(Jakarta, 1/8/2010) Sebuah perusahaan asal India, Mumbai grup, telah menyatakan minatnya untuk menanamkan investasinya pada proyek pembangunan sejumlah bandara di Indonesia.

"Mereka sudah datang langsung ke kita, menanyakan di bandara mana saja mereka bisa menanamkan modalnya," jelas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti S Gumay, usai memimpin Apel Siaga di Terminal 3 Bandara Soetta, Cengkareng, Rabu (1/8).

"Kami tawarkan setidaknya tujuh bandara yang ingin dikembangkan kepada mereka. Yaitu Samarinda, Banten, Kalimantan Barat, Kertajati dan Denpasar. Kebanyakan pembangunan itu untuk pengembangan terminal baru," lanjutnya.

Menurut Dirjen Herry, tidak menutup kemungkinan pemerintah akan menawarkan pengembangan Bandara Soekarno-Hatta kepada perusahaan tersebut. Hal itu sejalan rencana Kementerian BUMN untuk mencarikan rekanan bagi PT Angkasa Pura II dalam mengembangkan bandara terpasat tersebut.

"Sampai saat ini tidak ada ketentuan investor asing tidak boleh mayoritas dalam investasi bandara. Karena bandara tersebut akan tetap ada di Indonesia, tidak bisa mereka bawa pulang. Nanti tinggal hitung-hitungan pembagian revenue saja antar keduanya dalam kontrak B to B," jelasnya.

Direktur Utama Angkasa Pura II Tri S Sunoko menambahkan, saat ini pihaknya tengah mengevaluasi skema terbaik kerjasama dengan calon investor Bandara Soekarno-Hatta tersebut. Untuk kemudian diajukan ke Kementerian BUMN.

"Kemungkinan nanti akan dibentuk holding company. Karena kalau dari sisi pendanaan, tentu akan berat bagi kami untuk investasi sendiri," pungkas Tri. (DIP)