LAMPUNG - Untuk meningkatkan kinerja Bandara Radin Inten II Lampung, kepemilikan dan pengelolaan bandara akan diserahkan ke PT Angkasa Pura II. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat melakukan kunjungan kerja ke Bandara Radin Inten II, Lampung, Minggu (20/11).
Dalam kesempatan tersebut Menhub Budi juga mengatakan akan menjadikan Bandara
Radin Inten II sebagai bandara sub hub dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
“Saya sudah berbicara dengan Gubernur Lampung, beliau sangat antusias. Bandara
Radin Inten II akan dijadikan bandara sub hub bandara-bandara di wilayah
sekitar yang akan menuju Soekarno Hatta sehingga dapat mengurangi kepadatannya.
Bandara Soekarno Hatta dikonsentrasikan untuk penerbangan internasional,” jelas
Menhub Budi.
Bandara Radin Inten II saat ini tengah dikembangkan, landasan diperpanjang
hingga 3.000 meter yang dapat didarati pesawat jenis Airbus 330. Disisi darat,
sedang dibangun gedung Terminal baru yang mampu menampung lebih banyak
penumpang dibanding terminal lama yang hanya mampu menampung 1,4 juta penumpang
pertahun. Gedung terminal juga dilengkapi gedung parkir 3 (tiga) lantai
yang mampu menampung 700 kendaraan roda empat, dengan fasilitas sky bridge yang
dapat menghubungkan gedung parkir dengan gedung terminal.
Bandara Radin Inten II juga berfungsi sebagai embarkasi haji. Tercatat jumlah
jemaah haji melalui bandara Raden Inten II tahun ini berjumlah 6.000 orang,
sementara jumlah jemaah haji setiap tahunnya mencapai 10.000 orang.
Letak Bandara ini sangat strategis, yaitu dekat dengan stasiun KA yang berjarak
hanya 100 meter dari bandara. Untuk kemudahan bagi penumpang KA ke bandara,
direncanakan juga akan dihubungkan dengan Sky bridge.
Direncanakan Gedung terminal baru bandara Radin Inten II akan beroperasi pada
awal 2017.
Tinjau Pelabuhan Panjang
Usai meninjau Bandara Raden Inten, Menhub Budi beserta rombongan melanjutkan
tinjauannya ke Pelabuhan Panjang. Pelabuhan Panjang merupakan pelabuhan
internasional yang terletak di Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung,.
Pelabuhan ini adalah salah satu pelabuhan besar di Indonesia dan terbesar di
pulau Sumatera.
Menhub Budi mengatakan, pelabuhan panjang ini menjadi salah satu pelabuhan
pengeskpor hasil Bumi yang terbesar di Indonesia.
Terkait pengembangan pelabuhan, Menhub Budi mengungkapkan, selama ini ada
tarik-menarik kepentingan antara pengelola pelabuhan dengan Pemda dan ia
menyarankan agar Pelindo membuat suatu anak perusahaan yang bekerjasama dengan
Pemda, agar Pemda setempat tetap mendapat pemasukan dari pelabuhan.
“Selama ini ada tarik-menarik dengan Pemda. Enggak boleh dikembangkan karena
ingin mendapatkan pendapatan asli daerah dari situ. Nah saya sarankan tadi,
bikin saja anak usaha Pelindo bersama pemda sehingga tetap mendapatkan
pemasukan,” ujarnya.
Hal lain yang diungkapkan Menhub Budi dalam tinjauannya yaitu terkait pembukaan
rute ro-ro dari Lampung ke Jakarta (Pelabuhan Tanjung Priok) untuk mengurangi
beban jalan dari Merak ke Jakarta melalui jalur darat yang sudah padat.
“Kapal roro itu kan memuat truk-truk. Kita tahu bahwasannya, dari Merak sampai
Jakarta padatnya setengah mati dan itu sebagian truknya dari Sumatera. Kita akan
buat dari Lampung, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Bali. Ini bagus sekali
karena akan banyak bahan baku di sini kita kirim ke daerah lain. Tinggal arus
baliknya,” ujarnya. (RDL/TH/BS/BSE)