(Jakarta, 3/4/2011) Untuk menghadapi Open Sky di ASEAN yang berlaku mulai 2015, pemerintah telah menyiapkan lima bandara bertaraf internasional. Kelima bandara tersebut yakni Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Juanda Surabaya, Kuala Namu Medan, Sultan Hasanudin Makassar, dan Ngurah Rai Denpasar. Demikian dinyatakan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti S. Gumay saat menghadiri acara Airlines Day di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (3/4).
 
 “Dipilihnya kelima bandara tersebut karena dari segi infrastruktur dinilai paling siap,” terang Herry. Ditambahkannya persiapan Asean Open Sky sudah dimulai sejak 2009 seperti melakukan efisiensi infrastruktur di bandara, peningkatan landasan pacu, taxiway, dan pembangunan sistem navigasi terbaru.
 
Selain dari segi infrastruktur, dipilihnya kelima bandara tersebut juga karena telah memiliki kelengkapan air safety and security juga telah dipunyai. "Secara security juga sudah siap. Yang lima ini sudah siap," tambah dia. Tapi, kata Herry, jumlah bandara yang mungkin akan ikut serta dalam Open Sky akan bertambah ke depannya. Ada tahapan untuk itu. "Mungkin kedepannya berkembang," ujarnya.
 
Herry menambahkan Open Sky ini pastinya akan berdampak pada perusahaan penerbangan nasional. Untuk itu perusahaan penerbangan nasional harus siap untuk kompetisi guna memperoleh keuntungan maksimal dalam sektor perdagangan, turisme dan pilihan konsumen. “Perusahaan penerbangan harus berperan aktif dan dapat mengambil keuntungan dengan dibukanya akses open market di Asean,” jelas Herry.


Ketua INACA Emirsyah Satar, mengharapkan maskapai anggota INACA untuk bersiap-siap menghadapi persaingan yang ketat dengan maskapai asing dalam pembukaan wilayah udara antarsesama anggota negara ASEAN (ASEAN Open Sky).


"Ya tentunya kalau pemain bertambah pasti pengaruh. Tapi lihat opportunity (kesempatan) ASEAN, marketnya adalah Indonesia. Baik penumpang, jumlah pertumbuhan, anggota INACA harus siap-siap," kata Emirsyah. (HH)