(Jakarta, 25/10/10) Lembaga pendidikan penerbang Turki, International Flight Training Center (IFTC) Istanbul berminat berkolaborasi dengan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug untuk membuka fasilitas simulasi pesawat di sekolah milik Pemerintah Indonesia tersebut. Penjajakan telah dilakukan IFTC Istanbul dengan Badan pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan Kementerian Perhubungan selaku pembina STIP. Namun keputusan perealisasian kerjasama ini masih menunggu persetujuan Kementerian Keuangan.
 
Kepala BPSDM Perhubungan Kemenhub Dedi Darmawan menjelaskan, IFTC Istanbul merencanakan untuk menginvestasikan sedikitnya empat unit simulator pesawat Boeing dan Airbus di lahan STIP. Rencana itu tertuang dalam Surat permohonan kerjasama yang dilayangkan IFTC kepada BPSDM belum lama ini. ”Kita tidak keluar dana untuk kerjasama ini, hanya menyediakan lahan saja untuk menempatkan simulator. Termasuk untuk instruktur dan lain-lainnya, mereka yang siapkan. Sedangkan tanggungjawab kita adalah menyediakan pilot-pilot yang  membutuhkan simulator itu,” jelas Dedi, Senin (25/10).
 
Menurut Dedi, secara prinsip BPSDM siap memfasilitasi kerjasama antara IFTC dan STPI mengingat banyaknya potensi keuntungan yang akan diperoleh. Karena dalam pengelolaannnya nanti, fasilitas tersebut akan digarap oleh manajemen bersama dan semua keuntungan finansial yang diperoleh akan dibagi dua. Selain dari sisi finansial, Pemerintah juga diuntungkan karena tidak perlu menyediakan biaya yang sangat besar untuk membangun fasilitas ini guna mengembangkan dan meningkatkan kualitas taruna penerbang. ”Simulator ini sangat mahal. Harga per unitnya berkisar Rp 300 miliar,” ujarnya.
 
Keuntungan lain yang dapat diperoleh selain memberikan kemudahan taruna baik dari STIP maupun sekolah penerbang swasta untuk melakukan praktek adalah, pilot-pilot yang butuh melakukan recurrent program atau pelatihan ulang untuk memperbarui pengalaman maupun menaikkan rating juga bisa memanfaatkannya. Dikatakan, setiap pilot dituntut untuk melakukan program recurrent setiap enam bulan sekali di dalam simulasi dengan waktu pelatihan  sedikitnya empat jam per orang. Kisaran biaya yang harus dikeluarkan setiap pilot untuk menjalani proses itu mencapai USD 400 per orang atau sekitar Rp 4 juta, belum termasuk biaya perjalanan dan akomodasi.
 
”Dengan kita punya sendiri simulator ini di dalam negeri, pilot tidak perlu pergi jauh-jauh ke luar negeri untuk recurrent. Cukup di  sini, dan tentunya dengan hitung-hitungan biaya yang jauh lebih murah,” imbuhnya.
 
Namun, Dedi menambahkan, kerjasama ini tidak akan dapat direalisasikan tanpa persetujuan Menteri Keuangan mengingat fasilitas ini akan didirikan di atas lahan STIP yang notabene adalah lahan milik Pemerintah. Terkait itu, Menteri Perhubungan Freddy Numberi telah melayangkan surat kepada Menteri Keuangan. ”Kita masih menunggu persetujuan Menkeu. Harapan kita, kerjasama ini bisa direalisasikan setidaknya mulai 2011 mendatang,” ujarnya.
 
Dalam situs resminya, IFTC yang terletak di Istanbul Ataturk Airport Free Zone, Turki, menjalankan beragam program pelatihan bagi penerbang yang berada di regional tersebut. Antara lain Cockpit Trainings, A320 Type Rating Training, Airbus A320 type rating training for corporate and individuals, B737 Type Rating Training, dan Boeing 737-NG type rating training for corporate and individuals. Untuk memfasilitasi programnya tersebut, IFTC menggunakan empat jenis simulator. Yakni simulator Boeing 737 NG JAR-STD 1A Level D,  Boeing 737 NG JAR-FSTD A Level C, Airbus A320 JAR-FSTD A Level C, dan Airbus A320 JAR-FSTD A Level D.
 
Selain itu mereka juga memiliki fasilitas Virtual Procedure Trainer (VPT). VPT adalah program pengenalan terhadap prosedur dan sistem pelatihan di B737NG dan pesawat jenis A320 sebelum memasuki simulator penerbangan penuh. VPT dilengkapi perangkat pelatihan berbasis panel sentuh yang memungkinkan siswa untuk melihat dan mengoperasikan semua panel, kontrol, indikator dan menampilkan struktur dalam kokpit sebuah pesawat. VPT memungkinkan terjadinya interaksi real-time dengan semua sistem pesawat dalam lingkungan yang terintegrasi. (DIP)