JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dengan didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo meresmikan Bandara Nop Goliat, Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua pada Selasa (18/10).

Dalam laporannya kepada Presiden saat baru tiba di Bandara Nop Goliat Dekai, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan pembangunan Bandar Udara Nop Goliat yang dibangun di atas lahan seluas 230 Ha tersebut, telah dimulai tahun 2004 hingga tahun 2010 dengan menggunakan anggaran sebesar 321 milyar.

“Bandar Udara Nop Goliat sudah didarati oleh pesawat jenis ATR 72 dan akan terus dikembangkan sehingga mampu didarati pesawat berbadan lebar jenis Boeing 737,” ujar Menhub.

Untuk melancarkan distribusi barang di wilayah Puncak Papua dilakukan dengan melanjutkan program Tol Laut Sisi Barat yaitu wilayah Timika dan Kabupaten Asmat yang selanjutnya menggunakan jalur sungai akan sampai ke Kabupaten Yahukimo.

Dengan peningkatan Bandara Nop Goliat Dekai ini, Menhub mengatakan, bandar udara ini akan berperan sebagai bandar udara sub-hub distribusi barang untuk wilayah Dekai dan sekitarnya. “Integrasi ini diharapkan akan meningkatkan distribusi barang sehingga disparitas harga di wilayah ini dapat ditekan,” papar Menhub.

Lebih lanjut Budi Karya menjelaskan bahwa Bandara Nop Goliat Dekai mempunyai keunggulan untuk dijadikan bandara Sub Hub karena letak geografisnya yang bisa melayani penerbangan tanpa dipengaruhi cuaca pegunungan seperti bandara yang berada di wilayah Puncak Papua.

Selanjutnya Menhub mengatakan, pengoperasian bandar udara dengan 14 pergerakan pesawat ini diharapkan mampu memberikan pelayanan penumpang dan jasa kebandarudaraan yang lebih baik, menunjang pertumbuhan ekonomi dan pariwisata kawasan, dan mempercepat distribusi barang.

“Selain itu, diharapkan dapat mendukung perubahan Indonesia ke arah Indonesia-sentris, di mana kemakmuran dapat tercapai secara menyeluruh dan merata di wilayah Indonesia,” tegas Menhub.

Bandar udara Nop Goliat Dekai memiliki panjang landas pacu/runway 1.950 m x 30 m, yang dilengkapi dengan 2 exit taxiway dengan ukuran 75 m x 23 m dan luas apron 320 m x 60 m. Pada sisi darat, Bandar Udara Nop Goliat juga dilengkapi gedung terminal seluas 1.906 m².

Dengan semakin berkembangnya dunia penerbangan khususnya di Papua, Menhub mengatakan diperlukan sumber daya yang kompeten. “Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) telah melaksanakan diklat berbasis kompetensi untuk masyarakat Papua dan Papua Barat sebanyak 1.496 orang di tahun 2016,” jelas Menhub.

Kementerian Perhubungan merencanakan program diklat vokasi bidang transportasi bagi 10.000 lulusan berijazah SLTP berusia minimal 16 tahun, lulusan SMA/SMK/Sederajat atau yang masih menempuh pendidikan minimal kelas 11 berusia minimal 16 tahun yang berasal dari Provinsi Papua dan Papua Barat pada tahun 2017 yang merupakan program vokasi bidang transportasi.

Dalam peresmian tersebut, Presiden turut didampingi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, Panglima TNI, Gubernur Papua, Bupati Yahukimo, dan beberapa pejabat daerah lainnya.

Pembangunan infrastruktur merupakan prioritas pemerintah dan akan selalu dilaksanakan secara konsisten. Pembangunan infrastruktur transportasi memiliki peranan yang vital untuk menunjang distribusi logistik dan mobilitas masyarakat, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama untuk wilayah Papua dan Papua Barat.

Pembangunan yang dimulai dari pinggiran dan penguatan wilayah daerah dan pedesaan dalam kerangka kesatuan merupakan komitmen yang akan dijunjung oleh Kementerian Perhubungan dengan teguh demi tercapainya kemakmuran bangsa Indonesia dan wujud nyata Pemerintah hadir untuk melindungi segenap bangsa. (RY/TH/BS/BSE)