(Jakarta, 18/9/2013) Terkait dengan rencana hadirnya mobil-mobil murah dengan mengusung ramah lingkungan yang akan diluncurkan beberapa produsen kendaraan bermotor, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan berharap agar tidak diproduksi terlalu banyak karena banyak faktor yang harus diperhatikan.

 
Mobil Murah menurut Menteri Perhubungan EE Mangindaan harus diperhatikan juga dari sisi lain termasuk kesiapan infrastruktur jalan sehingga tidak menambah kemacetan lalu lintas jalan seperti yang sudah terjadi saat ini terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
 
"Memang mereka mengusung ramah lingkungan atau go green, namun hal itu tidak cukup. Harus juga diperhatikan kemampuan jalannya sehingga seimbang antara jalan dan kebutuhan kendaraan," ujar Menhub usai memeringati Hari Perhubungan Nasional di Jakarta, Selasa (17/9/2013).
 
Menurut Menhub, kendaraan baru bukanlah solusi kemacetan namun justru sebaliknya akan memperparah, untuk itu sebaiknya masyarakat lebih memprioritaskan agar menggunakan kendaraan umum untuk mengurangi kemacetan lalu lintas.
 
"MRT (mass rapit transit) saja belum rampung dan terlaksana. Mari menggunakan alternatif kendaraan umum seperti KRL (kereta rel listrik) commuterline dan transjakarta untuk beralih ke transportasi masal. Harus bisa saling koordinasi dan yang paling penting lintas sektoral harus sama-sama dijaga, jangan dilanggar," ujar Menhub.
 
Dirjen Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso menambahkan, adanya mobil murah dan ramah lingkungan itu memang bagus, namun juga harus ada kebijakan penting yang idealnya diperhatikan dan dilakukan industri.
 
"Misalnya saja untuk satu kendaraan baru, maka dia harus 'menyumbang' lima km jalan sehingga seimbang antara sarana dan prasarananya," kata Suroyo.
 
Atau kalau tidak, lanjutnya, biarkan saja kendaraan murah itu dijual, namun diberi ketentuan hanya boleh digunakan pada hari Sabtu dan Minggu saja, dikala kondisi lalu lintas jalan tidak terlalu padat sementara di hari lainnya menggunakan kendaraan umum saja. (CHAN)