MAUMERE - Usai kunjungi Kupang dan Atambua, Sabtu (29/10) Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melanjutkan kunjungan kerjanya ke Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sedianya, Menhub Budi diagendakan meninjau Pelabuhan El Say di kota ini.

Pesawat yang ditumpangi Menhub Budi mendarat sekitar pukul 17.40 WIB di Bandara Frans Seda dan disambut langsung oleh Wakil Bupati Paulus Nong Susar dan Dandim Sikka Letkol Inf Abdullah Jamali.

Setelah menjalani penyambutan secara adat, rombongan langsung menuju ke Pelabuhan El Say. Dibutuhkan waktu sekitar 15 menit perjalanan dengan menggunakan mobil untuk menuju ke lokasi. Tiba di Pelabuhan El Say, Menhub Budi menerima laporan pembangunan dermaga yang sudah dimulai.

Menurutnya, dermaga Pelabuhan El Say perlu diperpanjang hingga 100 meter. Hal ini dilakukan karena mengingat pelabuhan ini menjadi pintu gerbang bagi Pulau Flores.

"Ini ada satu pelabuhan, dan Maumere ini gerbang dari Pulau Flores. Di sini punya kedalaman yang baik. Kita akan bangun dermaga sepanjang 60 meter. Kemudian akan diteruskan menjadi 100 meter," ujar Menhub Budi di Pelabuhan El Say, Sikka, Provinsi NTT, Sabtu (29/10/2016).

Menhub Budi menambahkan, spesialisasi ini dilakukan karena Pelabuhan El Say akan dikhususkan sebagai pelabuhan bongkar muat barang. Berbeda dengan pelabuhan di Labuan Bajo yang diperuntukkan sebagai pelabuhan wisata.

Ia melihat ada keseriusan dari Pemda Sikka dalam mengembangkan pelabuhan ini. Namun, ia mengharapkan Pemda dapat mengembangkan komoditas lokal. Sehingga dengan adanya tol laut, akan dapat membawa komoditas tersebut ke kota lainnya.

"Flores akan maju, Pemda bertekad memajukan itu. Keseriusan Pemda kita hargai. Yang paling penting, kalau ada tol laut, apa barang lokal yang bisa dibawa. Supaya tidak hanya barang datang ke sini tapi juga bisa bawa barang ke luar," tutur Menhub Budi.

Wakil Bupati Sikka saat berada di lokasi yang sama mengatakan, daerahnya mempunyai komoditas cokelat, kacang mete dan ikan. Menhub Budi pun meminta Pemda mendata barang apa saja yang bisa menjadi komoditas. Dengan begitu, tambahnya, Maumere dapat lebih dikenal karena tidak goyangannya saja.

"Kita ke Maumere. Kita lakukan observasi. Jadi Maumere jangan hanya terkenal goyangnya saja. (Ekonomi) makronya akan kita lihat. Kalau dia punya ikan atau jagung. Karena di NTT kan kering jadi harus punya produk tertentu," ujar Menhub Budi.

Turut ikut dalam rombongan Menhub ini ialah Dirjen Perhubungan Laut Tonny Budiono, Direktur Operasi dan Pengembangan Usaha Pelindo III Rahmat Satria dan Direktur Bandara Yudhi Sari Sitompul.

Pelabuhan Maumere telah dilengkapi sejumlah fasilitas diantaranya causeway seluas 136 m2, trestle sepanjang 75 m x 9 m. Selain itu juga, telah dilakukan reklamasi seluas 17.500 m2 dan pemancangan dermaga di 25 titik.

Pada tahun 2016, Kementerian Perhubungan telah melakukan pengembangan pelabuhan dengan nilai investasi sebesar Rp. 26 miliar. Sejumlah fasilitas pendukung pelabuhan yang telah dikembangkan diantaranya pengerjaan dermaga sepanjang 62 m x 14 m dan pengerjaan splash guard di 33 titik. Kemudian Kementerian Perhubungan juga telah memasang lampu solar cell di dermaga dan lapangan penumpukan sebanyak 15 unit.

Untuk lebih meningkatkan pelayanan, di tahun 2017, Kementerian Perhubungan akan melakukan perbaikan fasilitas darat yaitu memasang pavingblock di area darat seluas 13.792 m2 dan melakukan perbaikan gedung kantor seluas 20 m x 13 m.

Pelabuhan Maumere berada di Kecamatan Maumere yang merupakan ibu kota Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kota Maumere dapat disebut sebagai pusat kota bagi daerah-daerah sekitarnya dengan aktivitas bongkar muat di sepanjang dermaga di Maumere.

Dari Maumere, sore ini (29/10) Menhub Budi dan rombongan akan melanjutkan kunjungan kerja ke Labuan Bajo. (GD/TH/BS/BSE)