PALU - Pasca bencana gempa bumi yang melanda Palu dan sekitarnya membuat Bandara Mutiara Sis Al-Jufri mengalami kerusakan. Kedepan, struktur bangunan bandara tersebut perlu diperkuat agar lebih tahan gempa berskala besar. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau Bandara Mutiara SIS Al-Jufri, Palu pada Sabtu sore (10/8).

"Dari segi struktur kita akan perkuat agar lebih tahan terhadap gempa bumi, baik itu goyangan maupun hentakan vertikal. Untuk itu, dibutuhkan dana yang lumayan banyak. Kita alokasikan untuk pembangunan di sisi darat (terminal penumpang) sekitar Rp 200 milyar dan di sisi udara juga sekitar Rp 200 milyar," kata Menhub Budi.

Menhub mengatakan, dana sebesar Rp 400 milyar ini bersumber dari pinjaman (soft loan) Asian Development Bank (ADB).

Pada sisi darat selain memperbaiki struktur bangunan agar lebih tahan terhadap gempa berskala besar, Menhub juga berencana akan memperbaiki fasilitas lainnya seperti lounge dan terminal VIP yang mana dananya bersumber dari APBN.

Ia mendorong agar bentuk bangunan dan interior Bandara Mutiara SIS Al-Jufri nantinya mengangkat budaya kearifan lokal Sulawesi Tengah.

Pada sisi udara, Menhub menjelaskan, fungsi landas pacu atau runway nantinya akan kembali beroperasi seluruhnya. Saat ini runway Bandara SIS Al-Jufri sepanjang 2500 meter tidak dapat dipergunakan seluruhnya karena mengalami kerusakan akibat pasca gempa bumi.

Selain itu, ia mengungkapkan, akan menambah nilai PCN (Pavement Classification Number) atau kekuatan permukaan runway Bandara Mutiara SIS Al-Jufri untuk menambah daya dukung runway bandara ini.

"Jadi runway itu akan dipastikan akan ada 2500 meter, PCN yang sekarang itu 50 akan kita tingkatkan sampai mungkin 80, jadi ada beberapa layer runway (lapisan runway) sehingga daya dukungnya lebih bagus," jelasnya.

Terkait rencana ini Menhub berharap agar pembangunan kembali Bandara Mutiara SIS Al-Jufri ini dapat selesai pada pertengahan 2021.

Pasca bencana, transportasi udara merupakan salah satu sarana transportasi pilihan utama yang sangat penting keberadaannya di kota Palu tidak hanya untuk mobilisasi orang tapi juga sebagai jalur masuk utama bagi bantuan bahan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya bisa dilakukan melalui transportasi udara.

Dengan dilakukannya pembangunan dan pengembangan sejumlah infrastruktur transportasi di Sulawesi Tengah ini diharapkan dapat memicu kebangkitan perekonomian dan kesejahteraan seluruh masyarakat di Sulawesi Tengah pascabencana. (GD/RDL/YSP/HA)