JAKARTA – Untuk menunjang pariwisata di beberapa daerah, Kementerian Perhubungan akan bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia Angkutan Udara (TNI AU) untuk mengoptimalkan beberapa Pangkalan Udara (Lanud) milik TNI AU. Beberapa Lanud yang akan dioptimalkan penggunaannya sebagai bandara komersial adalah Bandara Gading di Gunung Kidul Yogyakarta, Bandara Wirasaba Purbalingga, dan Bandara Wiriadinata Tasikmalaya.

Ketiga Lanud TNI AU tersebut berada di wilayah yang memiliki potensi pariwisata yang sangat menarik. Salah satu moda transportasi yang dapat dikembangkan adalah penerbangaan karena telah ada fasitias Lanud milik TNI AU yang memadai. Langkah yang dilakukan Kemenhub dalam pengalihan Lanud TN tersebut dapat beroperasi sebagai bandara komersial yaitu membuat MOU antara Kementerian Perhubungan dengan TNI AU, dan Pemerintah Daerah; membentuk organisasi (Unit Penyelenggara Bandara/UPBU); memenuhi segala persyaratan keselamatan, keamanan, dan pelayanan seperti penerbitan Sertifikat Bandara (SBU), Airport Security Programme (ASP), Airport Emergency Plan (AEP), dan lain sebagainya.

Untuk pengembangan Lanud Wirasaba dan Gading, Kementerian Perhubungan bersama Pemerintah Daerah terkait akan segera melakukan koordinasi dengan TNI AU untuk melakukan pendayagunaan lapangan udara yang dimulai dengan MOU. Kementerian Perhubungan sudah berkoordinasi dengan TNI AU terkait penggunaan Bandara Wiriadinata, Tasikmalaya.

Pengalihan pengoperasian Bandara Gading sebagai bandara komersial dengan melanjutkan pengembangan sejumlah fasilitas Bandara Gading yang sudah dilakukan Kementerian Perhubungan diantaranya pembuatan dan perbaikan taxiway, apron, dan landasan pacu; pengadaan rescue car; dan pengembangan fasilitas keamanan seperti pemasangan pagar di lingkungan bandara.

Bandara Gading terletak di daerah Gunung Kidul yang memiliki dimensi runway 45 m x 1400 m, taxiway 18 m x 106 m, dan apron 70 m x 110 m. Pengoperasian bandara tersebut dapat dikembangkan untuk penerbangan pribadi maupun pesawat komersial jenis ATR, yang diharapkan mampu mendukung pengembangan potensi pariwisata dan kemaritiman di Gunung Kidul.

Bandara Wiriadinata berjarak ± 6 km dari pusat kota Tasikmalaya dan berjarak ±12 km dari Terminal Tipe A Kota Tasikmalaya. Saat ini, luas landasan Lanud Wiriadinata adalah 1200 m x 30 m dan akan dilakukan perpanjangan hingga 1800 m. Sedangkan luas apron saat ini adalah 37 m x 37 m dan luas taxiway adalah 88 m x 25 m. Di sisi darat, bandara tersebut sudah dilengkapi terminal penumpang, VIP room, tower, hanggar namun belum memiliki gedung PKPPK. Kondisi topografi sekitar Bandara Wiriadintaa relatif datar dan kondisi obstacle clear. Ada beberapa tower BTS pada Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Dalam tapi sudah ada rekomendasi ketinggian bangunan dari Bandara Wiriadinata. Pada arah runway 33 dengan jarak ± 300 m dari threshold runway 33 terdapat jalan akses ke pemukiman penduduk. Akses tersebut dapat ditutup apabila akan dilakukan perpanjangan runway.

Sementara itu, Bandara Wirasaba, Purbalingga memiliki dimensi runway 850 m x 50 m yang dapat didarati Pesawat Casa 212 atau sejenisnya. Sedangkan dimensi apron Bandara Wirasaba adalah 100 m x 45 m, dan taxiway 30 m x 25 m.

Dengan akan beroperasinya Lanud tersebut menjadi bandara yang melayani penerbangan komersil, diharapkan bisa semakin memudahkan akses transportasi dari dan ke daerah-daerah tersebut sehingga dapat menarik wisatawan dan para investor. Dengan begitu, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah-daerah tersebut. (RY/TH/BS/BSE)