Jakarta – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo tengah melakukan penjajakan kerjasama di berbagai bidang dengan Presiden Afrika Selatan, Jacob Gedleyehlekisa Zuma. Terkait dengan Kementerian Perhubungan, Menhub Budi menyampaikan bahwa kedua belah pihak tengah melakukan penjajakan kerjasama di bidang transportasi udara dan perkeretaapian. Demikian diungkapkan Menhub Budi usai melepas kepulangan Presiden Zuma di bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu malam (8/3).
"Saya mendapat kehormatan untuk melepas kepulangan Presiden Afsel usai menghadiri perhelatan IORA kemarin. Presiden dan delegasi Afsel menyatakan senang berkunjung ke Indonesia dan mengapresiasi pemerintah Indonesia. Beberapa hal yang akan kita jajaki dengan Afsel adalah kerjasama bidang penerbangan, dan perkeretaapian di Kalimantan," jelas Menhub Budi.
Menhub mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada perusahaan Afsel yang tertarik untuk berinvestasi membangun perkeretaapian di Kalimantan untuk angkutan batubara.
"Di Afsel itu bidang pertambangannya juga sudah maju. Jadi nanti akan ada satu perusahaan disana yang akan ketemu untuk membahas kerjasama angkutan KA batubara di Kalimantan," ujarnya.
Menhub Budi menjelaskan bahwa Kementerian Perhubungan akan mengkaji lebih dalam kerjasama tersebut dan membahas secara detail perjanjian atau MoU dengan Afsel agar semuanya jelas.
"Memang saat ini belum ada sebuah perjanjian, karena kalau membuat perjanjian itu kan harus detail. Jangan sampai sudah berbicara ini itu tapi tindak lanjutnya tidak ada," ucapnya.
Sedangkan di sektor udara, Menhub mengatakan pemerintah Indonesa akan melakukan peningkatan kerjasama di bidang penerbangan dengan Afsel.
Menhub menjelaskan, Presiden Jokowi menginginkan Indonesia bisa menjadi hub Afsel ke negara-negara Asia, sebaliknya Indonesia akan menjadikan Afsel sebagai hub Indonesia ke negara-negara Afrika.
Sementara Dubes Indonesia untuk Afsel Suprapto Martosetomo yang mendampingi Menhub melepas kepulangan Presiden Afsel mengatakan, banyak sekali peluang bisnis dengan Afael yang bisa dimanfaatkan Indonesia.
"Afsel sudah maju dalam teknologi. Untuk sektor kereta api kita bisa masuk kesana melalui Inka, untuk mengembangkan sektor perkeretaapian di Afsel," jelas Dubes.
Sebagai informasi, kerjasama Indonesia dengan Afsel khususnya di sektor transportasi udara sudah dimulai sejak tahun 1997. Pada tahun itu telah dilakukan penandatangan perjanjian induk pembukaan hubungan udara kedua negara.
Berlanjut pada tahun 2013, kedua negara melakukan penandatangan MoU terkait pengaturan hak-hak angkutan udara. Isi dari MoU tersebut yaitu membuka rute penerbangan Indonesia-Afrika dengan frekuensi 7x seminggu. Kedua negara sepakat membuka seluruh akses penerbangan melalui bandara-bandara Internasional yang ada. Afsel sendiri memiliki tiga bandara Internasional utama yaitu, Bandara Internasional Cape Town, Bandara Internasional Tambo (Johannesburg), dan Bandara Internasional Durban.
Namun demikian sampai saat ini belum ada maskapai penerbangan yang melayani penerbangan antar kedua negara, baik itu dari maskapai nasional maupun maskapai Afsel.(RDL/TH/BS/JAB)