(Jakarta, 28/07/09) Dirjen Perkeretaapian Departemen Perhubungan Tundjung Inderawan menegaskan keputusan pemberian jaminan pembebasan lahan untuk proyek kereta api Bandara Soekarno Hatta berada di tangan Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Keuangan sehingga Departemen Perhubungan belum dapat memastikan apakah dapat segera dipenuhi atau tidak.

Pernyataan tersebut ditegaskan Tundjung selasa 28/07/09 menjawab pertanyaan wartawan tentang permintaan 3 perusahaan peserta tender proyek kereta api Bandara Soekarno-Hatta yang meminta jaminan pemerintah soal pembebasan lahan. Ketiga peserta tender itu adalah PT Railink (Indonesia), Mitsui (Jepang), dan China Harbour (Cina).

"Ketiganya memang meminta pemerintah bisa menjamin pembebasan tanah agar nantinya proyek kereta bandara ini berjalan lancar," kata Tundjung Inderawan.  Selanjutnya Tundjung menyatakan bahwa permintaan jaminan tersebut dapat dipahami karena persoalan pembebasan lahan biasanya berbenturan dengan masalah sosial. Hanya saja Tundjung belum bisa memastikan apakah permintaan itu bisa dipenuhi atau tidak, untuk itu Departemen Perhubungan akan berkoordinasi dengan Menteri terkait.

Menurut Tundjung, dengan adanya permintaan jaminan pemerintah tersebut, proses pelaksanaan proyek kereta bandara ini kemungkinan membutuhkan waktu lebih lama lagi. "Jadi tidak semulus seperti yang kami perkirakan sebelumnya," kata dia.

 

Pada awalnya, proyek kereta bandara Soekarno-Hatta ini diminati oleh empat investor lokal dan tiga asing. Investor asing itu antara lain Alstom (Prancis), Sumitomo (Jepang), dan Mitsui (Jepang). Dalam perjalanannya, sebagian investor menarik diri  akibatnya proses tender akhirnya hanya menyisakan dua peserta, PT Railink dan Mitsui. Kemudian tender diulang  hingga pada proses tender ketiga masuklah China Harbour.

 

Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal menyatakan bahwa masuknya China Harbour telah menjadi pelengkap syarat kepesertaan minimum pelaksanaan tender. Sehingga, rencana pemerintah mengambil alih proyek kereta bandara itu pun batal dilakukan.

 

Kereta api Bandara Soekarno-Hatta ini dikalkulasi memiliki nilai investasi sekitar Rp 7 triliun. Namun, karena sebagian jalurnya akan menggunakan rel milik PT Kereta Api Indonesia, sehingga biayanya bakal berkurang menjadi Rp 2,2 triliun. (DIP)