(Jakarta, 7/1/2013) Kisah luar biasa  dan langka terjadi di sebuah penerbangan rute Timika-Makasar dimana persalinan berhasil dilakukan  di pesawat Merpati Airlines MZ845 pada Minggu malam (6/1).

 
Salah seorang penumpang yang tengah hamil 27 Minggu, Harmani (33) usai take off sekitar 15 menit tiba-tiba mengeluh sakit perut dan merasa akan melahirkan anak ketiganya. Sontak kondisi ini membuat 'panik' kru pesawat. Dengan sigap dan terlatih, pramugari yang bertugas yakni Rahmasari, Anisya Abdullah, Musyaroful Laila, dan Sherly langsung melakukan tindakan membantu persalinan penumpang tersebut.
 
Sebelum terbang, menurut Direktur Operasional PT Merpati Airlines Asep Eka Nugraha, pihaknya telah melakukan prosedur yang ditentukan Kementrian Perhubungan. Crew Merpati sudah mendapatkan keterangan dari suami yang bersangkutan dan kantor kesehatan Pelabuhan Kelas III Biak, wilayah kerja Bandara Mozes Kilangin yang menyatakan kehamilan memasuki 27 minggu dan aman untuk melakukan perjalanan udara.
 
"Petugas Check in Counter mengarahkan penumpang tersebut untuk ke dokter karantina bandara dan surat rekomendasi menyatakan Ibu Harmani layak untuk diangkut melalui penerbangan Merpati," ujar Asep di Jakarta, Senin (7/1).
 
Untuk itu, menurut Direktur Operasional Merpati Nusantara Airlines Asep Eka Nugraha manajemen memberikan penghargaan sebesar-besarnya dan mengucapkan kebanggaan karena telah mampu membantu menyelamatkan dan menyukseskan persalinan.
 
"Kami memberikan penghargaan dan bonus paket wisata bersama keluarga serta kenaikan golongan di perusahaan," imbuh  Asep.
 
Anti salah seorang penumpang (siswa akademi perawat) yang turut membantu persalinan hingga selesai menurut Asep juga mendapatkan penghargaan berupa paket wisata.
 
Keberhasilan penyelamatan penumpang melahirkan ini,
menurut Asep bukti bahwa keterampilan yang dilatih untuk penanganan medis di atas pesawat yang dilakukan Tim Latih Merpati memberikan dampak positif bagi kru.
 
Musyaroful dan ketiga kawan pramugari mengaku sempat panik pada kondisi mendadak tersebut, namun satu sama lain saling menenangkan dan langsung siap siaga mempersiapkan segala kebutuhan medis dan perlengkapan bakal jabang bayi wanita tersebut.
 
"Kami bersyukur dapat selamat keduanya karena kondisi sangat darurat dan penumpang tidak mau pindah dari bangku duduknya," ujar Musyaroful.
 
Setelah tiba di Bandara Hasanuddin, ibu dan bayi langsung dibawa ke rumah sakit terdekat dengan mobil ambulance yang sudah disiapkan.
 
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementrian Perhubungan Bamban S Ervan mengemukakan, upaya yang dilakukan kru pesawat patut diberi penghargaan karena kesigapannya dalam menolong persalinan penumpang tersebut.
 
"Sesuai CASR tentang Pengoperasian pesawat udara untuk perempuan hamil dibawah umur tiga bulan dan lebih dari tujuh bulan dilarang menggunakan pesawat terbang kecuali maskapai mau," tutur Bambang.
 
Bambang menambahkan, untuk semua perempuan hamil apabila akan  melakukan perjalanan menggunakan pesawat maka harus ada surat keterangan atau rekomendasi dokter. (CHAN)