(Jakarta, 06/07/08) Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengirimkan sejumlah investigator untuk menyelidiki penyebab kecelakaan antara KA Prambanan Ekspres (Prameks) dan minibus di Klaten, Jateng, yang menewaskan lebih dari 14 orang.

 

Menurut Juru Bicara KNKT JA Barata, pihaknya mengutus sedikitnya empat orang investigator ahli. Tiga investigator di antaranya, yakni Kusnendi, Leksono, dan Sukriyadi, adalah investigator ahli di bidang kecelakaan jalan raya. Sedangkan seorang lagi adalah investigator ahli di bidang kecelakaan kereta api.

 

Barata menjelaskan, komposisi investigator yang didominasi para penyidik ahli kecelakaan jalan, dikarenakan kecelakaan yang terjadi di perlintasan kereta api sebidang tersebut tergolong kecelakaan lalu lintas jalan raya.

 

Sesuai Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), adalah domain (wewenang) Kepolisian RI untuk melakukan penyelidikan awal kecelakaan tersebut. ”Tetapi KNKT tetap memiliki tanggung jawab untuk menyelidiki penyebab kecelakaan itu. Hanya, karena ini kecelakaan jalan raya, prioritasnya menjadi lebih kepada pihak kepolisian,” ujarnya di Jakarta, Senin (6/7).

 

Keempat investigator tersebut, Barata melanjutkan, akan bekerja sekurangnya selama enam hari. Sepanjang waktu tersebut, para investigator akan menginventirasi seluruh data dan informasi yang didapatnya dari lapangan untuk dikemas menjadi sebuah laporan fakta. ”KNKT belum bisa memberikan kesimpulan apa penyebab kecelakaan itu, sampai penyidikan selesai dilakukan,” tandasnya.

 

KA Prameks jurusan Solo-Yogya itu menabrak minibus di Dusun Jombor, Desa Ceper, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Minggu (5/7/2009) pukul 10.20 WIB. Informasi dari berbagai pihak menyebutkan, korban tewas akibat kecelakaan ini telah mencapai lebih dari 10 orang. Minibus pengangkut rombongan pengantin bernopol AD 1444 BE ringsek itu dan terseret KA hingga sejauh 100 meter dari lokasi tabrakan.

 

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso mengatakan, menurut informasi yang diterimanya, kecelakaan itu bermula dari mogoknya sepeda motor di atas rel perlintasan tersebut. Tepat di belakang sepeda motor yang mogok itu berada minibus yang ditumpangi para korban.

 

”Setelah motor bisa jalan lagi, gantian minibusnya yang mogok. Dan saat itulah, KA Prameks datang,” jelasnya.

 

Menurut Suroyo, saat ini di Indonesia terdapat cukup banyak perlintasan sebidang yang tidak dijaga. Perlintasan itu menjadi rawan kecelakaan karena masyarakat kerap tidak memedulikan rambu-rambu yang dipasang di sekitarnya.

 

”Sebenarnya tidak semua perlintasa harus dijaga. Karena itulah dipasang banyak rambu di sekitarnya agar pengguna jalan waspada sebelum melintas. Tetapi untuk lebih mengantisipasi, kita akan upayakan penambahan lagi rambu-rambu lebih banyak di perlintasan sebidang yang tidak dijaga,” tandasnya. (DIP)