(Bandung, 30/7/2010) Mudik menjadi ritual tahunan yang selalu memunculkan masalah tersendiri dalam pelaksanaan angkutan Lebaran dari tahun ke tahun. Kemacetan di jalan raya menjadi salah satu kendala yang selalu terjadi dari tahun ke tahun. Tidak hanya di Indonesia, fenomena yang sama juga terjadi di negara-negara lain ketika mengalami momentum sejenis dengan di Indonesia. Tidak sebandingnya kapasitas infrastruktur dengan jumlah kendaraan yang ada membuat kemacetan di jalur-jalur mudik menjadi tidak terhindarkan.
 
Demikian disampaikan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono saat membuka Lokakarya untuk Pers/Media Massa ”Membedah Koordinasi Pelaksanaan Angkutan Lebaran 2010”, di Hotel Horison Bandung, Jumat (30/7). ”Karena pada saat mudik, kebutuhan terhadap pelayanan transportasi begitu besar sementara sarana dan prasarana terbatas. Fenomena ini juga terjadi di negara lain, seperti China pada perayaan tahun baru. Kemacetan di mana-mana, di negara berkembang ini biasa terjadi. Bahkan di Eropa, Amerika, saat Natal juga terjadi hampir sama dengan kita, banyak pesawat yang delay dan penumpang telantar,” ungkapnya.
 
Menurut Wamenhub, situasi mudik dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan seiring pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sejalan dengan itu, Pemerintah terus melakukan upaya untuk mengembangkan sarana dan prasarana yang ada, baik dengan melakukan penambahan infrastruktur jalan, jembatan, dermaga pelabuhan, bandara, jalur kereta api, dlsb.
 
”Sudah banyak perubahan yang dilakukan, tetapi mudik memang tidak statis, dia terus berkembang dan memunculkan tantangan baru sejalan dengan berubahnya tingkat kebutuhan masyarakat. Pendek kata, ini situasi abnormal di mana permintaan tidak sesuai dengan suplay. Jadi, kemungkinan macet dan munculnya hambatan-hambatan itu tetap ada,” ujarnya.
 
Tidak hanya terkait infrastruktur dan kesiapan sarana, tingkat kedisiplinan masyarakat juga berkontribusi besar terhadap kemacetan yang terjadi selama masa mudik Lebaran. Yaitu di mana jumlah masyarakat yang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi saat mudik terus meningkat, sementara ketersediaan kapasitas armada angkutan umum relatif cukup memadai.
 
”Terkait itu, setiap tahun terus kita kembangkan beragam solusi untuk menekan tingkat kemacetan di jalan,” jelasnya. Mengurangi populasi sepeda motor yang mendominasi pertumbuhan jumlah kendaraan saat mudik, lanjutnya, menjadi salah satu fokus konsentrasi pemerintah untuk mengurangi masasalah pada masa angkutan Lebaran. ”Kita carikan beragam alternatif untuk menekan penggunaan jumlah sepeda motor di jalan raya sewaktu mudik. Mulai dari penyediaan sarana angkut melalui kereta api hingga angkutan laut,” jelasnya.
 
Tidak hanya itu, Wamenhub menambahkan, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat juga telah melakukan koordinasi dengan para agen tunggal pemegang merek (ATPM) selaku produsen untuk turut membantu menyediakan sarana pengangkut sepeda motor pemudik menuju daerah tujuan melalui even mudik bareng.
 
”Dirjen darat sudah jajaki dengan perusahaan yang biasa laksanakan mudik bareng, kalo bisa sepeda motor juga ikut diangkut dengan kendaraan mereka. Kemudian, yang lain, yang coba dilakukan adalah menyediakan angkutan laut untuk membawa motor,” papar Wamenhub. ”Sekali lagi kita coba memfaslitasi motor. Karena beberapa survei menyebutkan, pemudik kesulitan alat transportasi di kampung tanpa membawa sepeda motor, atau ketika harus mengandalkan angkutan umum biasa. Ini salah satu alasan kita mengantisipasi. Koordinasi dengan seluruh instansi terkait terus dilakukan,” imbuhnya.
 
Di sisi lain, jelasnya, selain melakukan pembatasan penggunaan sepeda motor, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum juga melakukan pengembangan-pengembangan infrastruktur untuk meningkatkan kapasitas jalan raya. Langkah itu antara lain dengan memperlebar badan jalan, melakukan penambahan lajur pada jalan-jalan nasional maupun regional, termasuk mengembangkan kapasitas dan membangun jalan bebas hambatan baru.
 
”Seperti kita ketahui, Tol Kanci-Pejagan sudah jadi dan bisa digunakan. Kemudian lajur-lajur di Jalan Tol Cikampek juga sudah ditambah. Selain itu, sekitar Nagrek pun sudah diperluas dan dibuatkan jalan tembus alternatif. Tetapi, dengan tidak berimbangnya pertumbuhan kendaraan dan infrastruktur, kemacetan tetap tidak bisa dihindari,” ujar Wamenhub. (DIP)