(Jakarta, 19/8/2011) Pengusaha diminta untuk lebih ketat mempersiapkan armadanya dalam rangka angkutan lebaran yang sudah semakin dekat. Kelaikan jalan harus mendapatkan perhatian serius sebelum bus dijalankan untuk mengangkut penumpang yang akan pulang ke kampung halamannya.

Apabila ditemukan bus yang tidak laik jalan, pengusaha tidak boleh mengeluarkannya dari pool kendaraan. Tak hanya itu saja, pengusaha juga harus menyiapkan pengemudi dengan baik dan dicek kesehatannya.

“Bagi perjalanan jarak jauh, pengusaha bus harus menyiapkan dua supir agar bisa bergantian karena berdasarkan ketentuan, supir maksimal mengemudi empat jam dan setelah itu beristirahat dan digantikan supir lainnya,” ujar Dirjen Perhubungan Darat, Kementrian Perhubungan Suroyo Alimoeso usai pertemuan dengan pengusaha PO Bus di Jakarta, Jumat (19/8).

Pelayanan terhadap penumpang menurut Suroyo juga harus ditingkatkan, salah satunya dengan menyiapkan pool sebagai rest area,  memerhatikan kamar mandi agar senantiasa bersih bagi penumpang yang akan berangkat pulang mudik namun datang terlalu dini.

Selain dari pihak pengusaha, sebagai regulator pihaknya juga sudah mengintruksikan kepada seluruh kepala terminal dan jajarannya agar wajib melakukan pengecekan terhadap bus yang akan diberangkatkan.

“Apabila ada bus yang menggunakan ban depan vulkanisir maka tidak boleh jalan, karena bisa membahayakan perjalanan,” imbuh Suroyo.

Selain itu, terhadap bus yang menurunkan penumpangnya di tengah jalan, ditambahkan Suroyo maka akan mendapatkan sangsi hingga pencabutan ijin operasi pada bus tersebut. Dan diharapkan penumpang tidak perlu takut untuk melaporkan kejadian yang menimpa mereka ke petugas atau melalui call center yang tersedia.

Lebih lanjut Suroyo menegaskan kepada seluruh pengusaha bus agar memberitahukan kepada pengemudinya agar berhati-hati selama dalam perjalanan, apalagi jumlah kendaraan sepeda motor akan meningkat hingga 7,4 persen, maka akan meramaikan jalan raya sepanjang jalur mudik mendatang.

Sementara itu, Sekretaris Organisasi Gabungan Angkutan Darat (ORGANDA) Ardiansyah mengemukakan bahwa hingga saat ini pihaknya sudah menyiapkan segala kebutuhan untuk angkutan mudik. Sebanyak 34.860 armada regular dan 2.800 bus pariwisata untuk cadangan sudah disiapkan.

Pada tahun ini, menurut Ardiansyah diprediksikan akan mengalami peningkatan jumlah penumpang satu sampai dua persen saja, mengingat jumlah pengguna kendaraan pribadi baik roda empat maupun roda dua semakin meningkat.

“Kalau tahun lalu jumlah pemudik menggunakan angkutan bus mencapai 4,9 juta penumpang, pada tahun ini diprediksikan akan meningkat menjadi 5,1 juta penumpang,” ujar Ardiansyah.

Namun begitu, menurut Ardiansyah, angkutan lebaran ini bukanlah momen mencari keuntungan bagi pengusaha bus, karena jumlah penumpang tidak meningkat secara signifikan sementara kepadatan lalu lintas dan biaya operasional semakin tinggi, akibat waktu tempuh yang lebih lama.

Dia memberikan contoh, apabila biasanya dari Jakarta ke Yogyakarta bisa ditempuh dalam waktu sembilan jam saja, pada musim mudik  lebaran perjalanannya bisa mencapai 15-16 jam. Sementara pulang dari Yogya ke Jakarta biasanya bus dalam keadaan kosong untuk kembali mengangkut penumpang dari Jakarta.

“Otomatis dengan waktu tempuh yang lebih panjang, maka produktivitas berkurang sementara jumlah bahan bakar yang dibutuhkan bertambah. Jadi angkutan lebaran ini tidak semata-mata karena demand yang tinggi kemudian kami menaikkan tarif, tetapi bagaimana operasional kendaraan dan pelayanan bisa lebih baik dan berefek kepada kenyamanan dan keamanan penumpang,” urai Ardiansyah.

Pihak Organda menurut Ardiansyah juga mengharapkan agar infrastruktur jalan bisa mendapatkan perhatian lebih besar lagi. Untuk jalur di Jawa sudah lumayan baik, namun untuk lintas Sumatera kondisinya masih kurang baik dan ini tentu saja akan menghambat perjalanan dan memicu kebutuhan perawatan yang lebih. (CHAN)