Jakarta, 10 Mei 2018 – Panitia Pelaksana Asian Games 2018 tunjukan obor yang akan diarak melalui dua negara dan 1 kota di India serta 50 kota di Indonesia. Melihat perhelatan Asian Games sebelumnya, bentuk dari obor selalu memiliki ciri khas tersendiri dan biasanya menggambarkan keunikan budaya dari tuan rumah penyelenggara, begitu juga dengan bentuk obor pada Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang.

“Dengan memadukan dua alat tradisional untuk beladiri asal Betawi dan Palembang, jadilah sebuah bentuk Obor yang indah dan gagah yang akan menjadi wadah bagi api abadi Asian Games untuk berkobar,” kata Erick Thohir, Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 saat meluncurkan obor Asian Games 2018. Erick menambahkan bahwa paduan alat beladiri tradisional pada obor Asian Games merupakan penggambaran dari bersatunya ragam budaya di Indonesia untuk satu tujuan.

Selanjutnya, kedua alat beladiri tradisional tersebut merupakan simbol dari nilai dan tingkat keberadaan seseorang di masyarakat, maka itu selalu dijaga, diasah ketajamannya agar selalu tampil bersinar dan melahirkan semangat yang berkobar. Ridwan Saidi, budayawan Betawi mengatakan bahwa golok bagi masyarakat Betawi bukan hanya sebagai sebuah senjata tapi sebagai sebuah karya seni. “Saya mengapresiasi panitia yang telah menjadikan golok sebagai dasar bentuk Obor Asian Games 2018. Hal tersebut sangat positif bagi budaya Betawi” ujar Ridwan.

Sementara itu, skin adalah alat beladiri tradisional Sumatera Selatan yang diperkirakan berasal dari gabungan budaya lokal dan Tionghoa pada masa silam. Skin termasuk alat beladiri yang digunakan dalam jarak dekat dan biasanya digunakan hanya dalam keadaan terdesak untuk mempertahankan diri.

Dirancang oleh tim desain Panitia Pelaksana, obor tersebut memiliki lebar 35-90 mm, berat kosong 1600 gr dan 1725 gr apabila terisi penuh bahan bakar serta tinggi 600 mm. Obor yang didominasi dengan warna perak tersebut menggunakan bahan bakar propane gas untuk menjaga api tetap menyala. Penempatan elemen grafis dari logo Asian Games selain sebagai unsur estetika juga menjadi pemersatu dari dua bentuk alat beladiri menjadi satu kesatuan dan melambangkan sebuah persatuan. “Asian Games 2018 tidak hanya sekedar ajang untuk mengejar prestasi, tapi sebuah ajang untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan kita. Diharapkan momen ini bisa kita manfaatkan bersama-sama seluruh lapisan masyarakat karena Asian Games 2018 untuk Indonesia,” jelas Erick.

Kenalkan lagu “Janger Persahabatan”

Pada kesempatan yang sama, Panitia Pelaksana Asian Games 2018 juga kenalkan lagu resmi Asian Games yang kedua dengn judul Janger Persahabatan. Lagu tersebut merupakan kolaborasi banyak artis yang mau berkontribusi demi kesuksesan dari Asian Games 2018. Kolaborasi tersebut adalah Guruh Soekarnoputra bertindak sebagai penulis lagu, NEV+ bertindak sebagai arranger musik, sedangkan Ariel Noah dan Dea Dalila bertindak sebagai penyanyi.

Guruh Soekarnoputra berharap lagu 'Janger Persahabatan' yang dibuat dalam rangka Asian Games, dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pendengar bahkan setelah perhelatan tersebut berlalu. "Lagu ini menceritakan tentang persahabatan yang menggabungkan alat musik tradional dan kami mengharapkan lagu ini bisa gampang dinyanyikan banyak orang," Kata Guruh.

Lagi Janger ini akan tersedia mulai tanggal 11 Mei di digital platform.

Media and Public Relations Panitia Pelaksana Asian Games 2018