(Jakarta, 15/2/2014)   Hingga Sabtu (15/2) sore, sudah tiga bandara yang beroperasi.  Adapun empat bandara lainnya masih belum dapat dioperasikan, karena debu vulkanik dari letusan gunung Kelud masih menyelimuti landasan pacu dan sebagian terminal.

 
Hingga Sabtu sore, ke empat bandara yang masih ditutup adalah bandara internasional Juanda Surabaya, bandara internasional Adi Sutjipto Yogyakarta, bandara internasional Husein Sastranegara Bandung, dan bandara internasional Adi Soemarmo Solo. Sedangkan yang sudah di buka kembali adalah, bandara internasional A Yani Semarang, bandara Abdurrahman Saleh Malang dan bandara Tunggung Wulung, Cilacap.dan kembali beroperasi adalah bandara
Bandara Ahmad Yani Semarang sudah dibuka Sabtu pukul 07.15 wib. Garuda Indonesia juga sudah terbang ke Semarang. 5 kali penerbangan dari Jakarta ke Semarang dan 4 kali dari Semarang ke Jakarta Sabtu kemarin.
 
"Berdasarkan NOTAM (notice to airman) yang dikeluarkan otoritas bandara  Ahmad Yani, Semarang, maka Sabtu ini (kemarin) Garuda Indonesia kembali melayani penerbangan rute Jakarta-Semarang (pp)" kata Vice Presiden Corporate Communication PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Pujobroto dalam siaran pers, Sabtu (15/2/2014).
 
Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Daryanto  mengatakan,  penutupan Bandara Husein Sastranegara, Bandung berlanjut. Abu Kelud dinilai masih mengganggu penerbangan di kawasan ini. 
 
"Melihat situasi dan kondisi terkini dimana masih teridentifikasinya abu vulkanik Gunung Kelud yang dapat mengganggu penerbangan, maka penghentian operasional Bandara Husein Sastranegara di Bandung diperpanjang hingga 16 Februari 2014 pukul 09.00 WIB," kata Daryanto dalam siaran persnya, Sabtu.
 
Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menerbitkan Notice To Airmen (NOTAM) yang menginstruksikan penutupan Bandara Husein Sastranegara dari 15 Februari 2014 pukul 12.00 WIB hingga 16 Februari 2014 pukul 09.00 WIB.
Pelaksana tugas Kapuskom Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan, menjelaskan, yang sedang dikerjakan oleh pihak bandara saat ini adalah membersihkan debu vulkanik yang masih memenuhi landasan pacu dan terminal. ‘’Sekecil apapun partikel debu tersebut,  masih membahayakan untuk pesawat yang akan diterbangkan,’’ kata Bambang.
 
Yang menggembirakan, lanjut Bambang, Direktorat Jenderal Udara Kementerian Perhubungan memastikan jarak pandang untuk penerbangan tidak lagi menjadi masalah, seiring dengan melemahnya aktivitas Gunung Kelud. Jadi belum dioperasikannya bandara bukan lagi karena jarak pandang melainkan kondisi di bandara. (JO)