/tol Jawa – menggunakan kendaraan pribadi untuk menyeberang ke Bali.

“Kita harus antisipasi lonjakan arus penyeberangan sekaligus mengevaluasi apa yang sudah dikerjakan tahun lalu untuk meningkatkan pelayanan menjadi lebih baik,” imbuhnya.

Adapun yang perlu dievaluasi, menurut Hendro, terutama kecepatan waktu pemberangkatan kapal, sehingga pelayaran dapat dilakukan tepat waktu dan aman. Selain itu, dia mengingatkan harus/perlu dibuat skema layanan yang lebih padat ketika pada peak season.

“Skema layanan harus dikerjakan, bila terjadi antrean sudah ada rekayasa lalu lintas, sehingga mobilitas wisatawan dan aktivitas ekonomi masyarakat di sekitar pelabuhan tidak terganggu antrean panjang," pungkas Hendro,

Proyeksi Peak Season 22 Desember 2023 Hingga 2 Januari 2024

Berdasarkan data Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, diprediksi puncak arus mudik dan balik akan terjadi dua kali. Puncak arus mudik I akan terjadi pada 22-23 Desember 2023, lalu prediksi Puncak Arus Balik I akan terjadi pada 26-27 Desember 2023. Sedangkan prediksi Puncak Arus Mudik II akan terjadi pada 29-30 Desember 2023 dan Prediksi Puncak Arus Balik II akan terjadi pada 1-2 Januari 2024.

Pihak ASDP sebagai pengelola penyeberangan memprediksi pergerakan orang melalui pelabuhan penyeberangan pada Nataru 2023/2024 sebanyak 904.496 orang yang melakukan perjalanan, sebanyak 52.755 unit kendaraan roda dua, sebanyak 98.267 unit kendaraan roda empat, sebanyak 12.157 unit bus, dan sebanyak 55.569 unit truk. Angka tersebut didasarkan pada kalkulasi jumlah yang melintas pada liburan lebaran 2023 lalu dan diproyeksikan terjadi kenaikan sebesar 5% dari angka tersebut.

Sementara dari catatan Menhub, berdasarkan data angkutan Natal Tahun 2022 dan Tahun Baru 2023 lalu mencatat sekitar 44,17 juta orang melakukan mobilisasi.

"Tahun ini, mobilisasi masyarakat pada saat Nataru diprediksi akan meningkat dibanding tahun lalu," lanjut Menhub.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat, seperti yang diungkapkan Dirjen Hendro telah bersiap mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang dan antrean kendaraan dengan menyiapkan kantong parkir, buffer zone untuk kendaraan penumpang, truk dan terminal kargo. Selain itu juga direncanakan pembatasan operasional kendaraan angkutan barang saat periode libur nanti.

Dirjen Hendro juga memberikan solusi alternatif, yakni kendaraan truk yang akan menyeberang ke Gilimanuk juga disiapkan Dermaga Bulusan yang rencananya khusus untuk Long Distance Ferry (LDF).

Kesiapan sarana dan prasarana Lintas Ketapang-Gilimanuk juga telah disiagakan, yang meliputi 49 unit kapal siap operasi dan 7 pasang dermaga meliputi : Pelabuhan Ketapang : 3 MB, 1 Ponton dan 3 Plengsengan, Pelabuhan Gilimanuk : 3 MB, 1 Ponton dan 3 Plengsengan.

Pelabuhan Penyeberangan, Titik Krusial

Terhadap upaya peningkatan layanan masyarakat di pelabuhan penyeberangan yang sering menjadi masalah penumpukan penumpang, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi berjanji akan meningkatkan dan mempercepat proses layanan ticketing.

"Kami sedang proses bekerja sama dengan salah satu platform untuk pembelian tiket sehingga ke depan kemungkinan tiket bisa dipesan tidak hanya melalui Ferizy. Sistem pemesanan tiket yang akan dikembangkan nantinya bakal ditetapkan berdasarkan radius jarak," ujarnya.

Menurut Ira, system ticketing yang akan diterapkan pada layanan penyeberangan liburan Nataru tahun ini memastikan trafik penumpang dan kendaraan dapat terdistribusi dengan baik sehingga mampu meminimalisir antrian di pelabuhan baik selama arus berangkat dan balik pada layanan Nataru ini. (IS/AS/SHL/HG)