JAKARTA. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut pengelola Port of Rotterdam telah menyampaikan kesediaannya untuk berinvestasi pada proyek Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara.

“Berkaitan dengan investasi di Kuala Tanjung kita sudah mendapatkan surat penegasan dari Port of Rotterdam, mereka sudah bersedia menjadi partner kita di Kuala Tanjung, Port of Rotterdam tidak saja ingin mengelola tapi juga ingin berinvestasi,” kata Menhub Budi saat ditemui usai melaksanakan Serah Terima Proyek Peningkatan Vessel Traffic Systems (VTS) Fase II Selat Malaka dan Selat Singapura dari Pemerintah Jepang ke Pemerintah Indonesia di Jakarta (5/6).

Akan tetapi, kata Menhub kesempatan kerjasama ini tetap membuka kesempatan negara lain untuk terlibat dalam investasi di Kuala Tanjung. Menurut Menhub selain pembangunan pelabuhan tahap II ada sejumlah proyek lain yang membuka kesempatan bagi negara lain untuk berinvestasi.

“Karena project ini besar sekali, ada tiga tahap dan ini juga berkaitan dengan bukan saja pelabuhan tapi juga ada KEK (kawasan ekonomi khusus), kereta api, juga ada land development, dan jalan tol maka banyak sekali project-project yang dimungkinkan oleh investor (bisa masuk), ” jelasnya.

Lanjutnya, nantinya Pelabuhan Kuala Tanjung akan menjadi suatu model baru pelabuhan yang sangat canggih di Indonesia, terkait hal ini Menhub mengaku sudah membicarakan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri BUMN Rini M Soemarno.

“Kuala Tanjung, saya sempat bicara dengan ibu Menteri Keuangan dengan ibu Menteri BUMN, kita akan menjadikan suatu model, suatu bentuk pelabuhan yang sangat canggih dengan suatu cara-cara kepabean dan teknologi pengangkutan yang advance sehingga kita mempunyai suatu competitive advantage,” ujar Menhub.

Dijelaskan Menhub, selain Belanda dalam hal ini Port of Rotterdam, terdapat sejumlah negara yang telah menyatakan keseriusannya untuk berinvestasi di Kuala Tanjung yaitu Cina dan Dubai. Menhub mengaku juga telah mengajak Jepang untuk turut terlibat dalam project Kuala Tanjung.

“Oleh karenanya kita mengajak beberapa pihak termasuk Jepang, saat ini memang yang sudah serius untuk Kuala Tanjung selain Belanda ada Cina dan ada juga Dubai, jadi ini kolaborasi, kolaborasi bisa macam-macam, bisa saja shipping linenya kerjasama dengan kita, jadi kerjasama ini tidak terbatas karena ini akan menjadi pelabuhan yang besar yang bisa menampung banyak kegiatan secara internasional,” ucap Menhub.

Terkait proyek pembangunan Pelabuhan Patimban di Jawa Barat, Menhub Budi mengatakan proyek kerjasama Indonesia dengan Jepang ini akan segera dimulai pembangunannya paling lambat pada awal 2018, “kira-kira Agustus kita tanda tangan setelah itu kita harus lelang, saya harapkan akhir 2017 paling lambat awal 2018 sudah mulai membangun,” kata Menhub.

Nantinya pengelolaan Pelabuhan Patimban akan dilakukan secara kombinasi antara Indonesia dengan Jepang dengan komposisi Indonesia 51% dan Jepang 49%. (GD/TH/BS/JAB)