(Jakarta, 20/6/2011) Wakil Presiden (Wapres) Boediono mengharapkan agar aksi keselamatan jalan dapat dilakukan melalui langkah-langkah konkret , transparan, dan terbuka sehingga dapat dilaksanakan oleh semua pihak. Apabila hal ini dapat dilaksanakan dengan baik diharapkan dapat mengurangi korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas di jalan. Wapres menegaskan hal tersebut dalam acara pencanangan Dekade aksi keselamatan jalan 2011-2020, Senin (20/6) di Istana Wakil Presiden Jakarta.

Oleh karena itu, hal tersebut menurut Wapres merupakan hal yang sangat serius dan harus ditangani secara serius pula. Fokus utama penyebab kecelakaan lalu lintas adalah faktor manusia. “Masalahnya adalah perilaku manusia dalam membawa kendaraannya di ruang publik. Di ruang publik, tidak hanya ada dia sendiri jadi itu mempengaruhi keselamatan orang lain. Oleh karena itu, ruang public harus diatur dan etika berperilaku di ruang publiknya juga harus diatur,” jelas Wapres.  Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat pun perlu dilakukan,  “Polri sangat diandalkan untuk mengawal semua ini,” tegasnya.


Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Freddy Numberi menjelaskan berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), di seluruh dunia, 1,2 juta orang meninggal dan 20-50 juta orang luka-luka akibat kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia, rata-rata 30 ribu orang meninggal per tahunnya.

Menhub memaparkan, saat ini pemerintah telah menyelesaikan Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 2011-2035. “Target pencapaian implementasinya adalah 20% pada 5 tahun pertama dan 80% pada 5 tahun kelima,” papar Menhub. 

Penyusunan RUNK Jalan ini menggunakan pendekatan 5 pilar keselamatan jalan yang meliputi manajemen keselamatan jalan, jalan yang berkeselamatan, kendaraan yang berkeselamatan, perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan, dan penanganan korban pasca kecelakaan. (RY)