Jakarta (25/7) - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) jajaki rencana kerja sama dengan University of Tasmania, Australia. Renccana kerja sama tersebut dibahas dalam diskusi Kepala BPSDM Perhubungan, Umiyatun Hayati Triastuti saat menerima kunjungan dari perwakilan The Indonesia Australia Business Council (IABC), University of Tasmania dan Australia Maritime College (AMC) di BPSDM Perhubungan Jakarta pagi ini. Pertemuan ini merupakan pertemuan yang ke 3 (tiga) kalinya antara BPSDMP dan Universitas Tasmania untuk semakin memantapkan rencana kerja sama pendidikan dan pelatihan di bidang pelayaran.

“Hari ini kita membahas rencana kerja sama dengan Universitas Tasmania untuk capacity building para dosen kita di sekolah-sekolah transportasi laut di lingkungan BPSDMP” jelas Hayati. Hayati menambahkan bahwa perkembangan sektor transportasi, khususnya transportasi laut sangat pesat dan menuntut ketersediaan sumber daya manusia yang andal dan professional. Sebagaimana dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo bahwa tahun 2019 sebagai tahun pengembangan SDM, maka kerja sama ini merupakan langkah yang tepat dalam mendukung program pemerintah dalam pengembangan SDM yang berbasis pendidikan vokasi tersebut. “Kami sangat menyambut baik rencana kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan ini sebagaimana fokus pemerintah untuk mengembangkan sekolah-sekolah vokasi”, imbuh Hayati.

Dalam pertemuan kali ini disepakati bahwa kerja sama antara kedua belah pihak akan dituangkan dalam Nota Kesepahaman. Area kerja sama yang disepakati antara lain adalah untuk bekerja sama dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk para pengajar/Training of Trainer (TOT) for STCW Passenger Ship Safety Training, TOT for STCW Polar Code Training, TOT for STCW IGF Code Training, The Smart Port and The Green Port Courses. “Salah satu unit di bawah Universitas Tasmania, yaitu Australia Maritime College, mereka memiliki berbagai kursus untuk pengajar yang berstandar International Maritime Organization (IMO) yang demannya sangat tinggi di industri pelayaran, untuk itu kami sangat antusias untuk dapat bekerja sama dengan mereka” ujar Hayati.

Selain itu, melalui kerja sama ini diharapkan dapat mendorong Sekolah Transportasi berbasis pendidikan Vokasi yang dikelola BPSDMP untuk menyediakan SDM Transportasi yang Link and Match dengan kebutuhan pasar terutama di bidang pelayaran. “Dengan komposisi 70 % praktek dan 30 % teori dalam kegiatan belajar mengajarnya, diharapkan bisa meningkatkan kualitas lulusannya kearah keahlian yang tepat guna dan dapat diserap oleh industri ”” ungkap Hayati.

Selain kerja sama dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk para pengajar/Training of Trainer (TOT), area kerja sama yang juga diusulkan untuk disepakati adalah kerja sama dalam mendirikan program pasca sarjana untuk ilmu terapan dengan menyekolahkan para dosen pada program Ph.D, BPSDMP juga merencanakan kerja sama joint research dan join publication pada jurnal-jurnal internasional. “Kami akan bekerja sama dengan Universitas Tasmania untuk melakukan penelitian bersama sekaligus juga publikasi pada Jurnal Internasional yang nantinya dapat menjadi salah satu penilaian dalam akreditasi lembaga pendidikan” tutur Hayati. Selanjutnya Hayati menjelaskan bahwa salah satu Quick Win yang diberikan oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi bagi BPSDMP adalah mengembangkan kerja sama dengan universitas termasuk universitas di luar negeri guna meningkatkan kapasitas sekolah vokasi di lingkungan BPSDMP.

University of Tasmania sendiri merupakan salah satu universitas terkemuka di Australia. Universitas ini memiliki beberapa institusi pendidikan, di antaranya Australian Maritime Collage (AMC). AMC menyediakan pendidikan dan pelatihan di bidang pelayaran, di antaranya program S2 dan S3 bidang pelayaran. Selain itu, AMC juga menawarkan short course diantaranya Port and Shipping Management, Stevedoring and Terminal Operations, Ballast Water Management, Environmental Impact Management.