JAKARTA – Kasus rem blong motor matic kerap terjadi diberbagai jalanan tanjakan tinggi dan turunan curam yang banyak mengakibatkan kecelakaan. Demikian pantauan dan catatan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) beberapa tahun terakhir.

Dari pengakuan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, lembaga yang dipimpinnya memiliki keterbatasan sumberdaya manusia dalam memberikan solusi untuk mengatasi problema tersebut. Dari beberapa kali diskusi KNKT bersama organisasi profesi Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang membawahi 1800 an Club Mobil Motor dan secara rutin menyelenggarakan event olah raga balapan motor tingkat nasional maupun internasional, pihak KNKT mengetahui bahwa IMI memiliki banyak ahli teknis mesin motor dan pembalap yang memiliki skill mengendarai motor.

Kedua ketrampilan itu, menurut Soerjanto bisa sebagai modal yang bisa diajarkan lewat penyuluhan / kampanye keselamatan bermotor bersama IMI untuk mengatasi banyaknya kasus kecelakaan motor di berbagai daerah terkait ketidaktahuan secara teknis dan kurangnya skill / ketrampilan si pengendara motor.

“Karena itu KNKT menggandeng IMI untuk tingkatkan keselamatan berkendara motor dalam hal ini untuk kegiatan bimbingan teknis dan kampanye keselamatan,” ujar Soerjanto.

Kedua belah pihak sepakat untuk bekerjasama meningkatkan upaya peningkatan keselamatan berkendara motor. Penandatangan kerja sama dilakukan oleh Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, dan Ketua IMI Sadikin Aksa di Jakarta, Selasa, (28/7), akhir Juli 2020 lalu.

Gandeng Semua Pihak Untuk Kurangi Angka Kecelakaan

Soerjanto menyebutkan, pihaknya tidak menutup terhadap semua pihak yang dapat memberikan masukan positif terutama bidang sepeda motor demi mencegah terjadinya kecelakaan. "Kami akui belum memiliki ahli khususnya di bidang sepeda motor, sedangkan tingkat kecelakaan masih cukup tinggi," ujar Soerjanto

Soerjanto menambahkan, KNKT membutuhkan banyak masukan dari ahli yang kompeten dan berpengalaman, dan IMI juga bisa melaksanakan investigasi dikala ada kecelakaan, sehingga dapat menjadi sharing yang positif. "IMI mendukung KNKT bersama-sama menurunkan jumlah kecelakaan pada sepeda motor dengan memiliki ahli yang akan dapat memberikan rekomendasi tepat, " ungkapnya.

Ketua IMI Sadikin Aksa menyampaikan apresiasi atas dilibatkannya mereka di KNKT untuk memberikan masukan dan saran terkait keselamatan berkendara. "Kami juga terus berkampanye tentang keselamatan road safety untuk mengurangi tingkat kecelakaan," ungkap Sadikin.

Sepeda Motor Matic Penyebab Kecelakaan

KNKT jelas Soerjanto saat ini tengah fokus memperhatikan keselamatan penggunaan sepeda motor matic di medan-medan tertentu. Dia memberi contoh pada jalan turun naik di pegunungan dan perbukitan, penggunaan sepeda motor matic tidak dianjurkan karena membahayakan. "Sepeda motor matic tidak cocok untuk digunakan pegunungan, terutama pada saat turunan meski saat tanjakan tidak bermasalah karena memang peruntukannya bukan untuk mendaki," ujarnya.

Pengguna sepeda motor diharapkan dapat lebih memahami fungsi dan peruntukan sepeda motor. Hal itu karena ada beberapa jenis yang berbeda-beda manfaatnya. Soerjanto mencontohkan di Kawah Ijen Banyuwangi dan Cirebon di mana masih banyak pengguna sepeda motor matic. "Sudah sempat ada penanda sepeda motor matic dilarang mendaki, namun dicopot, padahal itu pengingat untuk keselamatan penggunanya," imbuh dia.

Untuk itu dengan menggandeng IMI, hal-hal dan informasi mendalam diharapkan dapat diperoleh dan selanjutnya dapat bersama-sama dapat melakukan kampanye keselamatan berkendara. "Ya, di IMI juga kami melakukan kampanye road safety dan dilakukan training bagi mereka yang akan melakukan balapan," ucap Sekjen IMI Jefrei JP

Jefrei menambahkan pihak IMI sudah terbiasa memberikan kampanye / penyuluhan buat para pengendara motor, tidak saja kepada pembalap, tapi juga kepada pengendara aneka motor – mulai motor tua, berbagai type motor bahkan sampai dengan motor gede (Moge-red). “Kampanye keselamatan bermotor ini dilakukan oleh club-club motor di berbagai daerah, sedangkan untuk kerja sama kampanye IMI sudah kerap melakukan misal bersama BNN, Polantas, dan juga Ditjen Perhubungan Darat dengan topik yang berbeda,” ujar Jefrei.

Kerja sama Kampanye dengan BNN, IMI mengkampanyekan perihal larangan pembalab / pengendara motor menggunakan narkoba – yang akan membahayakan si pengendara dan pemakai jalan raya lainnya. Sedangkan kerjasama dengan Polantas, terkait sosialisasi mengenai displin lalu- lintas dan mematuhi rambu-rambu lalu-lintas.

Sedangkan kerjasama dengan KNKT terkait topik pencegahan kecelakaan lalu lintas. “Kita sama-sama peduli dan prhatin dengan banyaknya kecelakaan motor, akhir-akhir ini,” jelas Sekjen IMI itu.

Tidak hanya saat ini saja, lanjut Jefrei, tapi juga kecelakaan yang bakal terjadi di masa mendatang. Dengan adanya trend sepeda listrik yang tentu memiliki berbagai kelemahan / kekurangan yang bisa berdampak terhadap timbulnya kecelakaan.

Perlu IMI bekerjasama dengan badan / instansi lain yang memiliki otoritas untuk mendesak / memperingatkan pihak industri – pabrikan motor, untuk menarik atau memperbaiki kekurangan-kekurangan produknya yang membahayakan yang menjadi sumber atau timbulnya kecelakaan.

Masukan dari pihak IMI, lanjut Jefrei, bisa ditindaklanjuti oleh instansi yang memiliki kuasa untuk memperingati pabrikan untuk meningkatkan kualitas produk kendaraan bermotornya.

“Kalau IMI adalah organisasi kegiatan otomotif di Indonesia di bawah KONI tidak memiliki wewenang untuk menegur atau memperingati Industri / pabrikan terkait kualitas produk motor yang membahayakan pengendara,” jelas Jefrei.

Jefrei menambahkan bahwa kerja sama IMI dengan KNKT tidak ada kaitannya dengan pandemi Covid-19, fokus pada kecelakaan kendaraan bermotor. Jadi tidak ada kaitannya dengan mematuhi protokol kesehatan.

Jadi kuasa IMI dan club-club motor di bawah naungannya, lanjut Jefrei lagi, hanya sebatas memberikan pelatihan, arahan, kampanye, dan sertifikat kompetensi sebagai pengendara motor balap / pembalap sesuai peringkat/klasifikasi.

“Kerja sama IMI dengan KNKT semata-mata bentuk kepedulian yang sama dalam memberikan solusi / masukan untuk mengurangi kasus-kasus kecelakaan kendaraan bermotor,” tukas Sekjen IMI mengakhiri (IS/AS)