(Kupang, 23/03/10) “Transportasi penyeberangan di kawasan timur Indonesia, khususnya di NTT, diarahkan sebagai pembuka isolasi  yang dapat mendorong perekonomian rakyat”. Hal tersebut dinyatakan Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono saat meresmikan pengoperasian KMP Ile Bolang di Pelabuhan Bolok, Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Selasa, 23 maret 2010. 

KMP Ile Boleng merupakan kapal penyeberangan yang diberikan Kementerian Perhubungan kepada Pemprov NTT  untuk melayani jalur Kupang-Lewoleba.  Peresmian pengoperasian kapal bertonase 600 GT tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti dan diikuti dengan pemecahan kendi oleh Wamenhub diatas KMP Ile Boleng. Dalam acara tersebut, turut hadir  Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Gubernur NTT, Ketua DPRD NTT, Direktur LLASDP Kemenhub, Anggota DPR asal Kupang, MTI, serta para pejabat  Pemprov Kupang lainnya.
 
KMP Ile Boleng merupakan kapal penyeberangan perintis ke-5 yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan kepada Pemprov NTT. “Kemenhub mengalokasikan subsidi  untuk lintas perintis pada tahun 2010 kurang lebih sebesar Rp. 95 milyar dan khusus untuk lintas penyebrangan perintis provinsi NTT dialokasikan lebih dari Rp. 9 Milyar yang disubsidikan pada operasional 4 KMP yang lain”, jelas Wamenhub. Dengan transportasi yang memadai maka masyarakat akan mudah memasarkan dan menjual  hasil pertanian  ke wilayah NTT, maupun wilayah lain di Indonesia demikian juga sebaliknya dengan harga yang lebih baik serta bersaing.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan  memberikan subsidi bagi pengoperasian kapal penyeberangan perintis sebagai bentuk dukungan program percepatan pertumbuhan ekonomi di NTT. “Secara berkesinambungan pemerintah melakukan pembangunan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan di wilayah NTT karena terkait erat dengan aktivitas ekonomi rakyat,” kata Wamenhub. Pengoperasian KMP Ile Boleng di kawasan NTT diharapkan mampu memperlancar arus penumpang dan barang untuk rute Kupang-Lewoleba sehingga memperbaiki perekonomian masyarakat yang akan dilayani.

Wamenhub menambahkan, kedepannya pemerintah tidak hanya ingin mewujudkan Trans Jawa Railway, Trans Jawa Roadway, ataupun Trans Jawa Tolway, tetapi juga transportasi  seperti  Trans Nusa Tenggara Motorway atau Trans Maluku Motorway. “Artinya yang kita padukan antara jalan dan juga penyeberangan, karena penyeberangan ini sebetulnya menyambung jalan-jalan yang karena kondisi geografis terputus karena adanya laut ataupun selat. Jadi sekali lagi, selat – sungai kita sambung dan akan menjadi satu network atau jaringan yang bisa melayani kebutuhan warga”, jelas Wamenhub optimis. (RF)