10 Jul 2020
61334 View
DUA RIBU SEMBILAN BELAS“Presiden Joko Widodo mengakui ada
ketimpangan pembangunan yang terjadi
di kawasan timur Indonesia dibandingkan
wilayah bagian barat. Menurut Presiden,
ketimpangan pembangunan yang terjadi itu
dapat dilihat dari pemerataan pembangunan
infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan
dan bandar udara yang masih sangat minim di
wilayah timur Indonesia. Untuk menyelesaikan
berbagai ketimpangan tersebut, pemerintah
akan terus berupaya untuk membangun
infrastruktur daerah-daerah di kawasan
Indonesia timur agar dapat lebih maju lagi.” Penggalan berita tersebut diatas merupakan
gambaran pembangunan pembangunan
infrastruktur saat ini. Pembangunan transportasi
kini ibarat ujung tombak kemajuan perekonomian
nasional. Transportasi berperan sebagai jembatan
yang memfasilitasi seluruh kegiatan perekonomian
dan logistik nasional, baik mikro maupun makro.
Pertumbuhan sektor transportasi berbanding lurus
dengan pertumbuhan ekonomi secara langsung.
Kemakmuran, pembangunan politik, sosial budaya
dan pertahanan keamanan dapat terwujud dengan
adanya fasilitas transportasi yang memadai. Indonesia Timur, atau disebut juga Kawasan Timur
Indonesia (KTI), adalah sebuah kawasan di bagian
timur Indonesia yang meliputi Sulawesi, Kepulauan
Nusa Tenggara, Bali, Kepulauan Maluku, dan Papua.
Kawasan Indonesia Timur antara tahun 1938 sampai
1946, pada masa pemerintahan Hindia Belanda
merupakan wilayah gouvernement Groote Oost
(Timur Raya) yang beribu kota di Makassar.
Selepas masa pemerintahan Hindia Belanda
berakhir dan beralih menjadi Republik Indonesia
Serikat (RIS), kawasan Indonesia Timur (kecuali
Papua) menjadi negara bagian bernama Negara
Indonesia Timur (1946–1950). Negara Indonesia
Timur dibentuk setelah dilaksanakan Konferensi
Malino pada tanggal 16-22 Juli 1946 dan Konferensi
Denpasar dari tanggal 7-24 Desember 1946.
Pada masa sekarang, Indonesia Timur terdiri dari
13 provinsi termasuk di dalamnya Papua, NTT dan
NTB. Dari segi pembangunan, Indonesia Timur lebih
tertinggal dibandingkan Indonesia Barat (Sumatra,
Jawa, dan Kalimantan). Berdasarkan data Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2017 dari
Badan Pusat Statistik (BPS), hanya tiga provinsi di
Indonesia Timur yang memiliki IPM kategori tinggi
yaitu Bali, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.
Namun kini seiring dengan semangat otonomi
daerah dan prioritas pembangunan nasional,
perekonomian kawasan Indonesia Timur terus
bertumbuh.
Upaya pemerintah dalam pembangunan
infrastruktur transportasi di Indonesia timur
meliputi pembangunan tol laut, tol udara,
perbaikan bandara, pelabuhan, dan jalan yang
menghubungkan daerah-daerah potensi wisata.Sarana transportasi menjadi bagian utama
perjalanan sejarah umat manusia. Tanpa adanya
infrastruktur transportasi yang memadai,
mustahil rasanya pemerataan kesejahteraan dan
peningkatan investasi di Papua, NTT dan NTB dapat
terwujud.
Tujuan wisata nan elok di Kawasan Indonesia
Timur tentu juga tidak akan terjamah oleh
manusia, jika tidak ada sarana transportasi yang
memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai
alat konektivitas, kekayaan hasil bumi di Bima,
keindahan pemandangan Gili-gili di Lombok yang
seperti surga, Goa Jepang di Biak yang menyimpan
sejarah perang dunia kedua, juga panorama alam
yang menjadi primadona di Manokwari, bahkan
Komodo si hewan purba yang menakjubkan pun
mungkin hanya akan berakhir sebagai sekedar
cerita mistis atau legenda.
Untuk itu, Jejak Lensa mengungkap kondisi
transportasi terkini, beserta perkembangan dan
perjalanan pembangunan infrastruktur di Papua,
NTB dan NTT dalam rangkaian foto-foto
-
Biro Komunikasi dan Informasi Publik