10 Oct 2023
8883 View
Jakarta
– Pada tahun 2045
mendatang Indonesia genap berusia 100
tahun. Pada tahun tersebut, Indonesia ditargetkan menjadi negara maju, modern,
dan sejajar dengan negara-negara adidaya di dunia lainnya. Pemerintah dari masa
ke masa terus mengupayakan agar cita-cita tersebut tercapai.Karenanya, Pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden
Ma’ruf Amin berulang kali meminta menteri-menteri di dalam Kabinet Indonesia
Maju untuk secara perodik melakukan
introspeksi, apakah kinerja yang dilakukan
sudah on the track dan berjalan baik.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sendiri memanfaatkan momentum
Hari Perhubungan Nasional ke 53 yang diperingati setiap tanggal 17
September untuk melakukan intropeksi
atas kinerja yang dilakukan.Menhub Budi Karya Sumadi
mengajak seluruh insan transportasi untuk terus konsisten pada
visi dan misi Pemerintah yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2015 - 2019, dan RJPM Tahun 2020 - 2024.Transportasi Massal
Nasional Terus Melaju Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh negara di dunia, sempat
menghentikan aktivitas pembangunan termasuk di Indonesia. Program-program
Kementerian Perhubungan pada tahun 2020 – 2022 juga sempat terdampak oleh
pandemi Covid-19. Kendati demikian, Kemenhub mampu mengukir prestasi dengan merealisasikan
transportasi massal berbasis rel modern dan super cepat, yakni: Lintas Rel
Terpadu/Light Rail Transit Jakarta,
Bogor, Depok, dan Bekasi (LRT Jabodebek)
dan Kereta Cepat Jakarta Bandung
yang kini disebut Whoosh. Menhub Budi mengajak jajarannya untuk mengkaji terhadap kinerja instansinya
dari periode awal Kabinet Indonesia Maju hingga kini, yang setahun lagi akan
berakhir pada Oktober 2024. Menhub Budi
berharap, pembangunan
infrastruktur transportasi nasional dapat menjadi landasan atau batu
loncatan untuk pembangunan dan
pengembangan infrastruktur transportasi massal modern menuju Indonesia emas
masa depan. Menhub Budi juga mengajak insan transportasi untuk mengejar
kekurangan guna memenuhi target yang tertuang dalam RPJM 2020 - 2024, dan terus membangun infrastruktur
transportasi nasional, baik sarana maupun prasarana transportasi darat, laut,
udara, serta perkeretaapian.Pembangunan transportasi nasional, lanjut Menhub Budi, bakal semakin meningkatkan konektivitas antar
wilayah yang akan menyatukan Indonesia, serta mewujudkan transportasi yang dapat
melayani mobilitas manusia maupun barang dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan selamat, aman, dan nyaman.Menhub menilai, pembangunan
infrastruktur transportasi nasional
yang telah dilakukan selama ini, di tengah berbagai kendala seperti
keterbatasan anggaran, pandemi Covid-19, diharapkan dapat menjadi lompatan
pertama mewujudkan visi Indonesia emas, yakni menjadi negara limara besar
kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2045 mendatang. Kata Kuncinya,
Kolaborasi Di tengah upaya dan usaha dalam pembangunan sektor transportasi,
Menhub Budi kembali mengingatkan agar seluruh insan transportasi, pihak ketiga,
dan stakeholder lainnya dapat
memperkuat kolaborasi di seluruh
Indonesia. “Keberhasilan lompatan pertama akan menjadi pemicu lompatan-lompatan
selanjutnya di masa yang akan datang,” ujarnya. Menhub Budi juga mengajak seluruh insan transportasi baik dari
unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, operator transportasi, masyarakat,
dan unsur terkait lainnya, agar selalu berkolaborasi dengan baik dalam
membangun konektivitas transportasi di seluruh wilayah Indonesia. “Infrastruktur transportasi itu tidak mungkin
terlaksana kalau hanya saya yang mengerjakan, atau siapa yang mengerjakan hanya
satu orang, tidak mungkin. Kita harus berkolaborasi antara Kemenhub,
Kementerian dan Lembaga lain, Pemerintah Daerah, operator transportasi,
masyarakat dan unsur terkait lainnya,” cetusnya. Pembangunan
Transportasi Untuk Konektivitas Wilayah Visi dan misi pemerintah dalam melakukan pembangunan sektor
transportasi, lanjut Menhub Budi, yaitu pembangunan transportasi yang bertumpu
pada upaya konektivitas antarwilayah di Indonesia, yang merata ke seluruh wilayah, tidak saja
wilayah perkotaan dan kawasan-kawasan
strategis (kawasan ekonomi khusus) dan kawasan wisata yang potensial, tetapi
juga ke kawasan lain seperti ke pelosok
daerah terpencil, tertinggal, terdepan,
dan perbatasan (3 TP) Selama kurun waktu 2014-2023, Kemenhub telah membangun sejumlah
infrastruktur transportasi baik di sektor darat, laut, udara dan
perkeretaapian. Di darat, Kemenhub telah merevitalisasi dan merehabilitasi
terminal tipe A di 140 lokasi dan membangun terminal tipe A di 5 lokasi. Untuk
penyeberangan, rehabilitasi pelabuhan penyeberangan dilakukan di 151 lokasi dan
membangun pelabuhan penyeberangan di 76 lokasi.
“Pada tahun 2022 lalu kami membangun Terminal Tipe A di
Purworejo, Jawa Tengah dan Bimoku di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Diharapkan
tahun ini sudah bisa diselesaikan pembangunannya,” ujar Menhub.Di laut, Kemenhub telah melakukan rehabilitasi pelabuhan di 164
lokasi dan telah melakukan pembangunan pelabuhan baru di 18 lokasi. Pada tahun
2015, pembangunan dilakukan di 4 lokasi, 2016 (2 lokasi), 2017 (5 lokasi), 2019
(1 lokasi), 2021 (5 lokasi).Lokasi pembangunan pelabuhan terbanyak ada di wilayah tengah dan
timur Indonesia. Terakhir pada tahun 2022, terdapat satu pelabuhan baru yang
dibangun yaitu Pelabuhan Salissingan di Sulawesi Barat.Di udara, Kemenhub merehabilitasi bandara di 38 lokasi dan
membangun bandara baru di 16 lokasi. Diantaranya yaitu: Bandara Rokot Sipora
Mentawai, Sumbar; Bandara Kertajati Jabar; Bandara APT Pranoto Samarinda,
Kaltim; Bandara Miangas, Sulut; Bandara Namniwel, Maluku; dan Bandara Werur,
Papua.Untuk sektor perkeretaapian, telah dibangun dan direaktivasi
jalur kereta api sepanjang 1.683 Kilometer Spoor (km’sp), di antaranya yaitu:
jalur kereta cepat Jakarta - Bandung sepanjang 152,46 km jalur ganda, LRT Jabodebek
(49,21 km jalur ganda), LRT Sumsel (23,4 km jalur ganda), dan LRT Jakarta (5,8
km jalur ganda). Selain itu, juga dilakukan peningkatan dan rehabilitasi jalur
kereta api sepanjang 1.900 km’sp, elektrifikasi jalur kereta 145,24 km, dan
pembangunan/modernisasi stasiun kereta api sebanyak 88 stasiun. Untuk keberlangsungan sarana dan prasarana transportasi nasional
di masa mendatang, Menhub menginstruksikan jajarannya untuk mengecek dan
memastikan infrastruktur transportasi yang sudah dibangun, benar-benar memiliki
manfaat yang optimal dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat.Demikian halnya dengan hadirnya Kereta Cepat Jakarta Bandung KCJB
Whoosh. Pasca peresmian operasional, pada 2 Oktober 2023, Menhub
mengajak para pihak otoritas pengelola Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) agar
dapat berkolaborasi bersama pihak swasta/BUMD, pihak ketiga - khususnya di Kota/Kabupaten di kedua lokasi stasiun Kereta Whoosh, yakni: stasiun keberangkatan Stasiun
Halim-Cawang DKI Jakarta,
dan stasiun kedatangan Stasiun
Tegalluar Cibiru Hilir, Cileunyi,
Kab Bandung. Kolaborasi ini penting, khususnya dalam membangun dan mengembangkan transportasi
feeder di kedua
lokasi kota/kabupaten tersebut.
Karena seperti yang kita ketahui, daerah yang dilintasi Kereta Whoosh adalah daerah potensial dengan pusat bisnis,
kawasan wisata alam, sentra kerajinan, serta pusat kuliner
khas daerah, dan lainnya.Menhub juga mengimbau masyarakat di kota-kota yang dilalui Kereta
Whoosh memanfaatkan pembangunan KCJB untuk meningkatkan perekonomian daerah
yang telah disosialisasikan selama
proses pembangunan. Pasalnya Pemerintah sudah memprediksi dengan tarif
operasional Kereta Whoosh tidak akan mencapai titik impas (BEP) sebagai layanan
transportasi massal berbasis rel modern dan super cepat dalam waktu singkat – bahkan untuk
operasional masih mendapatkan subsidi. “Kami optimis dengan beroperasinya KCJB
dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat di wilayah / daerah yang
berada di sekitar stasiun KCJB,” ujar Menhub.Menhub mendorong insan transportasi untuk aktif melakukan kerjasama/kolaborasi. Tidak
hanya transportasi massal berbasis
rel modern yang super cepat, tetapi juga
semua moda transportasi darat, laut, udara, dan perkeretaapian yang
telah dibangun dan dikembangkan sarana
dan prasarananya oleh pemerintah. Harapannya agar manfaatnya lebih optimal, serta
dapat menjalankan fungsi layanan mobilitas orang dan barang seoptimal mungkin
dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat
di berbaga kota/daerah.Syarat Negara Maju,
Selalu Terus Berinovasi Di waktu yang berbeda, Presiden Joko Widodo, saat meresmikan brand baru Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB)
dengan nama Kereta Cepat Whoosh awal
Oktober 2023 lalu, mengungkapkan bahwa kereta Whoost ini merupakan bereta cepat
pertama di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kecepatan rata-rata 350 km/jam. “Kereta cepat ini kita namakan Whoosh. Ini merupakan inspirasi
dari suara yang melesat dari kereta berkecepatan tinggi dan Whoosh merupakan
singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat,” ungkap Jokowi. Lebih lanjut Presiden menjelaskan, kereta cepat Whoosh ini
menandai modernisasi transportasi massal yang efisien, ramah lingkungan dan
terintegrasi dengan moda transportasi lainnya termasuk terintegrasi dengan TOD
(Transit Oriented Development). “Angkutan massal berbasis rel modern dan super cepat ini
merupakan hal baru bagi masyarakat Indonesia khususnya dari sisi teknologi,
kecepatan, konstruksi dan juga model pembiayaan,” pungkasnya. Presiden Jokowi kembali berpesan agar kita tidak boleh takut
belajar, mencoba hal-hal baru yang dalam prosesnya bisa muncul hal-hal yang
tidak terduga, kesulitan di lapangan, masalah-masalah, dan ketidaksempurnaan. “Pengalaman itu mahal, namun sangat berharga, dan kita tidak
perlu takut, karena jika kita konsisten, kesalahan itu akan semakin sedikit,
biaya kesalahan juga akan semakin menurun, dan pada akhirnya, biaya produksi,
biaya proyek, lama kelamaan akan semakin rendah,” ucap Jokowi. Presiden Jokowi juga mengingatkan agar semua pihak terkait
pembangunan Kereta Cepat Whoosh tidak alergi terhadap kritik dan tetap semangat
untuk belajar. Pasalnya, pengalaman membangun infrastruktur, baik jalan tol,
pelabuhan, bandara, bendungan, transportasi telah memberikan pengalaman yang
tak ternilai dan bekal untuk menghasilkan hal-hal yang lebih baik di masa
depan. “Keberanian kita mencoba hal-hal baru memberikan kepercayaan,
kesempatan kita untuk mengajari anak-anak bangsa dan akan sangat berguna bagi
masa depan, membuat SDM kita semakin maju dan semakin mandiri,” tandasnya. Manfaat Bagi
Masyarakat dan Mempersatukan Indonesia Menteri Kordinator Maritim dan Investasi (Menkomarinvest), Luhut
Binsar Panjaitan seperti yang dilansir dari media nasional mengungkapkan. proyek Kereta Cepat Whoosh ini memberikan
beberapa manfaat. Pertama, lanjut Menkomarinvest, mulai terciptanya lapangan pekerjaan baru,
utamanya buat masyarakat domestik, menghadirkan multiplier effect terhadap moda transportasi lainnya yakni
kehadiran kendaraan feeder, mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah yang
dilintasi oleh jalur kereta cepat. Kedua, terjadinya transfer teknologi yang
mutakhir terutama di Bidang Konstruksi
dan Modernisasi Sistem Perkeretaapian. Selain itu, Menkomarinvest juga menegaskan, pencapaian sektor
transportasi umum massal yang sudah diraih hingga hari ini, kelak dapat
diteruskan oleh periode kepemimpinan berikutnya atau generasi yang akan datang.
Menkomarinvest dan Menhub sepakat bahwa melaksanakan
pembangunan transportasi umum
massal berbasis rel modern dan
kereta cepat sebagai upaya merealisasikan misi dan visi Presiden Jokowi, yaitu membangun transportasi modern untuk mempersatukan Indonesia. Infrastruktur
Pendukung Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang mendampingi Presiden
Jokowi menjelaskan bahwa Kemenhub telah
menerbitkan izin operasi sarana perkeretaapian umum untuk Kereta Cepat Whoosh
jalur Jakarta-Bandung yang tercantum pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
KM 114 Tahun 2023 tentang Izin Operasi Sarana Perkeretaapian Umum PT Kereta Api
Cepat Indonesia-China (KCIC).Dukungan lain yang diberikan imbuh Menhub Budi, terkait
operasional Kereta Cepat Whoosh adalah penyiapan angkutan lanjut, atau feeder.
“Angkutan feeder ini telah kami siapkan bersama dengan para stakeholder terkait
sehingga dapat memudahkan masyarakat mengakses kereta cepat dari/menuju
pusat-pusat kegiatan dan ekonomi,” ungkapnya.Di Stasiun Halim, misalnya, melalui ketersediaan akses jalan DI
Panjaitan, telah disiapkan sejumlah moda transportasi yang akan semakin mudah
untuk mencapai kawasan stasiun. Saat ini ada rute baru Transjakarta menuju
Stasiun Halim dengan relasi Cawang - Jalan Mayjen Sutoyo Jalan D.I Panjaitan -
Stasiun Halim dengan jam operasional mulai pukul 06.00 hingga 16.00 WIB telah
tersedia. Selain itu terdapat juga jembatan penghubung dari Stasiun Kereta
Cepat Halim ke Stasiun LRT Halim sebagai bagian dari integrasi antar moda. Sementara di Stasiun Padalarang Kereta Cepat Whoosh juga telah
terintegrasi dengan KA Feeder yang menghubungkan Stasiun Kereta Cepat Whoosh
Padalarang dengan Stasiun Bandung. Pengaturan waktu perpindahan penumpang juga
telah disesuaikan antara jadwal Kereta Cepat Whoosh dengan KA Feeder. Adapun untuk Stasiun Tegalluar, integrasi antarmoda juga
diwujudkan melalui kehadiran Bus Damri dan shuttle bus summarecon yang dapat
dimanfaatkan sebagai moda lanjutan dari dan menuju Stasiun Tegalluar. Kemudahan
akses menuju Stasiun Tegalluar diakomodasi dengan keberadaan Jembatan Cibiru
yang telah selesai dibuat dan dioperasikan untuk dilalui kendaraan. KCIC juga
bekerjasama dengan Jasa Marga untuk mempermudah masyarakat menuju stasiun
dengan pembukaan pintu tol di KM 149 yang telah beroperasi dan program
pembukaan pintu tol di KM 151 yang saat ini masih dalam proses pengerjaan. Menhub Budi mengungkapkan, pembangunan Kereta Cepat Whoosh telah
menjadi primadona bersama LRT dan MRT. Karena itu, Kemenhub terus intensif
untuk mengoptimalkannya. Selain itu, menurut Menhub,
ada faktor lain yang mendorong
pembangunan transportasi massal berbasis rel modern dan super cepat yakni: adanya
kebijakan untuk mobilitas di perkotaan maupun antarkota yang padat penduduk
menggunakan angkutan pribadi dibatasi atau tidak dianjurkan, karena menyebabkan
kemacetan dan meningkatkan polusi / Air Quality Index (AQI) . “Saya waktu diperintahkan Presiden, sempat bertanya-tanya
bagaimana ini, akhirnya bisa. Kereta Cepat Whoosh juga sama, akhirnya bisa,” kata Menhub. Menhub menambahkan bahwa ada dorongan untuk menggencarkan
pembangunan angkutan massal perkotaan/antarkota, dan itu memang menjadi suatu
keniscayaan.Kendati cita-cita membangun transportasi massal berbasis rel
modern dan Kereta Cepat Whoosh sudah terealisasi, namun demikian Presiden
meminta kepada Menkomarinvest dan Menhub untuk tidak berpuas diri. “Kalian jangan berhenti di sini, buatlah perencanaan konsep
transportasi modern sehingga apa yang diaplikasikan satu konstruksi infrastruktur
transportasi massal modern itu dapat
berkelanjutan,” kata Menhub mengutip
pesan Presiden Jokowi.Untuk memenuhi amanah Presiden, Menhub mengakui, memang berat
dan tidak mudah untuk melaksanakannya,
namun Menhub optimistis dengan
keberhasilan insan transportasi dalam membangun transportasi massal berbasis
rel modern dan kereta cepat
Whoosh. “Keberhasilan ini bisa menjadi batu lompatan pertama – untuk
mendorong lompatan-lompatan berikutnya
menuju Indonesia Emas Tahun
2045,” tutupnya. (IS/AS/SHL/HG)
-
Biro Komunikasi dan Informasi Publik