NUSA DUA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi masih mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Transportasi Malaysia Mr. Liow Tiong Lai dan Menteri Transportasi Filipina Mr. Arthur Tugade meskipun acara The 4th Asia Europe Meeting Transport Minister Meeting (ASEM TMM) sudah ditutup tadi malam (27/9). Dalam pertemuannya tersebut dihasilkan beberapa poin penting kerja sama antar kedua negara.

"Hari ini saya melakukan pertemuan bilateral dengan Malaysia dan Filipina. Dari hasil pertemuan dengan kedua negara tersebut masing-masing dihasilkan 3 poin penting kerja sama antara Indonesia - Malaysia dan Indonesia - Filipina," jelas Menhub di Hotel Westin Nusa Dua Bali pada Kamis (28/9).

Menhub mengatakan pertemuan bilateral dengan delegasi Malaysia dihasilkan tiga poin yaitu rencana Kapal Ro-Ro Dumai - Malaka, Ekspor Kereta Api dari INKA dan Konektivitas Udara.

"Bersama delegasi Malaysia, kita hasilkan tiga poin, pertama akan ada Kapal Ro-Ro dengan tujuan dari Dumai ke Malaka. Beberapa Pelabuhan masih disiapkan karena kebutuhan banyak. Kedua, kita akan ekspor kereta api ke Malaysia. Mereka menyambut baik karena kebutuhan kereta disana banyak. Ketiga terkait konektivitas udara, penerbangan internasional di Bandara Silangit akan buka 28 oktober, jadi setelah rute Silangit ke Singapura, nantinya kita harapkan ada rute Silangit ke Penang atau ke Kuala Lumpur," terang Menhub.

Pertemuan dilanjutkan dengan pertemuan bilateral dengan delegasi Filipina. Dalam pertemuan tersebut, Menhub menjelaskan hal yang dibicarakan yaitu terkait rencana Garuda Indonesia terbang ke Filipina, ekspor kereta api INKA ke Filipina dan pendidikan vokasi untuk nakhoda.

"Dengan delegasi Filipina juga dihasilkan tiga poin pembicaraan diantaranya, pertama rencana Garuda Indonesia membuka rute penerbangan ke Filipina pada bulan Januari nanti. Kedua, PT. Industri Kereta Api (INKA) sudah ekspor kereta ke Bangladesh dan tadi Menteri Transportasi Filipina mengatakan bahwa mereka setuju untuk impor kereta dari kita, karena Filipina akan membangun kereta api di Mindanao sepanjang 800 km," jelas Menhub.

"Poin ketiga pembicaraan terkait pendidikan vokasi untuk nakhoda di seluruh dunia karena Filipina menjadi supply pelaut nomor satu. Kita akan berkolaborasi untuk mengembangkan sekolah tersebut dan dengan pengalaman yang dimilki oleh Filipina kita akan menjadi lebih baik dan lebih kompak," tambah Menhub.

Sementara itu, Menteri Transportasi Filipina Mr. Arthur Tugade mengatakan Filipina sangat terbuka untuk mengembangkan sektor transportasi dengan Indonesia.

"Kita benar-benar memiliki hati yang terbuka untuk benar-benar mengembangkan sektor transportasi secara bersama, tidak hanya karena kita tetangga terdekat antara Indonesia dan Filipina. Jadi dengan prinsip dan pengertian dasar, saya pikir kita akan melakukan kolaborasi yang sukses," ujar Arthur.

Lebih lanjut, hal lain yang dibicarakan dengan kedua negara yaitu dukungan terhadap Indonesia sebagai anggota Dewan IMO Kategori C.

"Hal lain yang kita bicarakan berkaitan dengan koordinasi IMO. Baik Malaysia dan Filipina serta Singapura (kemarin) sepakat unthk mendukung kita sebagai anggota kategori C pada bulan November nanti," pungkas Menhub.

Turut mendampingi Menhub dalam pertemuan bilateral diantaranya Sekjen Kemenhub Sugihardjo, Kepala Biro Kerjasama Agus Saptono serta Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Baitul Ihwan. (LFH/TH/BS/BI)