JAKARTA – Kementerian Perhubungan sepanjang tahun 2020 ini akan terus menggarap sejumlah proyek strategis sektor transportasi darat untuk menggerakkan roda perekonomian. Penekanan menggarap proyek strategis di sektor transportasi darat pada semester kedua tahun 2020, menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, sebagai upaya untuk merajut keberagaman masyarakat Indonesia yang memiliki latar belakang suku, ras, budaya dan bahasa yang berbeda, sekaligus menggerakkan roda perekonomian nasional.

Proyek strategis di sektor transportasi darat, lanjut Menhub, meliputi pembangunan transportasi jalan, pengembangan dan pembangunan transportasi perkotaan, serta pengembangan dan pembangunan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) yang memiliki peran yang vital dalam menyatukan keberagaman nusantara.

Menurut Menhub, kehadiran negara untuk memfasilitasi perpindahan orang dan barang dengan moda transportasi khususnya transportasi darat dilakukan semaksimal mungkin, terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi dalam 6 bulan terakhir.

Seperti yang diungkapkan Menhub pada acara webinar Kementerian Perhubungan, Rabu (19/8) lalu, ada sejumlah proyek strategis di sektor transportasi yang tengah dan akan dikerjakan Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat.

Proyek strategis yang dimaksud adalah pertama, subsidi angkutan perkotaan atau Buy The Servicedi 5 kota, yaitu Kota Palembang, Solo, Yogyakarta, Medan, dan Denpasar. Kedua, Revitalisasi Terminal Tipe A di 15 lokasi, antara lain Terminal Harjamukti Cirebon, dan Terminal Tirtonadi Surakarta. Ketiga, Kerjasama Pemanfaatan (KSP) Terminal Penumpang Tipe A Sukabumi. Keempat, Kegiatan BLUe (Bukti Lulus Uji Elektronik). Kelima, dukungan transportasi darat di KSPN Wakatobi, Morotai, dan Likupang; Keenam, pembangunan 12 pelabuhan di Sumatera Utara, khususnya sekitar Danau Toba seperti di Ajibata, Ambarita, Simanindo, dan Tigaras; Ketujuh, pembangunan terminal barang internasional di 6 lokasi di Provinsi Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua; Kedelapan, pembangunan sejumlah sarana transportasi darat, seperti kapal penyeberangan sebanyak 9 unit, bus air 4 unit, dan bus sekolah sebanyak 280 unit.

Penggerak Roda Perekonomian

Menhub berharap proyek strategis tersebut dapat berjalan sesuai rencana untuk menggerakkan roda perekonomian Indonesia dan mempercepat pemulihan negeri ini dari dampak negatif pandemi Covid -19.

Seperti amanat Presiden Republik Indonesia dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR/DPR pada Jumat 14 Agustus 2020 lalu, Menhub menggarisbawahi pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengharapkan agar kementerian dalam situasi krisis akibat pandemi ini harus terus bergerak dan membuat terobosan untuk menciptakan lompatan kemajuan.

Menhub optimis, di sektor transportasi darat, sejumlah proyek strategis tersebut adalah terobosan-terobosan yang memberi dampak positif terjadinya geliat perekonomian masyarakat.

Menhub berpesan agar semua insan perhubungan maupun masyarakat untuk terus berkarya di tengah kondisi pandemi ini dan tetap memiliki semangat untuk berkolaborasi dan bekerjasama untuk menciptakan kesatuan bagi Republik Indonesia. “Insan perhubungan dan masyarakat harus terus bergerak, terus berkarya, dan berkolaborasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesatuan bagi NKRI,” ujarnya.

Komitmen Pemerintah.

Senada dengan pernyataan Menhub, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan juga menyatakan bahwa peran moda transportasi darat sangat penting dan memberikan kontribusi signifikan dalam perekonomian nasional.

Pemerintah Indonesia, lanjut Menko Marves, memiliki komitmen yang kuat untuk membangun infrastruktur transportasi darat tidak hanya di Jawa, tetapi di seluruh bagian Indonesia. Menko Marves dalam webinar Kementerian Perhubungan tersebut juga menyatakan kembali komitmen Pemerintah untuk membangun transportasi darat di seluruh Indonesia. Pembangunan jalan tol di Sulawesi, Kalimantan, Sumatera dan di Bali, serta rencana pengembangan jaringan kereta api di Kalimantan, Sulawesi, dan Bali merupakan beberapa proyek strategis perhubungan darat yang diungkapkan Menko Marves.

Pelayanan Bertransportasi dengan Merespon Keberagaman

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setyadi, memberikan catatan penting tentang peran Pemerintah dalam memberikan layanan bertransportasi dengan merespon keberagaman.

Menurut Dirjen Budi, apa yang dimaksud dengan keberagaman adalah berkaitan dengan aspek jarak antar wilayah, aspek geografis, aspek budaya, aspek sosial, dan juga aspek agama. “Kita ini sangat beragam dan memliki latar belakang yang berbeda-beda,” cetusnya.

Pemerintah, lanjut Dirjen Budi, hadir untuk bisa memberikan pelayanan bertransportasi dengan merespon terhadap berbagai keberagaman yang ada tersebut. Keberagaman, lanjut Dirjen Budi, merupakan hal yang positif, namun jika tidak dikelola dengan baik dapat menjadi hambatan bagi kita semuanya.

Dirjen Budi menekankan kembali arti pentingnya konektivitas. Konektivitas adalah satu kata yang komprehensif yang bisa menyatukan Indonesia. “Sangat tegas sekali di sini bahwa pembangunan transportasi, khususnya transportasi darat harus mengakomodir dan merespon arahnya ke satu tujuan, yakni untuk persatuan dan kesatuan NKRI,” cetusnya.

Terus Berbenah

Saat ini potret transportasi darat di Indonesia belum optimal seperti yang diharapkan. Dirjen Budi menilai, trasportasi darat masih belum efektif dan efisien, partisipasi dan kesadaran pengemudi moda transportasi darat masih sering mengabaikan faktor keselamatan, angkutan massal bagi masyarakat juga belum merata. “Transportasi di beberapa daerah masih seperti itu. Memang tidak semuanya dan kita sedang berupaya untuk memperbaikinya,” ujarnya.

Ke depan, lanjut Dirjen Budi, Pemerintah akan membangun sistem transportasi yang baik, melakukan edukasi kepada masyarakat bagaimana bertanspotasi yang baik, serta bersama-sama masyarakat menjalankan kegiatan bertransportasi, dan melaksanakan kegiatan lalu lintas angkutan jalan dengan baik pula.

Budi menyitir filosofi dan visi transportasi darat yang sebenarnya telah tertuang dalam UU No. 22 Tahun 2009, yang menjelaskan bahwa lalu litas angkutan jalan itu mempunyai peran yang strategis untuk mendukung pembangunan nasional dan integritas wilayah NKRI. “Angkutan jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional berperan penting untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban serta kelancaran dalam berlalulintas. Angkutan jalan juga terkait dengan masalah pengembangan lingkungan yang strategis dan menuntut penyelenggaraan lalu lintas angkutan jalan yang sesuai dengan perubahan zaman dan juga otonomi daerah. (IS/AS/HG)