(Medan, 23/10/09) Proses penerbangan perdana calon jemaah haji Sumatera Utara Embarkasi Medan dilakukan Jumat (23/10). Sebanyak 455 jemaah termasuk di dalamnya lima petugas haji, terbang menuju Bandara Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Arab Saudi, menggunakan pesawat Boeing 747-400 yang disewa Garuda Indonesia dari Corsairfly (Perancis).

Pesawat jumbo jet dengan nomor penerbangan GA 3101 yang membawa calhaj asal Kabupaten Labuhan Batu tersebut, lepas landas dari Bandara Polonia pukul 17.10 WIB, atau molor sekitar 20 menit dari yang dijadwalkan, yaitu pukul 16.50 WIB.

Proses pelepasan jemaah kloter pertama itu dilakukan Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin di Asrama Haji Sumut dan seluruh jajaran terkait, mulai dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Sumut selaku Panitia Pelaksanaan Ibadah Haji (PPIH), perangkat pemerintahan setempat hingga perwakilan DPRD Sumut dan sejumlah kepala daerah tingkat II. Turut hadir pada prosesi pelepasan sekaligus pembekalan itu Ketua Komisi VIII DPR Asrul Azwar.

Syamsul Arifin dalam sambutannya meminta kepada calon jemaah haji Embarkasi Medan mengutamakan disiplin, sabar dan menyerahkan diri kepada Allah SWT agar dapat menyempurnakan rukun Islam kelima tersebut dengan baik.

”Dalam melakukan ibadah haji harus ikhlas. Pemerintah sudah berbuat banyak untuk membantu kita untuk melancarkan proses pelaksanaan ibadah haji ini. Sekarang enak bisa naik pesawat yang hanya butuh waktu sekitar 9 jam. Kalau dulu kita berangkat haji naik kapal laut, 14 hari baru sampai,” ujarnya.

Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Sumut Syariful Mahya Bandar menjelaskan, sehari sebelum diberangkatkan menuju Jeddah, jemaah haji Embarkasi Medan yang berasal dari seluruh penjuru Sumut terlebih dahulu dikarantina di asrama haji yang berada tak jauh dari Bandara Polonia. ”Jemaah Kloter I ini masuk asrama hari Kamis (21/10), pukul 15.00,” jelasnya.

Aturan wajib menjalani karantina sejak sehari sebelum waktu pemberangkatan  juga diberlakukan bagi jemaah Kloter II yang akan diberangkatkan pada Sabtu (24/10) menggunakan penerbangan GA 3102 pukul 14.00 WIB dan dijadwalkan tiba di Madinah pada hari yang sama pukul 18.40 waktu setempat.

Pada masa haji 2009/1430 H ini, total jemaah Embarkasi Medan mencapai sebanyak 8.108 jemaah (termasuk 90 petugas) dari 22 kota dan kabupaten di Sumatera utara yang terbagi dalam 18 kelompok terbang (kloter) dalam dua gelombang pemberangkatan. Sebanyak 12 kloter pada gelombang pemberangkatan pertama, akan diterbangkan dari Polonia langsung menuju Madinah mulai 23 Oktober hingga 6 November 2009. Sedangkan enam kloter sisanya di gelombang kedua, akan diterbangkan menuju Bandara King Abdul Azis (KAA) Jeddah, 7-13 November 2009.

Menurut jadwal, proses pemulangan jemaah Debarkasi Medan 12 kloter gelombang pertama dari Jeddah dilakukan pada 2-16 Desember 2009. Sementara enam kloter gelombang kedua dijadwalkan pulang melalui Madinah pada 17-23 Desember 2009.

Terapkan Aturan Khusus Pengamanan Bandara

Kepala Administrator Bandara Polonia Razali Abubakar menjelaskan, terkait pelaksanaan pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji tahun 2009 (1430 H) ini, pihaknya menerapkan standar khusus terkait pengamanan bandara dan keselamatan penerbangan. Antara lain meningkatkan sistem pengecekan baik terhadap calon penumpang, muatan kargo, hingga petugas yang bertugas di lapangan.

”Untuk penumpang, mereka sudah kita screening satu persatu di asrama haji. Kita tempatkan petugas kita di sana untuk melakukan pemeriksaan. Jadi, tidak ada lagi proses pemeriksaan calon penumpang di bandara. Dari asrama, mereka langsung naik bus dan diantar hingga ke tangga pesawat. Jadi, tidak perlu berlama-lama menunggu di bandara. Di gerbang masuk ke dalam bandara, bus-bus jemaah juga kita inspeksi ulang,” paparnya.

Untuk barang bawaan bagasi kargo sendiri, pengecekan dilakukan beberapa jam sebelum pemberangkatan dilakukan. Bahkan, katanya, sejak pagi bagasi sudah diperiksa dan dimuat ke dalam pesawat. ”Untuk petugas haji di luar petugas keamanan bandara, aturan ketat juga kita terapkan. Kita sediakan pas masuk ke bandara secara terbatas agar tidak terlalu banyak orang yang tidak berkepentingan masuk ke areal bandara. Pas ini dikeluarkan Adbandara, Kacab PT AP II, atau pejabat lain yang ditunjuk,” Razali menambahkan.

Menurutnya, pelaksanaan pelayanan pengamanan selama masa haji dilakukan oleh personel gabungan yang meliputi petugas keamanan bandara, TNI AU dan aparat Polri. Pengamanan di wilayah Ring I  yang meliputi sisi udara (airside) dan gedung terminal menjadi tanggung jawab personel Airport Security, POM TNI AU dan petugas Pengamanan Tertutup. Kemudian pada wilayah landside yang merupakan area Ring II, konsentrasi pengamanan dibebankan kepada Airport Security, TNI AU dan Polri.

”Sementara tugas pengamanan di Ring III, yaitu wilayah-wilayah di luar Ring I dan II, dilakukan sepenuhnya oleh TNI AU,” pungkas Razali.

Sementara itu, menurut Kepala PT Angkasa Pura II Cabang Polonia Endang Sumiarsa, selama proses pemberangkatan dan pemulangan haji ini arus lalu lintas pesawat di bandara yang dikelolanya itu meningkat secara signifikan. Karena tidak hanya memfasilitasi penerbangan reguler dan haji untuk Embarkasi Medan, Bandara Polonia juga melayani pesawat pengangkut haji asal Embarkasi Solo yang transit untuk pengisian bahan bakar (refueling).

”Pesawat jemaah haji Solo yang transit di sini mencapai 34 kloter. Karena itu, dari biasanya bandara hanya dibuka sampai pukul 24.00, sekarang kita buka selama 24 jam penuh. Saking padatnya, pergerakan pesawat take off dan landing bisa setiap 10 menit sekali, dari sebelumnya sekitar 15 menit,” jelasnya.

Untuk mengatasi kendala seperti pesawat yang mengalami gangguan kerusakan, pihaknya juga telah menyiapkan skenario penanganan. ”Misalnya, apabila pesawat rusak dan harus diperbaiki, pesawat tersebut harus tetap berada di areal parkir B11. Kemudian apabila pesawat pengganti juga mengalami gangguan kita sediakan area parkir B9, selanjutnya pesawat pengganti berikutnya akan diparkir di taxiway alpha,” jelasnya.

Endang menambahkan, secara umum pelayanan penerbangan haji tahun 2009/1430 H di Bandara Polonia Medan telah disiapkan dengan baik. Namun, terbatasnya kapasitas apron apabila dua pesawat jumbo jet pengangkut jemaah haji perkir bersamaan, sangat berpotensi mengganggu perencanaan parkir pesawat reguler lain.

”Karena dua pesawat haji itu akan menggunakan empat parking stand, sementara yang tersedia di sini hanya 11 parking stand,” paparnya.

Kendala lainnya, ungkap Endang, adalah tidak tersedianya fasilitas mushala sementara untuk keperluan sholat calon jemaah haji yang menunggu izin untuk naik ke pesawat. Untuk itu, dia menyarankan agar ke depan kondisi tersebut diantisipasi dengan dibuatkannya tenda/kubah ang dilengkapi faslitas air bersih untuk wudlu calhaj di daerah pengendapan bus haji. (DIP/YS)