Tanjungpandan - Melihat potensi pariwisata alam yang sangat menakjubkan, Pemerintah Kabupaten Belitung Provinsi Bangka Belitung berharap Bandara HAS Hananjoeddin bisa menjadi bandara internasional untuk menunjang pariwisata. Dengan menjadi bandara internasional, maka para turis mancanegara bisa melakukan penerbangan langsung ke Belitung.
Bupati Belitung Provinsi Bangka Belitung (Babel) Sahani Saleh mengatakan, Bandara HAS Hananjoeddin merupakan pintu gerbang masuknya wisatawan baik domestik maupun manca negara ke Pulau Belitung.
"Belitung
dekat dengan Singapura dan Malaysia. Jika bisa menjadi bandara internasional, maka akan ada penerbangan
langsung dari ke dua negara tersebut ke Belitung," ujarnya dalam lokakarya
Wartawan Perhubungan "Menata Transportasi, Meningkatkan Daya Saing"
di Aula Pemkab Belitung, pekan lalu.
Saat ini kata dia, Bandara Hananjoeddin
memiliki panjang landasan 2.250 meter dan lebar 45 meter.
Untuk itu, perlu dilakukan pengembangan panjang
landas pacu menjadi 2.800 meter sehingga mampu didarati pesawat yang lebih
besar.
Pemkab Belitung lanjut dia, telah menyediakan lahan untuk pengembangan Bandara Hananjoeddin.Kami akan sediakan lahan dan pendanaan melalui APBD.
"Dana
pembangunan Bandara Hananjoeddin ditanggung oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi Bangka Belitung dan Pemerintah Kabupaten
Belitung," ujarnya.
Pengembangan Bandara Hananjoeddin, lanjut dia,
untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah penumpang di bandara yang dikelola oleh Unit Penyelenggara
Bandar Udara (UPBU) Kementerian Perhubungan tersebut, karena tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Belitung.
"Penerbangan
dari Jakarta hanya 45 menit. Sementara infrastruktur jalan menuju daerah wisata
cukup bagus, sehingga potensi wisata di Belitung cukup besar untuk
dikembangkan," kata dia.
Di tempat yang sama, Direktur Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso
mengatakan, penetapan bandara internasional dilakukan oleh Menteri Perhubungan setelah
berkordinasi dengan menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang keimigrasian,
kepabeanan dan bidang kekarantinaan dalam rangka penempatan unit kerja dan
personilnya.
Penetapan bandara internasional mempertimbangkan beberapa
aspek yaitu, rencana induk nasional bandar udara, pertahanan dan keamanan
negara, perkembangan pariwisata, kepentingan dan kemampuan angkutan udara
nasional serta pengembangan ekonomi nasional dan perdagangan luar negeri.
Agus menambahkan, dalam aspek pengembangan
pariwisata, pemerintah telah memiliki konsep pengembangan bandara di daerah tujuan wisata."Bandara internasional di daerah destinasi
pariwisata diperlukan sebagai hub dan pintu gerbang pariwisata nasional,"
ujar Agus.
Direktorat Perhubungan Udara Kementerian
Perhubungan telah melakukan nota kesepakatan bersama dengan Pemprov Bangka Belitung dan Pemkab Belitung tentang
pengembangan Bandara Hananjoeddin pada tahun 2015.
Dalam rencana pengembangan tersebut landas pacu Bandara Hananjoeddin diperpanjang 100 meter sehingga menjadi 2.325 meter dan lebar tetap 45 meter.
Saat ini ketebalan landasan (PCN) 46, landas hubung A 75 meter x 20 meter, landas hubung B 75 meter x 23 meter. Landas parkir 235,6 meter x 87,5 meter, critical aircraft B.737 / A 320 dan kapasitas apron 3 B 737 dan 2 ATR 72.
Rute yang melayani penerbangan dari ke Tanjung Pandan adalah Jakarta, dan Pangkalpinang.Semantara maskapai yang melayani penerbangan di Bandara Hananjoeddin adalah Sriwijaya Air, Citilink, Garuda Indonesia dan Wings Air.
Data
pergerakan penumpang di Bandara Hananjoeddin menyebutkan pada tahun 2014 jumlah
yang datang sebanyak 307.960 orang, naik 15,11 persen dari tahun 2013
sebanyak 267.535 orang. Sedang yang berangkat sebanyak 308.909 orang, naik 14,
53 persen dari tahun 2013 sebanyak 269.720 orang.
Sedangkan jumlah penumpang tahun 2015 sampai dengan
bulan April kedatangan sebanyak 25.604 orang, turun 3,5 persen dari tahun 2013
sebanyak 26.552 orang dan keberangkatan sebanyak 26.187 orang, naik 1,8 persen
dari periode sama tahun 2013 sebanyak 25.771 orang. (SNO)