TANGERANG – Sebanyak 100 taruna Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug melakukan kegiatan pembersihan lingkungan di pasar curug tangerang, Banten (28/1). Pembersihan tersebut dilakukan pada fasilitas umum, danau buatan, dan drainase di sekitar pasar curug.

Ketua STPI, Novyanto Widadi, S.Pi, mengatakan bahwa kegiatan ini berawal dari pembersihan kampus dan berlanjut ke lingkungan masyarakat. “ Awalnya kita membersihkan kampus, namun kebersihan tidak hanya diperlukan di kampus saja, tapi juga di lingkungan sekitar kampus, kegiatan ini sebagai wujud kepedulian STPI terhadap komunitas di sekitar kampus”, ujar Novy.

Hal ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh taruna STPI, Novy mengungkapkan bahwa sebelumnya kegiatan serupa telah dilakukan di beberapa lokasi, “taruna juga sudah melakukan pembersihan di pasar legok, dan ke depan kita berencana akan membersihkan kawasan pasar dan stasiun parung panjang, dan ini akan dijadikan rutinitas taruna” ujarnya.

Kegiatan ini mendapat respon positif dari masyarakat curug, Kepala Desa Curug wetan, Kecamatan Curug, M. Sobri mengatakan bahwa kegiatan pembersihan oleh taruna STPI telah memberikan manfaat kepada masyarakat dengan hilangnya tumpukan sampah di belakang pasar curug. “ Saya sangat berterimakasih kepada STPI atas kegiatan bersih-bersih yang dilakukan, manfaatnya sangat dirasakan oleh warga, sampah di belakang pasar sudah bersih”.

Selain itu Sobri juga menceritakan pengalaman peran taruna STPI yang terlibat dalam kegiatan warganya membersihkan makam, “waktu itu juga pernah taruna STPI bersama warga RT 01 dan RT 04 membersihkan makam, kami sangat senang, para taruna akrab dengan warga dan sopan”, ujarnya.

Masyarakat yang melihat kegiatan ini juga ikut terpancing dan turun langsung bergabung dengan taruna membawa peralatan seadanya membersihkan lingkungan mereka.

Selain implementasi dari tri dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian terhadap masyarakat, hal ini juga merupakan salah satu upaya untuk melatih taruna memiliki jiwa melayani dan berbaur di tengah masyarakat.

Sebagaimana diungkapan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Dr. Wahju Satrio Utomo yang akrab dipanggil Tommy, “Sesuai dengan arahan Menteri Perhubungan, Bapak Budi Karya Sumadi, bahwa kegiatan-kegiatan taruna harus humanis. Saya sudah perintahkan kepada seluruh jajaran untuk menerapkan pada setiap kegiatan taruna, dan ini adalah salah satu wujud dari bentuk kepedulian taruna terhadap lingkungan”.

Tommy mengungkapkan bahwa tidak hanya di STPI, seluruh sekolah di lingkungan BPSDMP menerapkan hal tersebut dalam bentuk yang bervariasi, “Seperti di Aceh (BP2IP Malahayati Aceh), taruna membaur dengan anak SD untuk menyontohkan dan melatih mereka tata Upacara, dan anak SD tersebut diberi kesempatan masuk kampus melihat proses diklat pelayaran”, ujarnya.

Tommy juga menambahkan bahwa di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, pembinaan pengabdian taruna dilakukan dengan pelaksanaan lomba futsal antar SMA, “STIP melakukan pertandingan futsal yang dikoordinir oleh gabungan taruna berbagai angkatan, managemen dan pengasuh hanya mengawasi, dan hal ini akan terus dilakukan oleh seluruh UPT BPSDMP”, ungkapnya.

Kegiatan lain yang juga dilakukan di kampus-kampus antara lain sosialisasi anti narkoba, dimana baru-baru ini BPSDMP bersama dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK) memberikan penyuluhan anti narkoba di beberapa kampus di lingkungan BPSDMP. “Baru-baru ini ada sosialisasi di ATKP Surabaya, Poltekpel Surabaya, dan API Madiun, pernyuluhan ini kita lakukan bersama OASE KK dimana di Kemenhub di koordinir oleh Ibu Menteri Perhubungan, Ibu Budi Karya Sumadi. Sebelumnya juga dilakukan di kampus-kampus kita di Makassar”, ujar Tommy. Sosialisasi anti narkoba ini diikuti oleh seluruh taruna pada kampus masing-masing.

Selain hal tersebut, Tommy juga mengataikan bahwa pembinaan kekeluargaan di lingkungan kampus STPI terus ditingkatkan, disamping kegiatan pembersihan lingkungan, taruna STPI juga diberikan kesempatan berdialog langsung dengan Ketua STPI setiap sesudah makan malam, “Perwakilan taruna STPI setiap hari bergantian berdialog dengan Ketua STPI di rumah dinas”, ungkapnya.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Novy, “iya, setelah makan malam saya mengadakan open house untuk perwakilan sekitar 10 taruna untuk mengetahui secara langsung dari mereka hal-hal yang harus saya ketahui”, jelasnya.

Novy mengungkapkan banyak hal yang dia temukan melalui kegiatan open house tersebut, diantaranya kenyataan bahwa selama ini taruna jarang mendapatkan kesempatan dialog dengan manajemen, “Saya mendapat masukan dari taruna bahwa mereka minta sebelum ujian (UAS) agar orang tua mereka diundang ke sekolah, ternyata para taruna itu juga khawatir kalau orang tua mereka cemas terhadap kondisi mereka akibat beredarnya video kekerasan ”, ungkap novy. (HUMASBPSDMP)