JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwasanya ada kesenjangan kondisi antara wilayah Indonesia Barat dengan Indonesia Timur yang mengakibatkan wilayah Indonesia Timur tidak mendapatkan suatu pelayanan yang baik.

“Ada suatu kesenjangan antara timur dan barat, dimana Indonesia timur praktis tidak mendapatkan suatu pelayanan yang baik, dengan area yang cukup besar, pendapatan masyarakat yang kecil, harga barang lebih mahal, lebih lama, dan lebih susah, kadang masyarakat sampai kelaparan”, ungkap Menhub Budi usai menjadi pembicara di Jakarta International Logistics Summit and Expo (JILSE) 2016, Kamis (20/10).

Lanjutnya, dikatakan bahwa mayoritas logistik di Indonesia Timur hanya dapat disasar melalui jalur udara, “di Papua ada sekitar 250 bandara yang tersebar di tiap daerah, melalui bandara-bandara ini logistik dikirim ke daerah-daerah di sana”, kata Menhub Budi.

Melihat kondisi seperti saat ini, Menhub Budi akan berupaya untuk melakukan suatu perbaikan arus logistik di wilayah timur. “Kementerian Perhubungan memikirkan bagaimana konektivitas supply logistic itu tidak hanya diberikan dari barat Indonesia tapi juga timur Indonesia juga harus diselesaikan”, tegas Menhub Budi.

Oleh karenanya Menhub Budi menjelaskan bahwa nantinya akan ada beberapa rencana guna perbaikan arus logistik di Indonesia Timur. Untuk itu pihaknya telah meminta asosiasi perusahaan penerbangan nasional Indonesia (INACA) dan organisasi pengusaha perusahaan pelayaran angkutan niaga (INSA) untuk turut serta mendukung penyelesaian masalah arus logistik di Indonesia Timur.

Menhub Budi mengatakan pada tahun 2017 perusahaan swasta akan dilibatkan dalam program tol laut, “rencanya 2017 tapi proses tender sudah dimulai dari sekarang, besaran subsidinya sekitar Rp 200 milyar, pada 1 januari 2017 sudah kita lakukan di 3 tempat, barat Sumatera, timur Kalimantan, dan Maluku”, ungkapnya. Hal itu dilakukan untuk menyeimbangkan peran swasta dan pemerintah dalam program tol laut.

Sejalan dengan upaya perbaikan arus logistik tersebut, Menhub Budi juga akan melakukan sejumlah upaya perubahan terkait program tol laut diantaranya melakukan re-route, peningkatan occupancy, memperbaiki jenis barang yang dikirim, dan melibatkan perusahaan swasta. Menhub Budi berharap nantinya logistik yang dikirim ke Indonesia timur khususnya Papua tidak hanya sampai di daerah sekitar pelabuhan saja namun juga dapat menyentuh daerah pegunungan seperti Mulia dan Ilaga melalui tol udara dan beberapa sungai.

“Nanti juga akan ada rute-rute penerbangan perintis baru di wilayah Papua. Hal tersebut untuk mendistribusikan ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau menggunakan angkutan darat. Kami juga mempertimbangkan untuk memanfaatkan sungai-sungai guna mendorong pendistribusian barang di Papua,” ujarnya.(GD/TH/BS/BSE)