(Jakarta, 25/4/2014) - Penerapan Intelligent Transportasi System (ITS) atau sistem transportasi pintar diharapkan bisa memperbaiki kondisi lalu lintas jalan yang dari tahun ke tahun semakin tinggi tingkat kemacetannya.

Menurut Menteri Perhubungan EE Mangindaan, kecepatan lalu lintas di kota besar saat ini rata-rata kurang dari 20km/jam dan modal share angkutan umum pada kota metro dan kota besar masing-masing baru mencapai 27,2 persen dan 7,0 persen.

"Untuk itu diperlukan langkah strategis dan dengan penerapan ITS ini diharapkan bisa memberikan pelayanan dalam satu kesatuan sistem teringertasi, real time, dan memenuhi harapan pengguna jasa transportasi," jelas Menhub di Jakarta, Kamis (24/4).

Seperti diketahui, beberapa aplikasi ITS yang sudah diterapkan diantaranya aplikasi penunjuk arah berikut potensi kemacetan sepanjang ruas jalan, aplikasi posisi sarana transportasi, dan alat pengendali lalu lintas (APILL) yang terintegrasi di perkotaan.

"Kunci keberhasilan penerapan ITS, kompabilitas antar peralatan dan pertukaran data melalui standardiasi yang sudah diakui internasional," ujar Menhub.

Menhub juga meminta kepada Litbang Kemenhub untuk terus meningkatkan penelitian untuk meningkatkan kualitas layanan dan inovasi baru pengembangan sistem transportasi, mengaplikasikan program, dan terus meningkatkan sinergi antarlembaga, pemerintah, lembaga riset, dan swasta.

Kepala Badan Litbang, Elly Adriana Sinaga menambahkan, bahwa saat ini pihaknya tengah menyiapkan kerja sama dengan waze google untuk real time traffic info, dan navigasi lalu lintas.

"Nantinya tidak hanya kemacetan yang dilaporkan, namun juga bila terjadi musibah banjir atau kendala lain akan dapat diperoleh infonya sehingga masyarakat bisa mengalihkan lalin yang akan dilalui," kata Elly. (CHA)