Seperti telah disinggung dalam analisa pekan sebelumnya, isu reshuffle atau perombakan kabinet kembali mencuat pekan ini. Isu ini muncul seiring dengan diserahkannya hasil laporan UKP4 tentang kinerja para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II untuk periode September - Oktober.  

Tercatat sembilan media melansir isu ini, baik yang memiliki karakteristik umum maupun khusus. Bila pada pekan sebelumnya media berbasis ekonomi yang intens melansir isu ini adalah Investor Daily, maka kali ini giliran Bisnis Indonesia yang membahas isu tersebut. Sedang media umum yang melansir isu ini meliputi Republika, Media Indonesia, Kompas, Koran Tempo, Suara Karya, Seputar Indonesia, Suara Pembaruan, dan Rakyat Merdeka. 

Hampir semua media melansir isu ini dengan memberikan sentimen netral. Hal ini dikarenakan media tidak lagi secara spesifik menyebut nama menteri yang kemungkinan akan diganti posisinya seperti dalam pemberitaan sebelumnya. Selain itu arah pemberitaan kali ini juga lebih banyak mengutip pernyataan Ketua UKP4 Kuntoro Mangkusubroto terkait laporan yang diserahkan pada presiden, sementara ia tidak menyebutkan satupun nama menteri yang mendapat rapor merah.   
 
Disisi lain media juga menunjukkan kecenderungan untuk mengangkat isu ini dengan mempersoalkan sikap SBY yang hingga saat ini belum mengambil keputusan atas desakan perombakan kabinet tersebut. Beberapa media masih mengutip pernyataan para politisi atau petinggi partai, selain juga sejumlah pengamat yang cenderung menanggapi sikap SBY yang terkesan menunda-nunda keputusan untuk melakukan perombakan kabinet.  

Dari sejumlah media tersebut, yang perlu diperhatikan adalah Suara Karya mengingat harian ini memberikan sentimen negatif dalam pemberitaannya. Bahkan kali ini Suara Karya juga tercatat sebagai media yang paling intens mengangkat isu ini dan menempatkan isu tersebut di halaman depan sebagai headline. Namun sasaran Suara Karya lebih tertuju pada SBY. Kecuali satu pemberitaan yang dilansir pada Senin (1/11). 

Dalam pemberitaannya Suara Karya mengutip pernyataan sejumlah opinion leader, salah satunya peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi. Ia berpendapat perombakan kabinet harus ditujukan kepada menteri-menteri yang berkinerja mengecewakan serta tidak lagi mendapat dukungan parpol pengusung. Burhanuddin juga menyebut nama tiga menteri yang mulai kehilangan dukungan parpol masing-masing sehingga rawan terkena reshuffle berdasarkan spekulasi yang beredar. Dan Menhub Freddy Numberi termasuk satu diantara tiga menteri tersebut, selain Menkum/HAM Patrialis Akbar dan Menteri ESDM Darwin Saleh.   

Meskipun pekan ini isu yang berkembang lebih banyak mengarah pada desakan terhadap SBY, namun bisa dikatakan posisi Menhub belum sepenuhnya aman. Kinerja Menhub dalam beberapa waktu terakhir seperti yang ditunjukkan dalam upaya pengadaan sarana transportasi untuk mendistribusikan bantuan di Mentawai dan penanggulangan antisipasi gangguan abu vulkanik gunung Merapi terhadap keselamatan penerbangan cukup positif.

Meskipun desakan reshuffle masih akan muncul, namun hendaknya Menhub tetap fokus pada tugas dan fungsi yang menjadi wewenangnya. Selain itu langkah percepatan perlu juga dipertimbangkan mengingat sektor transportasi memiliki peran cukup krusial. 

Upaya semacam ini kedepan perlu dioptimalkan, selain itu implementasi langkah konkret pembenahan sektor transportasi perlu juga disosialisasikan kepada masyarakat agar publik mau memberikan dukungan dan ikut serta terlibat. (JAB)