(Jakarta, 29/4/2010) Menanggapi adanya ancaman mogok massal yang dikoordinir serikat pekerja pelabuhan di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara pada peringatan Hari Buruh 1 Mei 2010, pemerintah menyiapkan rencana aksi kontingensi. Upaya tersebut untuk mengantisipasi dan meminimalisasi imbas yang terjadi jika aksi mogok itu benar-benar terjadi.

”Kita sudah dapat informasi tentang (rencana mogok) itu. Pihak-pihak terkait sudah kita koordinasikan untuk meminimalisasi efek dari aksi itu, kalau benar-benar akan terjadi. Kita sudah siapkan juga rencana kontengensi untuk hari itu,” jelas Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby R Mamahit di sela acara press background, di Jakarta, Kamis (29//4).

Namun, menurut Bobby, berdasarkan informasi yang diterimanya, rencana aksi yang akan dilakukan para buruh itu hanya terfokus di area Terminal Peti Kemas (TPK) Koja. Sedangkan isu aksi yang diusung para buruh dalam demonstrasi tersebut adalah menuntut kenaikan upah pekerja TPK Koja.

”Tapi, terlepas di manapun aksi akan dilakukan, kita berharap itu tidak akan mengganggu apalagi melumpuhkan aktivitas operasional Pelabuhan Tanjung Priok. Kita tidak akan menghalangi aksi para buruh, dan sangat menghormati hak-hak mereka,” ungkap Bobby. Terkait itu, pihak manajemen TPK Koja diimbau untuk mengencangkan lagi upaya dialog dengan serikat pekerja.

Dia menyatakan, Kementerian Perhubungan bersama Kementerian BUMN telah sepakat agar keamanan di Pelabuhan Tanjung Priok ditingkatkan, dengan melibatkan Kantor Utama Administratur Pelabuhan Tanjung Priok dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II. Bobby menegaskan kedua institusi di Pelabuhan Tanjung Priok yakni Adpel dan Pelindo II sudah menyiapkan rencana kontingensi jika ada aksi mogok massal. (DIP)