(Jakarta, 06/08/10) Jelang masa angkutan Lebaran, pengujian penerapan penjualan sistem tiket elektronik di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni kembali dilakukan. Hal itu untuk memastikan bahwa sistem untuk mempermudah dan mempercepat kegiatan pelayanan di pelabuhan penyeberangan itu bisa efektif digunakan pada saatnya.


 


”Sejak Rabu (4/8) malam lalu, uji coba kembali kita lakukan. Rencananya akan sampai tanggal 8 (Agustus 2010) nanti. Kita akan evaluasi lebih jauh bagaimana sistem ini nantinya bisa dijalankan secara efektif sesuai harapan,” jelas Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suroyo Alimoeso di Jakarta, Jumat (6/8).


 


Secara prinsip, tegasnya, tidak ada masalah dengan sistem yang juga diterapkan di sejumlah lintas penyeberangan lain tersebut, salah satunya adalah Ketapang-Gilimanuk. Namun, menurutnya, yang perlu diingat adalah, seberapa canggih sistem ini dan bagaimana modelnya tidak akan efektif jika semua pihak yang berkepentingan tidak mau mengikuti aturan.


 


”Ini kan cuma alat bantu saja, untuk mempermudah baik itu pemindahan penumpang maupun barang. Sebenarnya, tanpa adanya sistem ini, kalau semua mau ikut aturan, semua pasti akan lancar. Tidak akan ada kemacetan atau penumpukkan yang parah,” paparnya. Kendati pun akan ada kemacetan, menurutnya, pihaknya sudah menyiapkan antisipasinya. Antara lain dengan menambah jumlah trip perjalanan kapal ataupun mengurangi waktu labuh (port time) setiap kapal.


 


Direktur Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Ditjen Perhubungan Darat Wiratno menambahkan, jumlah trip pada lintas penyeberangan Merak-Bakauheni saat ini berjumlah 78 trip. Sedangkan waktu labuh setiap kapal berkisar antara 45-60 menit. ”Untuk trip, nanti bisa kita tambah antara 90-100 trip pada masa angkutan Lebaran nanti. Sedangkan port time-nya bisa dikurangi hingga antara 35-45 per kapal,” jelas Wiratno.


 


Menurut Wiratno, kendati lonjakan arus penumpang maupun kendaraan belum terlihat, mulai H-7 Lebaran atau pada 3 September 2010, seluruh dermaga penyeberangan utama akan menerapkan manajemen sistem pelayanan dengan pola padat.


 


”Semuanya akan dijalankan berbeda ketika masa normal. Mulai dari trip, port time, pengaturan kapasitas singgah kapal di dermaga, penanganan jalur penumpang, loading-unloading, dan lainnnya, Kalau ternyata arusnya lebih tinggi, bisa saja digunakan dengan pola sangat padat. Tetapi, sepanjang pengalaman, pola sangat padat belum pernah sampai kita terapkan,” paparnya.


 


Pelayanan penjualan tiket penyeberangan di lintasan Merak-Bakauheni sempat beberapa kali diujicobakan. Terakhirnya, dilakukan pada 29 Juli 2010. Dari uji coba itu diketahui ditemukan adanya kendala operasional sehingga sampai saat ini kegiatan pelayanan pembelian tiket masih dengan cara manual.


 


Meski demikian, kegiatan pelayanan penyeberangan dari Jawa ke Sumatra itu tidak terganggu. Bahkan ketika arus penumpang dan kendaraan mengalami lonjakan menjelang puasa, aktivitas pelayanan di pelabuhan itu tetap lancar. (DIP)