(Surabaya,6/9/2012)  Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan  (ATKP) Surabaya yang akan memulai pendidikan untuk para pilot tahun ini, pada tahap awal akan menggunakan dua pesawat latih TB 10 Tobago dan praktek terbang akan dilaksanakan di Banyuwangi.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Kementerian Perhubungan, Capt. Bobby R. Mamahit menyatakan,  penerimaan calon taruna penerbang sudah berlangsung dan peralatan praktek terbang juga sudah disiapkan,  sehingga tahun ini juga sudah bisa berjalan. Pemilihan kawasan Banyuwangi sebagai  base  kegiatan pilot school ATKP Surabaya, karena pertimbangan teknis  tersedianya training area dan beberapa fasilitas penunjang, serta dukungan satuan kerja Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di kawasan itu.

“Selain itu juga adanya komitmen dari Pemerintah Daerah Banyuwangi , khususnya  kebijakan Bupati Banyuwangi untuk mendukung sepenuhnya berdirinya pilot school di desa Blimbingsari, Kecamatan Rejojampi, Kabupaten Banyuwangi,” ungkap Capt.Bobby Mamahit, ketika memberikan sambutan pada Wisuda Taruna ATKP Surabaya, Kamis(5/9).

ATKP Surabaya mewisuda sebanyak  157 lulusan  Program DIII dari berbagai jurusan. Adapun rinciannya, sebanyak  25 orang  jurusan Pemanduan Lalu Lintas  Udara (PLLU) Angkatan II A, dan 25 orang jurusan Pemanduan Lalu Lintas  Udara (PLLU) Angkatan II B. Sebanyak  28 orang dari jurusan  Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara (TNU) Angkatan III A, 26 orang  Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara (TNU) Angkatan III B. Dan sebanyak  27 orang  Teknik Listrik Bandara (TLB)  Angkatan IV A, 26 orang    Teknik Listrik Bandara (TLB)  Angkatan IV B.

Kepala BPSDM Perhubungan mengharapkan dengan beroperasinya pilot school ATKP  Surabaya setelah Bali Internasional Flight  Academy  (BIFA) di Banyuwangi, dapat sejalan  dengan kebijakan pemerintah , dapat diterima kehadirannya oleh masyarakat  Banyuwangi dan  khususnya dapat memberi efek positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah  dan pembangunan yang ditujukan  kepada masyarakat Jawa Timur, dan khususnya Banyuwangi.

Penyelenggaraan  pilot school pada ATKP Surabaya terkait dengan diberikannya sertifikat  pilot school dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara  pada 14 Agustus 2012. Penyerahan sertifikat tersebut berarti ATKP Surabaya resmi menjadi sekolah penerbang ke 14 di Indonesia atau yang ke  dua yang dimiliki pemerintah setelah STPI Curug.

Lebih jauh diungkapkan,  berbagai indikator perkembangan dan proyeksi industri penerbangan, baik dalam negeri maupun regional saat ini dan ke depan menunjukan  bahwa trend pertumbuhannya meningkat pesat, baik dari sisi pertumbuhan traffic, penumpang, armada, dan hal-hal yang berkaitan.

“Keadaan itu tentunya  berbanding lurus dengan kebutuhan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam bidang  teknis penerbangan,” katanya.

Sebagai ilustrasi kebutuhan yang tinggi atas sumber daya manusia di sektor transportasi udara, disebutkan kebutuhan penerbang sampai tahun 2015 adalah  4000 orang penerbang, 7500  orang teknisi pesawat udara, dan sekitar 1000 orang ATC. Dan,  SDM teknisi penerbang lainnya yang angkanya terus meningkat sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam pengembangan bandara-bandara di Indonesia.

“Wisuda saat ini  merupakan jawaban atas kebutuhan tersebut. Tentu saja  yang dimaksud dengan kebutuhan disini tidak hanya dari sisi jumlah, tetapi juga harus berkaitan dengan mutu,” ungkapnya. (AB)